| 5 Views

Muharram, Saatnya Meraih Kembali Kemuliaan

Oleh: Ummu Choridah Ummah
Aktivis Muslimah

Hari terus berganti, waktu tidak bisa kembali, tak terasa umat muslim sudah memasuki Tahun Baru 1447 Hijriah. Kini saatnya umat muslim untuk merenungi diri, Apakah sudah memenuhi kriteria sebagai seorang muslim yang taat? Apakah sudah menjalankan syariat secara kaffah? Ataukah kita tidak ada perubahan, masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya? Maka, inilah saatnya bagi umat muslim untuk bermuhasabah diri sebagai seorang muslim dan seorang umat.

Hijrahnya Rasulullah dari Mekah ke Madinah sebagai titik awal ditentukannya tahun Hijriah. Semangat berhijrah sudah terbentuk sejak bulan Muharram dan pelaksanaan hijrah dilakukan di bulan Safar. Ali bin Abi Thalib ra yang mengusulkan hijrahnya Rasulullah sebagai titik awal Tahun Baru Islam karena beliau menyadari bahwa peristiwa hijrah ini bukan hanya perpindahan tempat. Namun, lebih dari itu hijrah Rasulullah telah memisahkan kekufuran kepada Islam.

Adapun yang mengusulkan Muraharram sebagai awal dari Tahun Hijriah adalah Utsman bin Affan ra. Pada saat penentuan ini yang menjadi khalifah adalah Umar bin Al-Khaththab ra. Maka, beliaulah yang kemudian memutuskan semuanya. Peristiwa ini sangat membekas pada diri sahabat dan umat saat itu, mereka menemukan sebuah cahaya di tengah kegelapan. Sehingga peristiwa ini selalu menjadi pengingat setiap tahunnya untuk terus melakukan perubahan kearah yang lebih baik.

Kondisi Saat Ini

Alih alih melakukan perubahan yang lebih baik, negara justru berada diambang kehancuran. Dalam bidang perekonomian yang terus digerogoti oleh para koruptor mulai dari pertamina, pembiayaan ekspor, dana iklan BJB hingga pada kasus timah. Rakyat tidak habis pikir dengan keserakahan para pemimpin negara, tidak puas dengan mengambil hak rakyat para penguasa dengan ambisinya mampu merusak alam yang seharusnya dirawat dan dijaga. Sampah kian lama menggunung tidak ada solusi tuntas yang dapat mengatasi persoalan ini hingga pencemaran lingkungan, kasus pagar laut yang masih bergulir dan banyak merugikan masyarakat terutama nelayan, hingga yang masih hangat diperbincangkan kebijakan tambang nikel di Raja Ampat yang menimbulkan banyak kerusakan. Sungguh ironi negara dengan kekayaan alam melimpah namun, tidak mampu mengelolanya dengan baik, sehingga hanya kerusakan yang terjadi.

Di balik kebijakan dan perilaku para penguasa yang banyak merugikan masyarakat. Masyarakat merasa khawatir karena tidak ada lagi tempat yang aman untuk sekadar menjaga dirinya. Kasus kekerasan seolah menghantui disetiap sudut, di sekolah, tempat kerja, fasilitas umum bahkan di rumah sendiri pun kekerasan bisa terjadi kapan saja. kemenppa mencatat sepanjang tahun 2025 telah terjadi 13.254 kasus kekerasan diantaranya 2.733 korban laki-laki dan 11.393 korban perempuan (kemenpppa.go.id 26-06-2025).

Di bidang pendidikan tak kalah menyayat hati, ketika pendidikan bermasalah maka tak heran jika angka kasus kekerasan sangatlah tinggi, sebab pendidikan tidak dijadikan prioritas dalam membangun sebuah negara. Terlihat dari banyaknya sekolah-sekolah yang rusak, Vivi Andriani selaku Kepala Biro Perencanaan Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah mengatakan " Dari total satuan pendidikan di daerah 3T sebanyak 20 ribu, 10 ribunya masih dalam kondisi rusak". (Tempo.co.id 26-06-2025)

Jauh dari urusan dalam negeri nasib umat Islam makin suram, genosida Palestina masih terus terjadi. Para penguasa negeri muslim berkhianat pada Palestina, mereka menutup mata kepada jutaan rakyat palestina yang terjajah bertahun-tahun. Zionis tidak puas dengan kekerasan yang telah mereka lakukan, mereka pun memblokade total seluruh bantuan untuk rayat Palestina. Dengan kondisi separah ini penguasa negeri muslim tetap menutup mata dan telinga. Sesungguhnya Rasulullah telah berpesan bahwa setiap muslim adalah bersaudara dan mereka ibarat satu tubuh. Namun, saat ini tubuh itu terbagi-bagi dalam sebuah negara yang dibatasi dengan nasionalisme. Sekat-sekat inilah yang menjadikan umat jauh dari kemuliaan, penguasa muslim tidak melindungi satu sama lain, mereka sibuk menata negaranya sendiri. Sehingga muslim tidak dapat bersatu untuk mendapat kemuliaan itu.

Muharram: Saatnya Umat Bersatu

Kondisi di atas hanya lah segelintir problematika yang terjadi saat ini, dunia Islam runtuh sejak 100 tahun lalu namun, telah banyak kerusakan terjadi. Tahun baru Islam seharusnya menjadi momen untuk bermuhasabah bagi umat Islam, peristiwa hijrah yang menjadi titik awal kemuliaan umat harus menjadi contoh. Hijrah bukan hanya sekadar fisik namun, juga pemikiran dan sistem. Ketika umat Islam bersatu dalam naungan Daulah Islam, hidup menjadi sejahtera dibalut dengan aturan-aturan Allah, Islam tersebar ke seluruh penjuru dunia dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Islam bukan sekadar persoalan ibadah mahdhah saja seperti shalat puasa zakat dan haji namun, Islam adalah sebuah ideologi yang shahih, yang turunnya langsung dari Sang Maha Pencipta. Maka, ideologi ini perlu untuk dijalankan.

Hijrah Rasulullah saw. membawa perubahan besar untuk dunia Islam. Beliau meninggalkan Mekkah yang menerapkan sistem kufur untuk pergi ke Madinah membangun sebuah negara yang menerapkan sistem Islam. Perjalanan Rasulullah tidak lah mudah, beliau banyak mendapatkan pertentangan, karena dakwahnya sangat bertentangan dengan kaum musyrik Quraisy saat itu. Tanpa rasa takut beliau mendakwahkan Islam dengan berbagai aturan-aturan yang berlawanan. Rasulullah juga berdakwah di luar dari Madinah untuk meluaskan Islam. Kemudian orang berbondong-bondong memeluk Islam karena mendengar kemuliaan yang diajarkan oleh Rasulullah. Dunia Islam kemudian meluas hingga sampai kepada kita, ini semua karena keberanian Rasulullah dalam mengambil langkah hijrah dari sistem yang kufur kepada sistem Islam yang terang. Hingga umat muslim mendapatkan predikat umat terbaik karena kemuliaannya.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

إِذَا جَآءَ نَصْرُ ٱللَّهِ وَٱلْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ ٱلنَّاسَ يَدْخُلُونَ فِى دِينِ ٱللَّهِ أَفْوَاجًا (2) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَٱسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابًۢا (3)

"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan (1), dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong (2), maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. (3). (QS. An-Nasr 110: Ayat 1-3)

Berbeda dengan sekarang, predikat itu tidak pantas disematkan bagi umat Islam. Umat Islam terutama pemimpin-pemimpin muslim sedang melakukan pengkhianatan yang besar kepada umat. Kini saatnya umat Islam merenungkan akar masalah dari kondisi buruk saat ini, sehingga umat Islam kehilangan predikatnya sebagai umat terbaik, umat terpuruk karena semakin jauh dari aturan-aturan Allah swt.

Mari berpikir untuk menyelesaikan permasalahan saat ini, kerusakan yang terjadi dari dalam dan luar negeri bukan soal kebijakan dan keserakahan saja. Lebih besar dari itu bahwa akar permasalahannya adalah sebuah sistem yang rusak, kini memang kita berada di zaman modern namun sistem yang digunakan adalah sistem jahiliyah (kufur)  modern. Karena sistem yang digunakan adalah buah dari pemikiran manusia, bukan dari Allah Sang Khalik. Maka perlu adanya perubahan sistem untuk kemudian mengatasi semua problematika umat secara tuntas.

Kondisi saat ini sama seperti kondisi Rasulullah ketika berada di Mekkah. Maka yang perlu dilakukan adalah hijrah sistem, dari sistem jahiliyah moderen kepada sistem Islam. Allah telah mengatakan  bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, maka bukan hanya perubahan pada diri manusia itu saja, alam semesta pun akan merasakan rahmat yang Allah berikan. Ketika sistem Islam telah diterapkan, umat Islam akan bersatu membentuk kekuatan besar yang tidak terkalahkan. Umat akan saling merangkul satu dengan yang lainnya tanpa sekat apapun.

Khatimah

Persatuan umat dalam sistem Islam ini akan menggetarkan musuh Islam yang selama ini merantai kaki tangan dan mulut para penguasa muslim. Sehingga umat tidak perlu takut ketika menjalankan perintah Allah, karena dengan menjalankannya kemuliaan akan datang pada umat itu sendiri. Maka untuk saat ini yang perlu kita lakukan adalah mendakwahkan sistem Islam kepada umat untuk mendorong kesadaran  akan kebutuhan sistem Islam sebagai junnah bagi umat.

Wallahualam bishawab


Share this article via

0 Shares

0 Comment