| 4 Views
Kapitalisme Melunturkan Figur Guru

Oleh : Muflihatul Chusnia
Kali ini Jember digegerkan oleh kasus yang sangat memalukan, bagaimana tidak, seorang guru ngaji mencabuli santrinya dengan dalih agar cepat bisa ngaji di Kecamatan Pakusari, tersangka berinisial MS 50 tahun.
Guru ngaji tersebut diduga melakukan pelecehan seksual terhadap santrinya yang rata-rata berumur belasan tahun. Karena berkaitan dengan tindak pidana korban dibawah umur, maka penanganannya dilimpahkan ke unit PPA Polres jember, ungkap Kanit Reskrim Polsek Pakusari Ipda Lafatra. ngopibareng, (Selasa. 03/06/2025)
Guru, dalam bahasa jawa merupakan makna dari "di guguh lan di tiru" artinya adalah dipercaya menjadi panutan, uswah hasanah juga orang yang berada di garda terdepan terkait dengan pendidikan. Guru ialah ujung tombak pendidikan yang turut serta bertanggung jawab pada generasi bangsa. Maka dari itu guru akan berusaha memiliki sifat-sifat terpuji dan berbudi luhur. Menjadikan kedudukan seorang guru sangat mulia.
Tugasnya bukan hanya mengajar tapi juga harus bisa memahamkan apa yang disampaikan, mampu menjadi motivator dan trendsetter muridnya. Makanya guru disebut sebagai pahlawan tanpa jasa. Artinya adanya seorang guru atau pengajar sangatlah penting di dunia ini. Peran seorang guru tak bisa digantikan oleh apapun, meskipun dunia saat ini lebih canggih. Apalagi guru ngaji yang memiliki nilai dan tujuan akhirat.
Kasus pelecehan, pencabulan dan penganiayaan yang dilakukan oleh seorang guru atau pengajar seketika melunturkan figur seorang guru. Guru atau pengajar yang seharusnya menjadi teladan kini hilang sebab perilaku amoral. Apalagi kasus diatas dilakukan oleh guru ngaji. Sungguh kenyataan yang sangat miris.
Dari banyaknya permasalahan di dunia pendidikan, dan kasus yang sama yang terus berulang tak ada solusi tepat, malah kasus terus bertambah, artinya ini bukan masalah ranah individu tapi masalah sistem. Sistem kapitalis sekuler yang kita adopsi saat ini.
Sistem batil dan bobrok yang menjadikan manusia rusak, menjadikan manusia berperilaku amoral dan nirempati. Karena agama dijauhkan dari kehidupan, agama tak lagi menjadi acuan.Akibatnya benteng keimanan kandas, sehingga perilaku manusia bebas tanpa batas.
Yakin, masih mau bertahan pada sistem saat ini?
Padahal Allah sudah menawarkan sistem Islam yang memiliki seperangkat aturan yang sempurna untuk melakukan pencegahan dan penindakan dalam berbagai kasus. Kasus pelecehan seksual, pencabulan dan juga kasus kekerasan. Yang solusinya diambil berdasarkan Al-Qur'an dan as-sunah.
Seperti kasus di atas, bahwa manusia memang Allah beri naluri seksualitas pada laki-laki dan perempuan. Namun naluri tersebut harus diatur berdasarkan syariat, bukan di umbar sembarangan. Diantara aturannya adalah laki-laki dan perempuan harus menjaga pandangan, sebagaimana telah Allah SWT sampaikan dalam surat an-nur ayat 30-31.
Dan bagi perempuan Allah memerintahkan menutup aurat yaitu menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan, Allah sampaikan didalam surat Al-ahzab 59 dan surat An-nur ayat 31. Kemudian larangan berkhalwat kecuali disertai mahramnya.Jadi Islam itu sangat menjaga kehidupan laki-laki dan perempuan. Baik didalam masjid, madrasah, kampus atau tempat lainnya. Dan hukuman bagi pelakupun akan berefek jera sehingga mencegah kasus serupa terjadi lagi.
Demikianlah beberapa pencegahan dan aturan kasus pelecehan seksual dan pencabulan dalam Islam. Menciptakan lingkungan yang aman jauh dari perilaku maksiat. Oleh karena itu kita wajib beralih pada sistem yang sohih yaitu Islam. Karena penerapan sistem Islam secara kafah akan melahirkan ketakwaan individu serta komunal.
Wallahu 'alam bishowab