| 191 Views

Sampai Kapan Dunia Abai pada Gaza?

Oleh : Fitri Nur Fadila

Sejak 7 Oktober tahun lalu, konflik Palestina-Israel terus berlanjut hingga saat ini. Setidaknya hampir 40.000 warga Palestina telah tewas, dengan sebagian besar korban adalah warga sipil dan sepertiganya merupakan pejuang Hamas.

Kerusakan yang disebabkan oleh Israel semakin parah dari hari ke hari. Wilayah Palestina banyak yang tidak dapat diselamatkan lagi dan hanya menyisakan puing-puing serta abu. Hal ini mengakibatkan 'wilayah aman' bagi warga sipil semakin menyempit.

Awalnya, sekitar 230 kilometer persegi atau 63 persen dari total wilayah Gaza adalah lahan pertanian dan fasilitas komersial. Namun, dari wilayah yang seluas 120 kilometer persegi itu, kini hanya tersisa 9,5 persen yang masih bisa disebut 'zona aman' bagi warga sipil yang mengungsi.

Tidak hanya itu, obat-obatan yang diperlukan oleh warga Palestina semakin sulit didapatkan. Sekitar 60 persen obat-obatan esensial dan 83 persen pasokan medis di Gaza yang terkepung telah habis akibat perang yang terus berkecamuk serta kontrol dan penutupan perbatasan oleh Israel, kata Kementerian Kesehatan Gaza (Antaranews.com, 25 Agustus 2024).

Kapan konflik Palestina-Israel ini akan berakhir?

Penerapan ideologi kapitalisme telah mengakibatkan kematian jutaan jiwa di seluruh dunia dengan berbagai cara. Ini mencerminkan sistem dunia saat ini yang dianggap jahat. Para pemimpin Muslim juga tampak tidak peduli, bahkan ada yang dianggap sebagai antek musuh Islam. Ini menunjukkan kerusakan dalam kepemimpinan dunia Islam.

Genosida di Gaza adalah perang ideologi. Sayangnya, ideologi Islam baru diemban oleh individu dan belum diadopsi secara resmi oleh negara. Karena itu, yang melawan adalah Muslim Palestina dan individu yang berideologi Islam.

Perang ini adalah perang melawan negara, sehingga membutuhkan tegaknya negara berideologi Islam, yaitu Khilafah, yang akan mendorong adanya jihad. Tegaknya Khilafah memerlukan kesadaran yang sama di tengah umat. Keberadaan kelompok dakwah ideologis sangat dibutuhkan.

Wallahu a'lam.


Share this article via

104 Shares

0 Comment