| 308 Views
Generasi Sadis di Sistem Bengis

Oleh : Yuliana, S.E.
Muslimah Peduli Ummat
Beritasatu.com - Seorang remaja berusia 14 tahun membunuh ayah dan nenek serta menikam ibunya dengan senjata tajam di rumah mereka di Jalan Lebak Bulus I, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari.
Pelaku berinisial MAS tersebut langsung diamankan petugas keamanan perumahan saat berusaha melarikan diri, sementara sang ibu yang mengalami luka tusuk dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung menyampaikan, MAS pada awalnya mengambil pisau di dapur dan masuk ke kamar ayah dan ibunya. Kemudian, MAS langsung menusuk sang ayah yang sedang dalam kondisi tidur.
"Dari interogasi awal dan olah tempat kejadian perkara (TPK) awal, dikuatkan dengan keterangan dari pelaku, dia menusuk ayahnya, lalu ibunya bangun. Ibunya ditusuk juga, tetapi mungkin tidak masuk di tempat yang mematikan," ujar Gogo, Sabtu (30/11/2024).
Setelah menusuk ayah dan ibunya, MAS menusuk sang nenek yang terbangun saat peristiwa penusukan tersebut.
Gogo menerangkan, dari olah TKP, polisi menemukan beberapa titik yang bersimbah darah, yakni di kasur kamar ayah dan ibu pelaku, tangga rumah, depan kamar nenek pelaku, dan ruang tamu.
"Darah juga ada di tembok garasi, di pagar, sampai di sekitar jalan depan rumah. Karena ibunya juga minta tolong tetangga, darahnya juga ada di depan rumah tetangga," papar Gogo.
Diketahui, remaja berusia 14 tahun yang membunuh ayah dan neneknya itu melakukan aksinya sekitar pukul 01.00 WIB. Lokasi kejadian berada di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. 30 November 2024
Generasi di tangan Sekuler
Kosndisi masyarakat saat ini sangat memprihatinkan. Sangat disayangkan kasus anak membunuh orang tua tidak hanya terjadi satu dua kali, namun merupakan fenomena yang itu berarti merupakan problem karena persoalan sistemis
Coba bayangkan seorang anak dengan sangat tega menghabiskan nyawa ayah kandungnya sendiri, menghabiskan nyawa neneknya sendiri, dan mencoba membunuh ibu yang telah melahirkan, menyusui, membesarkan dengan penuh kasih sayang. Kalau diusut sebenarnya siapa yang salah, siapa yang bertanggung jawab atas semua ini.
Remaja yang seharusnya merupakan generasi emas malah menjadi generasi yang ganas. Banyak faktor yang menjadi penyebab. Dan semua itu terkait dengan sistem hari ini yang merusak fitrah manusia, termasuk mengubah karakter masyarakat menjadi masyarakat yang terbiasa dengan kekerasan. Kondisi ini diperparah dengan negara yang tidak menjalankan fungsinya termasuk dalam menyelenggarakan sistem pendidikan yang memiliki visi membina kepribadian dan menjaga Kesehatan mental generasi.
Penjagaan negara terhadap pembentukan karakter anak masih sangat jauh dari yang diharapkan. Terlihat pada kejadian saat ini, anak belia sudah sangat berani melakukan berbagai bentuk kriminal. Seperti kasus yang dipaparkan pada fakta di atas, yakni kasus yang terjadi di Lebak Bulus. Seorang Ramaja, MAS telah melakukan pembunuhan terhadap ayah dan nenekny, serta mencederakan ibunya sendiri.
Tindak kriminal yang dilakukan oleh anak pasti ada faktor penyebabnya. Hal ini bisa jadi anak tersebut mengalami tekanan dari keluarga. Berada di lingkungan yang tidak kondusif, dan yang paling jelas adalah berada di sistem yang tidak menjalankan syariat Islam. Di mana sistem yang tidak mampu meriayah anak-anak dan tidak bisa menjadi junnah.
Masalah anak-anak sebagai generasi harapan bangsa dan agama bukan lagi menjadi hal yang langka. Dan buakan hanya kenakalan remaja tapi juga remaja sudah menjadi pelaku kriminal, dan anak-anak belia sudah banyak yang berurusan dengan hukum. Jika kita perhatikan anak-anak yang terjerat dengan masalah hukum ini sebagai pelaku kriminal, sangatlah tidak masuk akal karena masih sangat belia. Semestinya seusia ini masih fokus pada kegiatan mendalami ilmu di bangku sekolah. Na’uzubillah.
Banyak lagi problematika anak-anak di negeri ini. Mulai dari prilaku, tutur kata, sikap, karakter, dan sebagainya.
Di setiap sudut negeri ini anak-anak sebagian besar sudah tidak terjaga lagi adab terhadap orangtua sendiri, adab terhadap guru, adab terhadap orang yang lebih tua, adab sesama sebaya, adab kepada yang muda.
Anak usia dini tidak lepas dari lingkaran yang selalu memaksa untuk ikut menjadi korban dari sistem kapitalisme. Anak usia sekolah dasar sudah sangat faham dengan perbuatan-perbuatan yang tidak sepantasnya. Mereka sudah mengenal hubungan intim. Anak usia SMP dan SMA sudah sangat terbiasa dengan pergaulan yang mereka gemari, bahkan acuannya adalah style para kaum kafir. Mulai dari tabaruj, siswa perempuan ke sekolah berdadan berlebihan, pakai bedak yang tebal, lipstik yang merah.
Ketika di jalan kita di sajikan dengan pemandangan yang juga bisa merusak mata hati. Anak-anak seusia SMA se drajat, mereka pagi-pagi nongkrong di pinggir-pinggir jalan beramai-ramai merokok dengan seragam sekolah. Tidak sedikitpun mereka merasa segan dengan orang-orang yang lewat, guru-guru yang lewat, mereka tak bergeming dengan melanjutkan kegitan mereka.
Tak kalah mirisnya lagi penyimpangan dari syari’at yang dilakukan mendapat dukungan dari semua pihak, baik orangtua, masyarakat maupun negara. Dengan dalih biasa anak muda, kayak gak pernah muda aja. Ada yang sudah mulai pacaran sejak usia Sekolah Dasar, yang sangat menyedihkan lagi anak-nak usia Sekolah Dasar sudah ada yang mempraktekkan suka sesama jenis, ada yang lesbian Na’uzubillah.
Generasi di tangan pemimpin Islam
Seyogyanya permaslahan yang berlangsung akan terselesaikan ketika memosisikan khilafah sebagai raa’in yang bertanggung jawab atas kepengurusan rakyat. Islam menjadikan pemimpin sebagai raa’in, yang bertanggung jawab atas rakyatnya termasuk membangun generasi.
Kepemimpinan Islam memiliki tanggung jawab untuk melahirkan generasi cemerlang yang berkualitas, melalui penerapan berbagai sistem kehidupan sesuai dengan Islam.
Kepemimpinan ini mengharuskan negara membangun sistem pendidikan yang berasas akidah Islam dan menghasilkan generasi yang beriman dan bertakwa, menguasai iptek, berjiwa pemimpin
Sejarah panjang penerapan Islam telah membuktikan lahirnya banyak sosok ilmuwan yang juga menguasai ilmu agama dan optimal berkiprah dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Pemimpin Islam menjalankan tanggung jawab berasaskan aqidah Islam. Mereka memahami bahwa tanggung jawab yang di emban akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak, jadi pemimpin dalam Islam sangat hati-hati dalam mengurus rakyat. Semua praturan yang digunakan adalah praturan yang sesuai dengan syari’at.
Dalam Islam generasi akan dibentuk karakternya sesuai dengan syari’at Islam. Dibentuk akhlaqnya, tutur katanya yang ahsan, yang sesuai dengan printah Allah dan rosul.
Rasulullah saw. Menegaskan dalam sebuah hadits:
“tidaklah seorang manusia yang diamanahkan Allah swt untuk memgurus urusan rakyat, lalu ia mati dalam keadaan ia menipu rakyatnya, melainkan Allah mengharamkan surga baginya.” (H.R. Bukhari)
kepemimpin Islam bertanggung jawab untuk melahirkan generasi cemerlang dan berkualitas melalui berbagai sistem dalam syariat. Allah memerintahkan pemimpin menjalankan tanggung jawabnya sesuai dengan tuntunan syari’at Islam bukan yang hukum yang lainnya.
Allah berfirman dalam Al Quran:
“dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka dengan apa yang telah diturunkan Allah, dan jangan kamu mengikuti hawa nafsu mereka.” (QS. Al-Maidah {5}:49)
Oleh karena itu Islam mengharuskan negara membangun sistem pendidikan yang berasaskan aqidah Islam. Jadi, kepemimpinan yang sudah menjalankan kepemimpinan yang sesuai dengan perintah Allah, maka tidak akan kita jumpai lagi kepemimpinan yang abai terhadap kemaslahatan rakyat.
Ketika pemerintahan atau pemimpin sudah menjalankan kepemimpinannya sesuai dengan hukum-hukum Allah, maka akan tercetak generasi-generasi ummat terbaik. Sepanjang sejarah pada masa pemerintahan Islam, banyak pakar-pakar, cendikia cendikiawan Islam yang termasyur. Tokoh-tokoh politik Islam yang cerdas, pemikir-pemikir yang cemerlang.
Hal ini akan terwujud kembali ketika kita kembali ke syariat Islam. Kembalinya kepemimpinan Islam harus dengan tegaknya khilafah. Tegaknya khilafah, ingin khilafah tegak ummat Islam haruslah bersatu, satu dalam pemikiran, satu dalam prasaan dan satu dalam aturan. Allahu akbar.
Wallahua’lam.