| 3 Views

Ayo Bebaskan Palestina dengan Jihad dan Khilafah!

Oleh : Nia Kurniawati
Pegiat Literasi

Begitu menyedihkan dan menyayat hati dengan nasib Palestina saat ini. Dunia bungkam seribu bahasa terhadap genosida ini. Sejak pecah perang (baca : genocida) Israel terhadap Palestina, 7 Oktober 2023, serangan demi serangan tak kunjung berakhir hingga kini korban syahid berjumlah 58.026 orang (www.cnbcindonesia.com, 15 Juli 2025). 

Kamis, 10 Juli 2025 lalu, sedikitnya 15 orang termasuk anak-anak tewas dalam serangan Israel yang menghantam kerumunan warga di luar posko layanan kesehatan di Gaza Tengah. Serangan itu mengenai sejumlah keluarga yang sedang mengantri untuk mendapatkan bantuan gizi dan layanan kesehatan di pos medis di Deir Al Balah. (tirto.id, 10/7/2025).

Kenyataan menggelikan, justru Amerika Serikat melaporkan Pelapor Khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese yang berbicara tentang laporan terbaru di Den Haag, Belanda pada bulan Februari 2025.

Langkah ini diambil menyusul laporan tajam Albanese pada 30 Juni 2025, yang menuding lebih dari 60 perusahaan, termasuk Google, Amazon, dan Microsoft, terlibat dalam apa yang ia sebut sebagai "Transformasi Ekonomi Pendudukan Israel menjadi Genosida". 

Sanksi yang dijatuhkan mencakup pembekuan aset milik Albanese yang berada di wilayah AS, dan kemungkinan pembatasan aksesnya untuk bepergian ke AS. (www.tempo.co, 15/7/2025).

Hingga kini Gaza masih menjadi sasaran genosida mengerikan. Bahkan disinyalir menjadi tempat uji coba senjata. Zionis Yahudi mencari segala macam cara untuk terus melakukan genosida terhadap muslim Gaza. Mereka menahan bantuan makanan agar penduduk Gaza kelaparan hingga meninggal. Menetapkan titik pengambilan bantuan dan kemudian menjadikan massa yang sudah berkumpul sebagai sasaran serangan. Genosida di Palestina ini di luar batas kemanusiaan.

Pemimpin negeri-negeri muslim alih-alih membantu mengusir zionis, mereka justru bergandengan mesra dengan Yahudi dan AS. Sungguh mereka itu pengkhianat sejati. Mereka malah mendukung Two States Solution. Seharusnya mereka menyadari bahwa pembagian Palestina menjadi dua negara sama sekali bukan solusi. 

Akar masalah adanya Yahudi ini, adalah kepentingan Barat di wilayah umat Islam yang secara geopolitik disebut Timur Tengah. Sebelumnya Inggris dan Eropa yang memiliki kepentingan di wilayah ini, sekarang menjadi kepentingan AS. Kita ingat mulai perjanjian Sykes Picot, berlanjut ke Camp David, ini adalah masalah Barat yang ingin menjadikan entitas itu sebagai alat untuk :

1. Intervensi politik di Timteng.
2. Selalu membuat kawasan itu instabil.
3. Dengan instabil itu, mereka masuk dan merancang perampasan kekayaan alam negeri-negeri itu.
4. AS dan Barat memasang penguasa-penguasa boneka mereka di kawasan itu, agar berkuasa demi melancarkan kepentingan penjajahan mereka. 

Jadi hal ini tak sekadar ingin berebut wilayah. Namun ini adalah desain strategi besar politik AS dan Barat untuk mengekalkan kedudukan mereka.

Dan tak kalah penting, mereka memiliki maksud untuk mencegah kembalinya kekuasaan Islam tegak di negeri itu.

Dengan memahami akar masalah ini, maka sudah seharusnya upaya penyadaran ke tengah umat akan solusi hakiki palestina dengan jihad dan khilafah harus semakin digencarkan.

Mari kita terus berjuang sesuai dengan metode dakwah Rasulullah Saw. Hanya dengan metode dakwah Rasulullah Saw. sajalah yang akan menghantarkan kemenangan hakiki.

Oleh karena itu umat harus dijauhkan dari segala metode yang tidak akan menghantarkan kepada kemenangan. Baik melalui people power maupun melalui demokrasi atau parlemen. 

Umat harus diseru untuk bersatu mewujudkan hukum Allah dengan tegaknya Khilafah Islam. Namun di saat yang bersamaan, kita juga harus waspada terhadap pihak yang tidak suka dengan seruan jihad dan khilafah ini.

Kewaspadaan ini dilakukan dengan mengkanter opini-opini busuk mereka dengan opini-opini Islam yang bersifat ideologis secara cerdas dan elegan kepada semua lapisan masyarakat.

Selain itu, yang tidak kalah bahaya dalam upaya seruan dakwah ini adalah bahaya kelas, dimana tidak bisa dipungkiri kadang timbul perasaan lebih tinggi  dan merasa ekslusif dalam diri para penyeru dakwah. Jika timbul perasaan itu, maka segera hilangkan dengan meluruskan niat bahwasanya dakwah adalah sebuah kewajiban, dan menyadarkan kaum muslimin untuk menjadikan tegaknya sistem Islam sebagai solusi adalah kewajiban sekaligus sebuah kebutuhan mendesak pada saat ini.

Harus disadari pula bahwa aktivitas ini adalah aktivitas Rasulullah Saw. dan para sahabatnya yang dijanjikan Allah dengan kemenangan yang nyata sesuai dengan firman-Nya di dalam Al Qur'an yang artinya : "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal sholih bahwa Dia sungguh pasti akan menjadikan berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia pasti meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridlai-Nya (Islam) untuk mereka. Dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka dari ketakutan menjadi aman sentausa, (dengan syarat) mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan dengan suatu apapun dengan Aku. Dan barang siapa yang tetap kafir sesudah janji itu, maka merekalah orang-orang yang fasik". (QS. An Nuur : 55). 

Maka masih adakah alasan lain untuk membiarkan Palestina menderita sendirian?

WAllahu'alam.


Share this article via

0 Shares

0 Comment