| 112 Views

Rajab Momentum Mewujudkan Kemuliaan Islam

Oleh : Endang Seruni
Muslimah Peduli Generasi

Rajab adalah bulan mulia dalam Islam. Bulan ini termasuk bulan haram, yang melarang umat Islam melakukan hal yang buruk dan tercela. Selain Rajab ada tiga bulan haram, diantaranya adalah Dzulqo’dah, Dzulhijjah, dan Muharam.

Di bulan Rajab terjadi beberapa peristiwa besar yaitu Isro’ Mi’raj nabi Muhammad Saw, terjadinya perang Tabuk antara kaum muslimin  melawan adidaya Romawi pada 9 Hijriyah. Pembebasan Baitul maqdis pada 27 Rajab 583 Hijriah oleh Sultan Shalahuddin Al Ayyubi.

Namun pada bulan Rajab pula peristiwa penting bagi umat Islam, peristiwa yang menyedihkan. Tanda hilangnya kemuliaan umat, yaitu runtuhnya Institusi Khilafah, yang selama 14 abad telah menaungi kehidupan umat Islam di seluruh dunia. Keruntuhan khilafah terjadi pada 28 Rajab 1342 H atau pada 3 Maret 1924 M.

Bagi umat Islam peristiwa memilukan ini selayaknya disebut sebagai tragedi kolosal. Sebab institusi yang menjadi pemersatu umat Islam dan pelindung seluruh umat Islam. Dalam institusi ini, hukum hukum Syara' diterapkan secara sempurna, sehingga kehidupan umat Islam benar-benar sejahtera diliputi keberkahan.

Dalam politik Internasional Khilafah mampu tampil sebagai negara adidaya. Memimpin peradilan cemerlang yang menjadi mercusuar masyarakat dunia. Teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang pesat, hingga kotak-kota besar di wilayah khilafah menjadi tujuan para pembelajar yang datang dari seluruh penjuru dunia. Namun kondisi ini benar-benar berubah saat institusi ini runtuh.

Kemalangan demi kemalangan mulai terjadi. Banyaknya hukum-hukum syariat yang tidak bisa dilaksanakan di berbagai bidang. Padahal bagi umat Islam melaksanakan seluruh aturan Islam merupakan konsekuensi iman. Haram bagi seorang muslim melaksanakan satu hukum Islam namun meninggalkan hukum yang lain.

Tanpa Khilafah menjadikan umat jauh dari kebaikan dan keberkahan hidup. Pasca keruntuhannya umat akhirnya mengambil hukum atau aturan buatan manusia dan hidup di bawah sistem kapitalisme sekuler. Krisis kehidupan di segala aspek menyelimuti. Tidak hanya itu hilangnya pemersatu dan pembela umat Islam, hingga mereka hidup terpecah-belah dan lemah dalam puluhan nation state. Mereka pun diikat dalam berbagai undang-undang internasional ciptaan penjajah yang membuat posisinya tak berdaya. Kehidupan politik dan ekonomi negara-negara muslim bahkan disetir oleh kekuatan asing yang semua potensi yang mereka miliki. Termasuk sumber daya alam yang melimpah menjadi jarahan penjajah secara legal. Akhirnya negeri muslim yang kaya jatuh miskin dan membebek pada penjajah.

Seperti yang terjadi di tanah Palestina. Palestina menjadi bukti keluhan umat Islam dunia. Genosida yang dialami umat Islam di sana terus berlangsung. Hampir 90% tanah Gaza dikuasai musuh. Sementara umat Islam di dunia tak mampu memberikan pertolongan, hanya bantuan ala kadarnya. Adapun para pemimpinnya hanya bisa menyeru membela Palestina tanpa ada aksi nyata, yaitu dengan mengirim tentara untuk Palestina.

Sungguh kondisi seperti ini realitas umat Islam di bawah sistem kapitalisme sekuler. Umat Islam benar-benar kehilangan penjaga (junah) bagaimana mestinya. Untuk itu momentum Rojab, adalah momentum untuk mengembalikan kemuliaan kaum muslimin.

Dengan terus berjuang dan beramal ma'ruf nahi mungkar kepada individu, masyarakat dan penguasa yang abai terhadap rakyatnya. Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang tidak berjuang sendiri. Beliau bergerak di tengah umat bersama jamaah dakwah. Berdakwah dengan  fokus bekerja meraih kekuasaan tanpa kekerasan. Bersama-sama menghadapi berbagai rintangan dan tantangan karena merupakan tabiat perjuangan menegakkan kebenaran.

Itulah mesti kita refleksikan pada masa sekarang yaitu menapaki jalan perjuangan yang Rasul wariskan. Bersama partai politik yang istiqomah menegakkan institusi Khilafah sebagai kepemimpinan umat Islam pada masa depan. Di tengah negara yang mengusung kapitalisme global akan terus meletakkan penghalang di hadapan para pengemban dakwah partai politik ideologis. Propaganda negatif, serangan pemikiran hingga ancaman fisik yang mematikan. Namun kesabaran dan keistiqomahan memegangi ideologi Islam lah yang akan menjadi kunci sampainya perjuangan ini pada kemenangan dan kemuliaan yang dijanjikan.

Waallahu'alam bishawab.


Share this article via

31 Shares

0 Comment