| 341 Views

Perayaan Ultah Berujung Maut: Rusaknya Pola Pikir Generasi

Oleh : Ummu Choridah Ummah, S.Farm
Pemerhati Remaja

Fajar Nugroho ketua OSIS SMA Negeri 1 Cawas Kabupaten Klaten meninggal dunia ketika perayaan ulang tahunnya. Ketua OSIS tersebut diberikan kejutan di hari ulang tahunnya oleh temam-teman OSIS, setelah dilempari tepung, Fajar Nugraha diceburkan ke dalam kolam sedalam 1,75 meter. Fajar yang tidak bisa berenang lantas memegang paralon yang berada di dekat kolam untuk menyelamatkan diri, nahasnya paralon tersebut ada kabel listriknya. Temannya yang mencoba membantu pun ikut tersetrum namun sayang, Fajar tidak dapat diselamatkan. (Kompas.com 11-06-2024)

Perayaan ulang tahun menjadi sebuah tradisi yang sangat melekat pada masyarakat dunia, tahun berganti tahun perayaan pun mulai beragam, berawal dari hanya tiup lilin, potong kue, lepar tepung, lempar telur sampai lempar ke kolam. Tradisi ini kerap dilakukan oleh orang tua maupun remaja, seolah perlu dilakukan untuk menyenangkan teman yang sedang berulang tahun, atau sekadar mengikuti tren yang ada.

Tradisi ini pun menuai pro kontra, alih-alih merasa bersyukur atas usianya yang bertambah dan bermuhasabah diri atas pencapaian dan perbuatan yang telah dilakukan, justru menjadikan hari ulang tahun sebagai hari kejutan yang dinilai mubazir dan dilakukan hanya untuk kesenangan dan keseruan semata. 

Sayangnya, keseruan dan kesenangan yang didambakan tidak didasari dengan pemikiran jangka panjang. Sehingga mendatangkan maut bagi yang berulang tahun, bukan berakhir dengan bahagia, justru mendatangkan musibah bagi keluarga yang ditinggalkan dan malapetaka bagi teman-temannya. Selain itu, perbuatannya pun akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak

Salah Arti Kebahagiaan

Demi memuaskan naluri baqa (eksistensi diri), manusia akan melakukan apa pun, entah itu baik atau buruk bagi dirinya maupun orang lain. Di sisi lain perilaku remaja seringkali spontan tanpa disertai pemikiran yang mendalam. Di tengah sistem liberal sekularisme remaja tidak memiliki panduan berpikir yang benar. Segala perbuatannya hanya dilandasi atas dasar kesenangan demi memenuhi naluri. Pada akhirnya sistem yang memberikan kebebasan sebebas-bebasnya ini melahirkan generasi yang tidak berperilaku Islami.

Kebahagiaan yang mereka inginkan adalah kebahagiaan dunia yang bersifat sesaat, sekadar mengikuti tren ataupun ambisi untuk berlomba dalam menampakkan kebahagiaan pada dunia. Pada kenyataannya dibalik kebahagiaan yang mereka publish ada sesuatu yang dipaksakan keluar dari fitrahnya. Sehingga kebahagiaan dan keseruan yang mereka dapatkan hanya bersifat sementara, dan tak jarang justru menimbulkan kesengsaraan.

Aktivitas remaja saat ini tidaklah produktif, alih-alih melakukan perjuangan atau penaklukan sebuah kota layaknya Muhammad Al-Fatih. Justru memperjuangkan gaya hidup hedonisme dengan menaklukan segala macam cara tanpa pandang halal haram. Cara berpikir remaja saat ini jelas salah.

 Cara Berpikir Yang Benar

Dalam kitab peraturan hidup dalam Islam karya Syekh Taqqiyudin An-Nabhani cara berpikir dibagi menjadi tiga. Berpikir dangkal, berpikir mendalam dan berpikir cemerlang. 

Dari sistem sekularisme yang diterapkan saat ini masyarakat khususnya remaja akan memiliki taraf berpikir yang dangkal. Di mana berpikir tanpa mencari informasi lain yang berhubungan, seperti tradisi ulang tahun yang membahayakan ini. Informasi yang mereka dapatkan adalah ketika ulang tahun temannya perlu diberikan kejutan seperti tren yang ada, maka mereka lakukan, tanpa mencari informasi lain apakah kejutan seperti ini memberikan manfaat atau justru merugikan temannya dan dirinya. Cara berpikir dangkal seperti ini dapat merugikan umat dan bangsa mana pun, karena mereka tidak akan mengantarkan pada kebangkitan.

Adapun berpikir mendalam adalah mendalam dalam mengindra suatu fakta dan informasi yang berkaitan dengan fakta tersebut. Sehingga berpikir mendalam akan mencerminkan perilaku yang penuh kehati-hatian dengan segala informasi yang sudah dimilikinya. Maka berpikir mendalam adalah mendalam dalam pengindraan, informasi, dan keterkaitan.

Sedangkan berpikir cemerlang adalah berpikir mendalam yang dibersamai oleh memikirkan sesuatu yang ada di sekitar fakta dan yang berkaitan dengan fakta untuk menghasilkan kesimpulan yang benar. Islam memiliki sistem pendidikan yang akan mengantarkan anak dalam berpikir yang cemerlang. Sehingga anak akan menghasilkan kegiatan produktif yang bermanfaat bagi umat dan bangsa.

Selain itu, Islam sebagai agama yang mengatur seluruh kehidupan manusia, kehidupan dan alam semesta memiliki sebuah aturan yang sangat tepat juga sesuai dengan fitrahnya. Umat Islam wajib melakukan perbuatan dengan mempertimbangkan halal dan haram suatu perkara, maka ketika seseorang berada dalam sistem yang islami akan mencerminkan perbuatan yang islami pula. Karena standar kebahagiaan bagi seorang muslim adalah kebahagiaan akhirat yang abadi, yaitu jannah sebagai janji Allah yang pasti ditepati tanpa kita pungkiri. Maka kebahagiaan semu bukanlah tujuan seorang muslim, kebahagiaan semu yang justru mengantarkan pada kemudharatan akan ditinggalkan, dengan penuh keyakinan bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.

Maka sangat penting bagi kita untuk menerapkan Islam dalam setiap aspek kehidupan, politik, kesehatan, perekonomian  pendidikan, pergaulan dan lain sebagainya. Karena Islam adalah rahmatan lil alamin bagi seluruh alam semesta. Islam bukan sesuatu yang menakutkan, bukan aturan yang akan mengekang kehidupan, bukan sebagai radikal yang merusak tatanan negara, justru Islam akan membangkitkan suatu peradaban, menyejahterakan umat, menentramkan dan menyejahterakan masyarakat, dan menjadikan negara sebagai adidaya kekuatan terbesar yang tidak mudah tunduk pada kekuasaan lain. Karena Islam datang dari Rabb yang menciptakan manusia, kehidupan dan alam semesta.

Wallahualam bishawab


Share this article via

93 Shares

0 Comment