| 26 Views
Negara Wajib Menjamin Kesejahteraan Guru, Bukan Mengabaikannya

Oleh: Asih Lestiani
Kabar mengenai dicoretnya tunjangan tugas tambahan (TUTA) bagi guru di Provinsi Banten dari APBD 2025 memicu keprihatinan mendalam (TangerangNews.co.id, 24/6/2025). Banyak guru merasa masa depannya terancam, bahkan ada yang siap melakukan aksi turun ke jalan. Padahal guru merupakan pilar utama dalam mencetak generasi masa depan bangsa. Tentu saja kejadian ini merupakan gambaran nasib guru dalam sistem hari ini yang belum sepenuhnya memperhatikan kesejahteraan bagi guru. Dan terkait kesejahteraan guru ini sejatinya masih menjadi PR bagi pemerintah daerah dan pusat. Pemenuhan kesejahteraan tentu membutuhkan perhatian yang serius dari pemerintah. Penggajian guru erat dengan ketersediaan sumber dana negara.
Dalam Islam, guru tidak dipandang sekadar tenaga kerja, melainkan sebagai pendidik mulia yang membentuk kepribadian dan akhlak umat. Oleh karena itu, negara dalam sistem Islam menjamin sepenuhnya kesejahteraan guru, karena gitu memegang amanah besar dalam mencerdaskan generasi dan menjaga peradaban.
Pemerintah: Wajib Prioritaskan Guru, Bukan Mengorbankan Guru
Kesejahteraan guru seharusnya menjadi prioritas utama dalam kebijakan negara. Bagaimana mungkin guru bisa fokus mendidik dan membimbing murid jika harus disibukkan dengan mencari penghasilan tambahan demi menyambung hidup? Apalagi di tengah tingginya biaya hidup, pemotongan atau penghilangan tunjangan hanya akan memperburuk kondisi para guru.
Namun realitas hari ini mencerminkan sistem yang kapitalistik dan sekuler, yang memandang guru hanya sebagai profesi biasa, dan memisahkan agama dalam kehidupan. Jadi, saat keuangan negara seret akhirnya guru dikorbankan. Tentu hal ini menunjukkan bahwa dalam sistem kapitalisme sekuler, pendidikan bukanlah urusan pokok negara. Bahkan, tanggung jawab pendidikan banyak diserahkan kepada sektor swasta, dan kebijakan anggaran lebih didasarkan pada logika untung-rugi, bukan pada tanggung jawab moral dan ideologis.
Islam Menjamin Kesejahteraan Guru Melalui Sistem Ekonomi yang Kuat
Dalam Islam, negara wajib menanggung seluruh biaya pendidikan, termasuk menggaji para guru secara layak, bahkan tinggi. Negara Islam memiliki beragam sumber pemasukan, di antaranya dari pengelolaan SDA yang dimana hal ini merupakan kepemilikan umum, kharaj, harta fai’, jizyah, ghanimah, zakat (khusus delapan golongan).
Ditambah lagi dengan sistem ekonomi Islam, maka negara tidak akan bergantung pada utang luar negeri serta tidak menjadikan pajak sebagai satu-satunya sumber pendapatan. Dengan demikian, negara Islam dapat membiayai pendidikan gratis dan menggaji guru dengan sangat layak, karena hal ini bagian dari tanggung jawab negara terhadap rakyatnya yakni sebagai pengurus dan pelayan umat.
Saatnya Beralih pada Sistem Pendidikan Islam
Kisruh tunjangan guru ini hanyalah satu dari sekian banyak bukti kegagalan sistem kapitalisme sekuler hari ini dalam mengurus urusan rakyat. Ini menuntut adanya perubahan mendasar dalam sistem, bukan sekadar tambal sulam kebijakan. Hanya dengan sistem Islam kaffah yang mampu memuliakan pendidikan dan menyejahterakan para pendidik, barulah kita dapat mencetak generasi yang benar-benar berkualitas dan beradab sebagai generasi penerus Islam.
Sudah saatnya umat menyadari bahwa kesejahteraan guru bukanlah hal sepele, melainkan titik awal kemajuan bangsa. Islam telah memberikan solusi yang menyeluruh. Pertanyaannya ada pada kita, apakah kita mau menerapkan dan beralih pada sistem Islam ataukah kita terus bertahan dalam sistem kapitalisme sekuler yang justru mengabaikan dan mengorbankan para tenaga pendidiknya?
Wallahu a'lam bishawab.