| 114 Views

Momentum Maulid : Merindukan Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW

Oleh : Reni Susanti, S.AP
Pemerhati Kebijakan Publik

Saat ini tidak ada role model kepemimpinan ideal. Kepemimpinan Nabi adalah role model terbaik yang berlanjut dalam bentuk kepemimpinan Khilafah.

Maulid Nabi adalah momentum penting umat islam untuk mengenang kelahiran sosok manusia mulia yang menjadi teladan sepanjang masa.

Baginda Nabi SAW lahir bertepatan dengan Pasukan Gajah Raja Abrahah yang dipimpin oleh Panglima Abu Rughal yang saat itu ingin menghancurkan ka’bah. Namun gagal oleh Burung Ababil dengan menghujani mereka dengan batu kecil panas.

Saat Rasulullah lahir, api sesembahan kaum Majusi yang menyala ratusan tahun tiba-tiba padam. Berbagai peristiwa lainnya terjadi yang menunjukkan kerasulan Nabi SAW yang akan menyebarkan cahaya Islam keseluruh penjuru dunia.

Dengan kembali mengenang kelahiran Rasulullah SAW, tentu kita juga terbayang jerih payah dan pengorbanan beliau dengan para sahabat dalam merintis dan menata peradaban.

Bukan Sekedar Merayakan Hari Kelahiran

Ada hal yang lebih penting ketika merayakan maulid Nabi SAW, tidak hanya mengulang kisah kelahiran Baginda SAW. Namun juga meneladani perbuatan beliau dalam semua aspek kehidupan. Menjadikan satu-satunya Role Model baik berkaitan dengan kepribadian, sebagai pemimpin keluarga, pemimpin masyarakat sampai pada pemimpin Negara.

Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Ahzab ayat 33 : “Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan Hari Akhir dan ia banyak menyebut Allah”.

Nabi SAW telah memberikan teladan bagi umatnya tata cara mengurus Negara. Semasa kepemimpinannya sebagai kepala negara, tidak ada satupun hukum yang diterapkan kecuali hukum tersebut berasal dari Allah. Keadilan dan keberkahan dirasakan oleh umat baik umat muslim maupun kafir yang berada dalam negara Islam pada saat itu. Wibawa kepemimpinan Nabi SAW diakui oleh negara-negara didunia. Hingga kemudian Rasulullah wafat, kepemimpinan kaum muslim dilanjutkan para sahabat.

Saat Rasulullah wafat, dilakukan pembaiatan Abu Bakar ash-siddiq sebagai khalifah pertama kaum muslim yang menjadi tonggak pertama syariat Islam dipimpin oleh selain Nabi, yakni seorang khalifah. Meski risalah kenabian terputus, namun peradaban Islam terus berlanjut hingga 1/3 bumi. Peradaban Islam dalam naungan Khilafah meraih kegemilangan dari berbagai sisi. Baik sisi ekonomi, politik, pedidikan, kesehatan, keamanan/militer, dan sebagainya, telah membuat khilafah sangat disegani oleh Barat. Hal ini berlangsung selama 13 abad lamanya dengan kekhilafan terakhir di Turki Ustmani. Yang diruntuhkan oleh penghianat Mustafa Kemal pada 3 Maret 1924 yang mengubah sistem kekhilafahan menjadi sistem sekuler hingga sampai saat ini.

Dunia tak lagi bersinar. Kaum muslimin tercerai berai menjadi lebih dari 50 negara dan terjajah baik secara fisik maupun pemikiran. Kehidupan kaum muslim berbalik 180 derajat megalami penderitaan dari segala sisi kehidupan.

Oleh karena itu, pada momentum maulid Nabi SAW ini perlu kita menyadari pentingnya untuk kembali pada syariat Islam yang akan diterapkan pada Negara seperti Nabi SAW contohkan, dan sesuai dengan janji beliau :

“..kemudian akan ada khilafah ala minhajin nubuwah.”

Allahu a’lam.


Share this article via

139 Shares

0 Comment