| 17 Views

Menyoal Kelaparan Gaza, Jihad Dan Khilafah Solusi Tuntas

Oleh: D.leni Ernita

Jakarta (ANTARA) - Tindakan Israel yang memblokade Jalur Gaza sehingga warga Palestina kelaparan merupakan pembunuhan sistematis secara diam-diam, kata Aqsa Working Group (AWG).

"Zionis Israel telah menutup perbatasan dan memaksa warga Gaza kelaparan, pada dasarnya adalah pembunuhan sistematis secara sunyi dan membawa korban masif dan tidak terhitung," kata Ketua Presidium AWG M. Anshorullah, seperti dikutip dalam siaran pers dari organisasi kemanusiaan itu pada Jumat. ( 9 mei 2025)

Dia mengatakan tindakan Israel yang melarang masuk truk-truk pembawa bantuan kemanusiaan adalah pelanggaran hukum humaniter internasional.

Menurut Anshorullah, Israel sengaja menjadikan Gaza kamp konsentrasi raksasa karena memagari wilayah itu dengan tembok setinggi 8 meter dan menutup gerbang masuk.

"Tidak ada yang lebih zalim dari itu," katanya.

Genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza, kata dia, ​sampai sekarang masih terus terjadi dan belum ada pihak yang mampu menghentikan kejahatan Israel itu.

AWG pada Jumat menggelar aksi rutin ke-10 di depan Kedutaan Besar AS di Jakarta.

Anshorullah mengatakan aksi tersebut akan terus dilakukan untuk menunjukkan solidaritas dan keberpihakan Indonesia kepada bangsa Palestina dalam melawan penjajahan dan genosida Israel.

Dalam aksi itu, dia menyampaikan pesan terbuka bahwa jutaan manusia berpihak kepada bangsa Palestina untuk melawan kebiadaban Zionis Israel. ANTARA dunia internasional( 9 mei 2025.)antaranews.com

Kondisi di Gaza sudah sangat memperihatinkan, ancaman kelaparan dan blokade yang terus dilakukan Isr4el membuat kita sangat benci dan geram dengan  perlakuannya. Zionis*s y4hudi sungguh sangat biadap  menyerang saudara kita di Gaza.

Zionis*s Y4hudi melakukan genosida terhadap saudara kita di Palestina dan Gaza, dengan melakukan blokade total, menutup akses warga untuk mendapatkan makanan, air, obat -obatan, listrik, dan bahan bakar lainya. Kebiadapan Zionis*s Y4hudi ini sudah di luar nalar kemanusiaan, dan tipe manusia seperti ini memang mata hati dan pikirannya sudah tumpul dan mati. Siapa pun negara yang mendukungnya tindakan yang dilakukan oleh Zion*s Y4hudi sesungguhnya mereka pun layak dikeluarkan dari golongan manusia yah tidak punya hati nurani. Sungguh menyedihkan apalagi sampai saat ini negara semua diam melihat perlakuan ulah Zion*s Y4hudi.

Saudara kita di Gaza semakin mengerikan karena persediaan. Makanan makin menipis dan tidak tersedia, yang ada hanya pasta dan nasi yang jumlahnya hanya sedikit. Sehingga tidak mencukupi meski hanya untuk kebutuhan setengah penduduk di Gaza.Apalagi setelah pengeboman satu-satunya salah satu pabrik roti yang masih berdiri. Harga bahan-bahan di pasaran sangat tinggi dan itu pun hampir habis. Ketersediaan air juga makin langka dan dapur-dapur umum sudah tidak bisa beroperasi lagi karena tidak adanya ketersediaan bahan. Sungguh Sangat memilukan nasib saudara kita di Gaza.

Sungguh ironis sekali dan sangat prihatin, di tengah situasi kelaparan Gaza, Zion*s Y4hudi justru menutup arus pasokan makanan ke Gaza, yang mirisnya diikuti oleh negara Muslim yang berbatasan langsung dengan Gaza yaitu Mesir. Yang lebih pilu lagi, bahkan negara-negara Arab melalui Abraham Accord, bahkan bergandengan tangan dengan membuka hubungan diplomatik dengan Zion*s Yahudi. Betul-betul ampuh senjata “Nasionalisme” dalam mengerat dan memecah belah kekuatan umat Islam, kemudian meguasai dan mengendalikan politik masing-masing bagian ini dengan senjata “Demokrasi”. Sesungguhnya demokrasi (kedaulatan di tangan manusia) dan nasionalisme adalah anak kandung dari sekularisme. Tatanan dunia sekuler hari ini sudah terbukti menimbulkan kerusakan masif di muka bumi.

Berbagai upaya menggalang solidaritas internasional untuk menyelesaikan permasalahan di Gaza tidak membawa hasil yang berarti dan Gaza masih tetap membara, Tertindas, tersakiti, terdzolimi, oleh perlakuan kebiadaban Zion*s Y4hudi. Banyaknya bantuwan donasi tidak menjadi solusi yang panjang. faktanya sampai hari ini, saudara kita di Gaza mengalami kekurangan makanan. Meski  dalam Islam, menyumbangkan harta (donasi) untuk saudara-saudara kita yang kelaparan agar mereka bisa makan, yang terluka agar mereka terobati, yang yatim piatu agar mereka tetap bisa sekolah, dan yang sejenisnya merupakan _fi’lul khair_ (amal kebaikan). Allah dan Rasul-Nya  memerintahkan kita untuk selalu melakukan amal kebaikan.

Masalahnya untuk menyelesaikan problem kelaparan di Gaza, kita harus memahami dengan baik akar masalahnya. Sebenarnya penggalangan dana (donasi) dari berbagai kalangan (bahkan termasuk dari nonmuslim) untuk Gaza sudah cukup banyak. Program Pangan Dunia (WFP) menyampaikan bahwa ratusan ribu ton makanan sudah siap dimasukkan ke Gaza, yang itu cukup untuk memberi makan 1 juta orang selama 4 bulan. Masalah besarnya adalah zion*s Yahudi menutup dan menghentikan arus pasokan makanan tersebut ke Gaza dan terus melakukan pemboman dan serangan.

Maka solusi penting dan mendesak (urgent) bagi kelaparan di Gaza adalah dengan mengirim pasukan untuk menghentikan kebrutalan dan kebiadaban zion*s Yahudi. Pengiriman ini harus dikomando oleh negara kuat bagi kaum muslim, yaitu Khilafah Islamiah. Optimalkan dan masifkan perjuangan untuk membangkitkan kembali kekuatan politik kaum muslim tersebut. Perjuangan seperti ini tidak boleh dikendorkan sedikit pun kalau kita ingin saudara kita di Gaza segera tertolong.

Sedangkan para penguasa muslim enggan menyambut seruan jihad dan berat untuk mengubah sistem kenegaraannya menjadi Khilafah islamiah karena didikan dan kepemimpinan dari sistem sekuler. Pemikiran sekuler, yang menempatkan kedaulatan di tangan manusia, sesungguhnya merupakan pemikiran yang dangkal karena mestinya pemilik kedaulatan itu adalah pihak yang independen (berdiri sendiri, tidak tergantung kepada yang lain) dan tidak punya kepentingan terhadap pihak lain. Kedaulatan seperti inilah yang menjamin bisa terselesaikannya masalah kehidupan bersama dengan adil dan manusiawi.

Menyerahkan kedaulatan di tangan manusia adalah tidak rasional mengingat manusia itu punya ketergantungan kepada yang lain dan kepentingan dari yang lain (misal manusia butuh makanan, air, oksigen, pelayanan dari manusia lain), sehingga selamanya dia tidak akan independen dan tidak sarat kepentingan.

Dalam didikan sekularisme ini manusia akan cenderung berpikir sempit, terbatas, parsial, dan sesaat. Mereka akan menjadi pragmatis, hipokrit, dan jauh dari bermental pejuang Islam sejati.

Seruan jihad semakin menggema, bahkan para ulama di negeri muslim bersepakat bahwa masalah Palestina dan kelaparan di Gaza adalah jihad. Namun pemimpin negeri muslim tidak menghiraukannya.  Di sisi lain bahkan kaum muslim sering melakukan penggalangan dana untuk membantu kaum muslim di Palestina.

IUMS (International Union of Muslim Schoolars) telah mengeluarkan fatwa jihad untuk membela Palestina dengan mengirimkan pasukan guna melindungi rakyat Gaza dari kebiadaban zion*s Yahudi. Mereka juga menegaskan bahwa diamnya pemerintah Arab dan negeri-negeri Islam lainnya, di tengah penderitaan Gaza adalah dosa besar menurut hukum Islam. Dunia Islam harus bersatu dan terkoordinir dalam melawan agresor dan membebaskan Palestina. Maka sikap kaum muslim seharusnya mendukung solusi jihad dan Khilafah. 

Donasi sebagai wujud empati terhadap saudara kita, yang Allah dan Rasul-Nya menetapkan sebagai amal kebaikan, harus diback-up dengan memasifkan perjuangan untuk menegakkan kembali perisai hakiki umat Islam, yaitu Khilafah Islam. Dengan panduan syariat Islam, khalifah akan mengirim pasukan ke Syam dan menata keuangan negara dengan sistem Baitulmal, membenahi konsep kepemilikan dan memanfaatkannya untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat, baik pemenuhan kebutuhan pokok akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal, maupun kebutuhan akan jasa pendidikan, kesehatan, dan keamanan bagi rakyatnya. Penerapan Syariat Islam inilah jaminan satu-satunya bagi terlayaninya semua urusan rakyat dengan adil, harmonis, seimbang, manusiawi, menyelamatkan kehidupan umat manusia, di dunia dan akhirat.

Para pejuang Islam harus terus menerus  memahamkan kepada umat tentang signifikansi jihad fi sabilillah memang harus dimulai dari menancapkan keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Pencipta dan Maha Mengatur. Dialah satu-satunya yang layak menetapkan standar boleh atau tidak boleh, terpuji atau tercela dan penting atau bahayanya aktivitas manusia. Setelah iman tertancap, maka seseorang akan kuat keterikatannya dengan hukum yang diturunkan Allah. Allah menetapkan bahwa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian berjihad di jalan Allah adalah diibaratkan sebagai perdagangan yang bisa menyelamatkan manusia dari azab yang pedih (QS 61: 10-11).

Di masa Rasul, jihad merupakan tangga nilai tertinggi sesudah iman yang para sahabat berlomba-lomba untuk meraih derajat syahid. Bahkan politik luar negeri pertama yang dijalankan oleh Rasul adalah perang (Perang Badar). Hanya saja perang dilakukan untuk menghilangkan penghalang fisik bagi penyebaran dakwah Islam, berupa negara kufur (penguasa dan militernya) dengan kekuatan-kekuatan yang seimbang dari darul Islam. Sehingga ketika penghalang itu sudah ditaklukkan, jadilah Islam bisa dengan sangat mudah disebarkan kepada rakyat. Maka perang hakekatnya adalah sebuah empati kemanusian terbesar, proses menjadikan manusia terpenuhi kebutuhan mendasarnya (hak asasi) untuk mengenal siapa Tuhannya dan mendapatkan informasi (pengetahuan) dari Tuhannya.

Khilafah islamiah adalah satu-satunya solusi untuk problem kelaparan di Gaza, bahkan keseluruhan problem dunia yang dihasilkan oleh tatanan dunia sekuler. Tugas kita sebagai motor penggerak bagi perjuangan untuk mewujudkan tata dunia Islam adalah terus menerus melakukan edukasi kepada umat dengan pemikiran-pemikiran Islam, baik pemikiran di bidang sistem keyakinan (akidah Islam) maupun pemikiran di bidang hukum-hukum problem solving. Apakah aktifitas ini merupakan sesuatu yang abstrak, mengawang-awang di langit dan tidak membumi? Mari kita lihat, bahwa aktivitas mengedukasi umat adalah aktivitas konkret, kita mendatangai umat pagi, siang, sore, dan malam dan berinteraksi  riil dengan umat, mengajak mereka menyadari adanya masalah, menganalisa akar masalahnya dan menawarkan solusi Islam terhadap seluruh permasalahan yang terjadi pada saat ini.

Saat ini panggung politik dalam negeri maupun internasional sudah sangat ramai dengan ide politik Islam dan kekhilafahan. Semakin kuat ide tersebut dipersekusi, justru makin kuat rasa ingin tahu umat. Dunia internasional juga sudah sangat paham, siapa aktor yang mengaruskan ide tersebut. Ayo kita deraskan perjuangan ini. Insya Allah pertolongan Allah segera diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang sabar, serius dan Istiqomah .

Wallahu'allam


Share this article via

12 Shares

0 Comment