| 357 Views
Maraknya KDRT, Bukti Hilangnya Ketahanan Keluarga

Oleh : Lia April
Pendidik Generasi
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Istana yang paling indah adalah keluarga
Puisi yang paling bermakna adalah keluarga
Mutiara tiada tara adalah keluarga
Sebuah potongan syair lagu yang indah menggambarkan bagaimana keluarga adalah sebagai sebuah tempat yang paling nyaman, aman, banyak kenangan manis yang tersimpan didalamnya. Tempat yang paling didambakan oleh semua anggota keluarga.
Namun, kalau kita melihat faktanya saat inI, justru banyak kekerasan bahkan penganiayaan yang berasal dari keluarga. Bahkan, yang sangat disesalkan dilakukan oleh orang terdekat di keluarga.
Sebagaimana dilansir dari kompas.com – seorang istri mantan Perwira Brimob berinisial MRF, RFB, mengalami penderitaan dalam rumah tangganya sejak 2022. RFB mangalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) berulang kali oleh suaminya. Kejadian terakhir pada 3 Juli 2023 adalah yang paling berat. RFB diketahui mengalami luka fisik hingga psikologis akibat kekerasan yang ia terima dari sang suami.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) tidak hanya terjadi di satu tempat saja, tetapi terjadi di berbagai tempat. Banyak faktor yang melatar belakangi mengapa KDRT ini bisa marak terjadi. Seperti halnya karena faktor ekonomi, perselingkuhan, campur tangan orang ketiga bahkan sampai karena adanya perbedaan prinsip. Kesemua hal ini menyebabkan ketahanan yang ada di keluarga menjadi rapuh bahkan hilang.
Maraknya KDRT merupakan bukti nyata dari penerapan sistem yang tidak berasal dari Sang Khaliq yaitu sistem sekularis, dimana sistem ini memisahkan antara agama dengan kehidupan. Sistem ini menyebabkan cara pandang dan sikap manusia menjauh dari agama. Semua amal perbuatan tidak didasarkan kepada hukum syariat. Begitu pun hubungan dalam keluarga tak luput dari pengaruh sistem ini. Banyak kekerasan dan penganiayaan yang terjadi dalam keluarga, karena ketika menghadapi suatu masalah solusinya adalah dengan mengedepankan ego dan amarah.
Sungguh berbeda dengan Islam. Islam memandang keluarga sebagai satu satuan terkecil yang hidup dalam satu atap. Hakikat hubungan keluarga dalam Islam adalah hubungan kasih sayang satu sama lain, baik hubungan suami kepada istri, ayah kepada anak-anaknya atau kakek kepada cucu-cucunya. Sosok seorang suami, ayah, kakek merupakan sosok yang bisa melindungi seluruh anggota keluarga. Mereka adalah sosok laki-laki dalam keluarga yang bisa memberikan kenyamanan dan perlindungan dalam keluarga.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Qur’an Surat At Tahrim ayat 6
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ
Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (Qs. At Tahrim : 6)
Dengan sistem Islam maka keluarga akan menjadi bangunan yang kokoh yang tidak akan mudah goyang dan rusak. Alhasil, ketahanan keluarga pun dapat terwujud. Karena ketika perlindungan dan ketahanan itu sudah terwujud maka akan memberikan rasa aman bagi generasi yang dilahirkan.
Ketika syariat Islam diterapkan dalam keluarga maka akan terwujud keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Kekerasan bahkan kezaliman dalam rumah tangga pun tidak akan terjadi, karena setiap individu akan selalu terikat dengan hukum syarak. Dan setiap individu akan memahami dengan sanksi yang akan diterima ketika melanggar hukum syarak.
Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda yang artinya, “Bertakwalah kalian semua kepada Allah, dan takutlah kalian dari perbuatan zalim, karena sesungguhnya kezaliman itu akan menjadi kegelapan pada hari kiamat.” (HR Bukhari dan Muslim).
Masyaa Allah, sungguh indah gambaran keluarga dalam Islam. Tidak ada kekerasan dan penganiayaan, hanya rasa kasih sayang yang tercipta di dalamnya.
Wallahualam bissawab