| 35 Views

Mahalnya Harga Beras Saat Stok Melimpah, Rakyat Makin Susah

Oleh: Endang Seruni
Muslimah Peduli Generasi

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa harga beras terus mengalami kenaikan di beberapa Kabupaten/Kota pada pekan kedua bulan Juni 2025. Kenaikan ini terjadi di 133 kabupaten/kota.

Pada wilayah zona I yang meliputi wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi. Di zona ini, menunjukkan harga beras rata -rata secara nasional dalam rentang Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14.151 per kilogram. Faktanya pada Minggu kedua bulan Juni 2025, mengalami kenaikan 0,89% dibanding bulan Mei 2025. Harga tertinggi di Kabupaten Wakatobi mencapai Rp 17.455 per kilogram. Sementara di Jakarta Timur mencapai Rp 15.779 per kilogram, di Jakarta Utara dibanderol Rp 15.770 per kilogram .

Harga beras tertinggi terjadi di zona 3 (Maluku -Papua), pada Minggu kedua Juni 2025 mencapai Rp 54.772 per kilogram di Kabupaten Intan Jaya (Bisnis.com,16/6/2025). 

Pengamat Pertanian dan Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori menyebut sudah berbulan-bulan harga beras medium di atas harga eceran tertinggi secara nasional. Hal ini juga terjadi pada beras premium. Kondisi ini disebabkan sebagian besar gabah atau beras yang diserap oleh Bulog dan menumpuk di gudang Bulog. Khudori mengusulkan agar pemerintah segera menyalurkan stok beras di gudang Perum Bulog. Jika tidak segera disalurkan, biaya pengelolaan dan penyimpanan akan membengkak.

Penyaluran tersebut berupa Bansos dan operasi pasar Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Dengan demikian akan mampu menekan harga pasar di pasaran. Kalau ini benar-benar menyasar daerah yang harga beras tinggi. Tentu akan sangat membantu warga terutama warga miskin dan rentan ( Ekonomi Bisnis.com, 17/6/2025).

Di tengah stok beras yang melimpah, ironi jika harga harus naik. Kondisi ini akan memberatkan rakyat kecil. Beras merupakan makanan pokok di negeri ini. Jika harganya terus mengalami kenaikan, maka rakyatlah yang ikut terdampak. Kebijakan agar Bulog menyerap gabah petani dalam jumlah besar, justru terjadi penumpukan di gudang apabila tidak segera didistribusikan, maka suplai beras ke pasar akan terganggu. Sehingga akan mpengaruhi harga beras di pasaran.

Distribusi dan penyaluran yang baik dan tepat,akan menjaga stabilitas harga. Lebih menyedihkan jika penyaluran belum optimal, beras yang tersimpan di gudang Bulog berpotensi turun kualitasnya, seperti beras berkutu. Artinya pemerintah lalai dalam menjaga kualitas beras di gudang penyimpanan. Bahkan bisa terbuang sia -sia jika tidak didistribusikan.

Inilah buah penerapan sistem Kapitalisme Sekuler, negara tidak menjamin hak dasar rakyat. Tidak bertindak sebagai pelindung dan penjamin penyaluran bahan pokok secara adil. Sehingga terjadi harga yang fluktuasi bahkan terus mengalami kenaikan.

Kondisi ini berbeda dengan cara pandang Islam. Islam menjamin kebutuhan pokok rakyat, termasuk beras. Negara berperan langsung dalam hal pengelolaan produksi, distribusi yang merata dan cadangan pangan. Dalam hal pengelolaan produksi negara membantu rakyat dengan memberikan subsidi bibit, pupuk juga sarana produksi pertanian. Ini semua diberikan secara gratis agar kualitas hasil panen baik dan memuaskan.

Negara juga melarang penimbunan, monopoli, dan kecurangan. Praktik monopoli hanya menguntungkan pengusaha yang bebas mempermainkan harga. Negara akan memastikan harga barang yang tersedia di masyarakat mengikuti mekanisme pasar. Negara juga menyediakan sarana dan prasarana agar proses distribusi beras merata hingga menjangkau seluruh wilayah. Terlebih wilayah terpencil yang mengalami keterbatasan pasokan pangan.

Untuk melakukan pengawasan di pasar, di tugaskan Kadi Hisbah. Kadi ini mempunyai wewenang memberikan putusan jika terjadi penyimpangan secara langsung. Tanpa memerlukan adanya sidang pengadilan.

Semua itu akan terwujud jika diterapkan sistem Islam secara kaffah. Dalam pengelolaan pangan dari produksi, distribusi hingga dapat dikonsumsi oleh rakyat. Dengan demikian rakyat tidak lagi kesusahan untuk mendapatkan bahan pangan dengan harga yang terjangkau.

Waallahua’lam bishawab.


Share this article via

13 Shares

0 Comment