| 154 Views
Lalu Lintas Lancar hanya Impian dalam Sistem Rusak

Oleh : Suherti
Aktivis Muslimah
Hidup di zaman modern seperti saat ini memiliki kendaraan bermotor sudah menjadi kebutuhan hampir setiap orang, yang tentu saja membutuhkan fasilitas jalan raya yang bagus dan mulus. Tentunya akan lebih mempermudah lancarnya aktivitas sehari-hari dari kalangan atas sampai bawah, mula dari anak-anak yang berangkat dan pulang sekolah sampai ibu-ibu dan bapak-bapak yang bekerja maupun aktivitas lainnya yang memerlukan kendaraan baik umum maupun pribadi.
Akan tetapi saat ini khususnya di jalan raya Cicalengka Majalaya, Kabupaten Bandung kondisi jalannya berlubang dan berkubang menjadi pemandangan sehari-hari bagi pengguna jalan raya, dan yang lebih mengkhawatirkan jumlahnya sudah mencapai ratusan yang tentu saja mengganggu perjalanan para pemakai jalan. Kondisi ini akan lebih parah jika musim hujan tiba, lubang-lubang akan tertutup air yang tentu saja akan meningkatkan risiko kecelakaan, ditambah lagi jalur Cicalengka Majalaya merupakan jalan akses utama penghubung jalan kabupaten sekaligus akses utama kendaraan bermuatan besar dengan tonase tinggi yang tentu saja menjadi salah satu faktor lebih rusaknya jalan yang sudah rusak akibat banyaknya di bangun pabrik-pabrik. (dikutip dari media online BandungBergerak, 12 April 2024).
Kondisi jalan yang rusak dan tidak terawat membuat kita bertanya ke mana pemerintah daerah, kenapa keadaan seperti ini berlangsung lama dan seakan tidak ada kepedulian pemerintah terhadap kesusahan yang dialami rakyatnya?
Dalam sistem kapitalis keadaan seperti ini wajar saja terjadi, sebab hubungan pemimpin dan rakyatnya hanya sebagai regulator, pemimpin seperti berjual beli dengan rakyatnya sehingga jika tidak ada nilai materi di dalamnya maka tidak akan ada peran yang pemerintah yang bersungguh-sungguh mengurus kepentingan rakyatnya, ditambah lagi sistem kapitalis membuka lebar peluang terjadinya kecurangan dan tindakan korupsi dalam setiap proyek yang melibatkan banyak pihak sebab dalam sistem ini standar perbuatanya adalah meraih materi sebanyak-banyaknya, yang berasaskan sekulerisme yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Agama tidak dipakai dalam semua aktivitas kehidupannya, agama hanya sebagai ritual hal ini membuka peluang seseorang untuk berbuat curang demi meraih materi sebanyak-banyaknya. Sehingga jika ada proyek perbaikan jalan sering kali asal- asalan yang berakibat kondisi jalan tidak kuat bertahan lama, hanya dua-tiga bulan bagus sudah kembali rusak karena bahan yang dipergunakan tidak berkualitas.
Begitu juga menjamurnya pembangunan pabrik-pabrik disekitaran perumahan penduduk memicu juga selain kerusakan lingkungan juga terganggunya kelancaran berlalu-lintas masyarakat karena banyaknya lalu lalang para karyawan saat jam masuk dan pulang kerja, begitu pula menambah banyaknya kendaraan bermuatan besar yang memicu lebih cepatnya kerusakan jalan raya.
Hal ini akan berbanding terbalik jika yang diterapkan dalam kehidupan adalah sistem Islam, sebab dalam Islam seorang pemimpin adalah pelindung sekaligus pengayom bagi rakyatnya. Sehingga seorang pemimpin akan menjamin kenyamanan umatnya dalam beraktivitas dan akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kepentingan rakyatnya, sebab standar perbuatanya adalah halal haram dan harus sesuai dengan hukum syarah. Seorang pemimpin kelak akan dimintai pertanggungjawaban jika tidak mampu menyejahterakan rakyatnya, dan akan dihisab jika sampai ada yang celaka karena kelalaiannya tidak mampu memberikan fasilitas jalan raya yang terbaik untuk berkendaraan bagi rakyatnya.
Seperti salah satu kisah pemimpin kekhilafahan yaitu Khalifah Umar bin Khatab yang selalu khawatir jika ada hewan keledai yang terperosok karena jalanan yang berlubang. Beliau khawatir akan di tanya sama Allah akan kepemimpinannya , "Kenapa tidak disediakan jalan yang lurus dan bagus untuk keledai lewati?"
Inilah salah satu contoh keteladanan seorang pemimpin dalam sistem Islam begitu peduli akan keselamatan seekor hewan, apalagi terhadap sesama manusia sudah pasti akan lebih peduli dan melindungi.
Tidakkah kita merindukan kepemimpinan seperti seorang Khalifah Umar?
Sosok pemimpin seperti itu hanya dijumpai jika kita menerapkan sistem Islam untuk mengatur semua ruang kehidupan kita sehingga tidak ada lagi rakyat yang mengeluh, "Kenapa sudah bayar pajak mahal-mahal, tetapi buat perbaikan jalan saja harus nunggu berbulan-bulan?"
Sudah saatnya umat sadar kita butuh suatu sistem yang lahir dari Sang Pengatur kehidupan agar kehidupan kita tenang, tentram dan damai. Sebab hanya dengan penerapan Islam secara kaffah akan terwujud Islam Rahmatan Lilallamiin.
Wallahualam bissawab