| 294 Views

Gema Demo Mahasiswa Pro Israel dan Kebebasan Bersuara

Oleh : Shita Istiyanti

Genosida terhadap warga Palestina mengundang kemarahan para intelektual di berbagai penjuru negri. Berawal dari mahasiswa Colombia University of New York, kemudian diikuti oleh 140 kampus bergengsi di berbagai negara bagian AS. Namun para elit politik tak mendukungnya hingga Presiden Joe Biden angkat bicara dengan menuduh aksi tersebut anarkis dan merusak lingkungan. Sontak tanggapan ini memantik kemarahan mahasiswa di seluruh dunia mulai dari Eropa, Asia, Australia bahkan Indonesia. Mereka menuntut dunia untuk segera mengakhiri genosida ini. Tuntutan mereka adalah BDS (Boikot, Divestasi dan Sanksi).

Suatu hal yang mengharukan ketika para mahasiswa ini menyuarakan kebenaran. Bahkan aksi mereka tak selalu berjalan mulus, kerusuhan oleh pihak polisi, ancaman skors dari pihak kampus hingga ancaman penjara tak membuat mereka gentar. Benar sudah bahwa mahasiswa adalah agen of change, mereka lantang menyuarakan kebenaran dan menuntut perubahan.

Namun yang disayangkan adalah respon dari pihak kampus dan para penguasa. Alih-alih menyambut baik aksi kemanusiaan ini, justru malah memanggil polisi untuk menyudahi. Pun dengan para elit politik dan oligarki, mereka melakukan segala cara untuk membungkam aksi ini, mulai dari menekan kampus hingga pemalsuan opini publik.

Disini kita lihat wajah asli demokrasi. Demokrasi yang menyuarakan HAM dan kebebasan berpendapat justru malah mengkebiri kebebasan itu sendiri. Hipokrisi pemimpin barat penyokong kapitalis juga sudah tersibak. Terlihat kepada siapa mereka berpihak, bukan pada kemanusiaan tetapi pada para pemilik modal. Munafik! Begitulah kata yang tepat untuk disematkan pada sistem kehidupan saat ini. Masih berharap kah kita pada sistem munafik dan bobrok ini?

Jelas sudah bahwa kapitalisme tak bisa diharapkan untuk kedamaian umat manusia. Konflik Palestina-Israel tak akan selesai dengan peran PBB. Bahkan divestasi sekalipun tak akan mampu menghalangi para oligarki berkuasa di muka bumi. Satu-satunya harapan dunia adalah dengan ideologi yang benar, yakni ideologi Islam.

Persatuan umat Islam akan membentuk kekuatan besar untuk menumpas segala bentuk penjajahan di muka bumi. Potensi umat Islam sangatlah besar. Bahkan jika kita menyatukan kekuatan militer di 5 negara muslim terbesar saja akan ada 22 juta pasukan militer dengan semangat jihad mereka. Pun dengan kekuatan ekonomi, bila digabungkan cadangan minyak umat Islam melebihi 50% cadangan dunia, belum lagi sumber daya lain yang mayoritas ada di negeri-negeri muslim. Dengan bersatunya kaum muslim untuk menerapkan hukum Islam yang akan memuliakan seluruh manusia, maka dunia akan aman dari segala penjajahan. Karena Islam tidak pernah ada coretan sejarah sebagai negara penjajah ketika ia diterapkan. Justru Islam membangun negri yang mereka takhlukkan menjadi negri yang berjaya pada masanya.

Lihat saja ketika Kholifah Al-Mansur membangun kota Baghdad. Kota gersang ditengah Padang pasir disulapnya menjadi kota terindah dan termaju di dunia, dengan mayoritas penduduknya adalah para Intelektual. MasyaAllah, sudah saatnya kita menerapkan ideologi yang benar, ideologi yang berasal dari Allah SWT. Wallahualambissawab.


Share this article via

85 Shares

0 Comment