| 13 Views

Fantasi Sedarah, Perilaku Menyimpang dalam Kapitalisme

Oleh: Endang Seruni
Muslimah Peduli Generasi

Baru baru ini viral di media sosial Facebook dengan nama “Fantasi Sedarah”. Group dalam Facebook ini di nilai rawan dan menimbulkan dampak buruk karena dinilai konten yang menyimpang.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak meminta Polisi mengusut group di Facebook tersebut. Keberadaannya meresahkan masyarakat sebab mengandung unsur eksploitasi seksual. Terbukti ada pelanggaran hukum, sehingga harus segera diproses hukum untuk memberikan efek jera kepada pelaku (Republika.co.id,17/5/25).

Komnas anti kekerasan terhadap perempuan mendesak kepolisian untuk menindaklanjuti secara menyeluruh kasus ini. Tidak hanya membubarkan group atau memblokirnya tetapi harus ditindak sampai ke akarnya, hingga komunitas serupa tidak kembali muncul (Beritasatu,17/5/2025).

Kementerian komunikasi dan informatika telah mengambil tindakan tegas terhadap beberapa grup Facebook yang memposting konten pornografi yang bersifat inces yang telah menimbulkan kemarahan publik. Pihak Meta telah menghapus akses ke 6 group yang mempromosikan konten serupa. Direktur jenderal Pemantauan Ruang Digital Kementerian, Alexander Sabar menyatakan bahwa pemblokiran group media sosial yang mempromosikan pornografi inces bertujuan untuk melindungi anak anak dari konten digital yang memberikan dampak negatif pada pertumbuhan mental dan emosional anak (bisnis update.com,6/5/2025).

Sebagai negara yang mayoritas muslim, kondisi ini sangat mengerikan. Fenomena inces terjadi di tengah tengah masyarakat kita. Fakta ini menunjukkan adanya pengabaian aturan agama. Mereka bebas berperilaku tanpa aturan bahkan mirip binatang, demi untuk kepuasan yang diinginkan. Inilah buah penerapan sistem Kapitalisme.

Himpunan mereka di dunia maya hanya sebagian kecil. Lambat laun akan menyusup ke ruang kehidupan masyarakat, hingga nyaris dianggap sesuatu yang normal. Jika hal ini dibiarkan bukan hanya bangunan keluarga yang hancur, sistem keluarga rusak bahkan runtuh. Tatanan masyarakat dan negara juga peradaban manusia akan runtuh digantikan tatanan kehidupan yang bebas tanpa aturan.

Perilaku amoral seperti sebenarnya bukan hal yang baru, bak gunung es hanya terlihat dipermukaan. Tetapi yang tidak tampak dipastikan lebih banyak dan lebih parah.

Dalam jerat kapitalisme negara kehilangan power dan peran untuk mengurus dan menjaga rakyatnya. Negara hanya berfungsi sebagai pelayan para pemilik modal dan pemilik kepentingan negara negara besar. Negara menjauhkan agama dari tatanan kehidupan dan hanya boleh diemban oleh individu. Walaupun ada upaya untuk memblokir dan mencari pelaku dengan tujuan untuk menyelamatkan generasi. Mereka adalah sebagian kecil dari pelaku yang tidak tampil ke publik. Sementara di dunia nyata, mereka berkeliaran tak terdeteksi.

Kehidupan bangsa ini semakin jauh dari nilai nilai kebaikan. Termasuk urusan moral yang kacau balau. Perilaku rusak dan merusak adalah hal yang biasa terjadi. Perilaku menyimpang marak terjadi, seharusnya pemerintah lebih serius untuk melakukan tindakan pencegahan. Seperti memblokir situs porno secara permanen.

Pemerintah juga harus memberlakukan sanksi tegas bagi para pelaku inces agar kejadian serupa tidak terus menerus berulang. 

Dalam Islam inces adalah sebuah keharaman. Negara menutup setiap celah yang menghantarkan pada perilaku inces. Islam memperhatikan penjagaan dalam interaksi antar anggota keluarga di rumah. Seperti memisahkan kamar dan tempat tidur antara anak, dan orang tua. Antara anak laki-laki dan perempuan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw,”Apabila anak anak kalian telah mencapai usia 7 tahun maka bedakan tempat tidur mereka”(HR. Abu Daud).

Islam menetapkan pendidikan berbasis akidah Islam. Akan mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertakwa. Ukuran kebahagiaan adalah meraih ridho Allah SWT. Sehingga masyarakat terkondisi untuk saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Terciptalah kontrol di tengah tengah masyarakat.

Sementara dalam hal pengelolaan sumberdaya alam milik umat dikelola dengan amanah dan di kembalikan seluruh keuntungan untuk pelayanan umat. Dengan demikian kemiskinan bisa dientaskan. Sebab kemiskinan bisa menjadi faktor pemicu terjadinya perilaku menyimpang ini.

Islam menetapkan sistem sanksi yang tegas bagi para pelanggar aturan. Inces merupakan bentuk zina. Pelaku bisa dikenakan hukuman rajam sampai mati (jika sudah menikah) dan dera (cambuk) 100 kali (jika belum menikah). Fungsi dari sanksi tegas ini ada sebagai penghapus dosa pelaku dan pencegahan kepada orang lain agar tidak melakukan tindakan yang sama. 

Rumah yang seharusnya menjadi tempat untuk berlindung dan teraman bagi anggota keluarga bisa menjelma bak neraka. Kerabat dan orang tua seharusnya memberikan perlindungan justru jadi pelaku kejahatan. Inilah buah penerapan sistem Kapitalisme yang menjadikan negara abai, masyarakat lalai, dan korban terus berjatuhan.

Sudah saatnya kembali kepada sistem Islam dan mengganti sistem rusak ini dengan tatanan sistem Islam. Sudah terbukti mampu menjamin keamanan, memberikan solusi tuntas bagi seluruh umat. 

Waallahu'alam bishawab.


Share this article via

8 Shares

0 Comment