| 87 Views

Duta Kesehatan Remaja, Akankah Menyelesaikan Masalah Kesehatan?

Oleh : Rita Razis
Aktivis Muslimah Boyolali

Hidup sehat menjadi impian semua orang karena kesehatan itu mahal harganya. Oleh sebab itu, harus ada upaya yang dilakukan seperti menjaga pola makan, berolah raga dan istirahat yang cukup. Bahkan, ada beberapa program dari pemerintah untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan di setiap derah-daerah. Antara lain program kebun gizi, poskes (pos kesehatan), tanaman obat, duta kesehatan dan masih banyak lagi. 

Seperti yang terselenggara di Pendopo Gede Boyolali telah terpilih Naysilla Chelsea Azzahra siswa SMAN 1 Teras sebagai juara Duta Kesehatan Remaja Boyolali 2024. Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes)  Boyolali, Puji Astuti, seluruh perserta ada 44 siswa kelas X dan XI SMA/sederajat perwakilan dari masing-masing kecamatan yang ada di Boyolali. Tujuan dari acara ini adalah untuk menyukseskan sistem kesehatan primer dan menperkuat kader-kader kesehatan di kalangan remaja. Sehingga para peserta dapat menjadi pionir kesehatan remaja dan bisa memberikan pengetahuan yang  benar kepada teman-temannya (espos.id, 11 Oktober 2024).

Para pemuda memiliki peran dan penggerak pemuda yang lain tentu hal yang membanggakan. Apa lagi jaman sekarang banyak pemuda yang mulai abai dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Akan tetapi, memilih dan menjadikan pemuda sebagai duta kesehatan remaja tentu saja tidak cukup. Sebab posisi mereka sebagai pelajar, membuat mereka masih terfokus di sekolah masing-masing. Kemudian waktu mereka juga habis untuk sekolah, kewajiban sebagai anak dan pelajar. Sehingga peran mereka untuk memperhatikan dan mensosialisasi kesehatan kepada teman-temannya sangat terbatas. Maka pemilihan duta kesehatan remaja belum bisa menyelesaikan permasalahan kesehatan yang terjadi khususnya di kalangan remaja. 

Kemudian adanya gerakan duta kesehatan remaja membuat lengah para petugas kesehatan untuk menjalankan kewajibannya. Seakan akan tugas mereka dilimpahkan kepada para duta kesehatan remaja. Alhasil nasib kesehatan remaja pun terabaikan. Kasus bullying dan gizi buruk pun terus meraja rela. Bukannya menyelesaikan masalah akan tetapi menambah masalah.

Sungguh memprihatinkan ketika negara yang lepas tangan, membuat kesehatan semakin terabaikan. Kemudian program kesehatan hanyalah sebagai formalitas dan bukti jika negara hanya setengah-setengah menjamin kesehatan rakyatnya. Inilah dampak dari sistem yang rusak. Sistem kapitalis sekuler menjadikan pelayanan kesehatan sebagai bisnis. Sistem yang memprioritaskan keuntungan dan abai dengan kondisi kesehatan rakyat. 

Berbeda dengan penerapan sistem Islam. Sistem yang mendatangkan rahmat bagi seleuruh alam tidak hanya manusia saja. Sistem Islam menjadikan kesehatan salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Sehingga negara akan bertanggungjawab penuh dalam melayani, memfasilitasi dan menyehatkan rakyatnya dengan gratis. Kesehatan rakyat menjadi prioritas yang dijamin negara sebab dalam sistem ini nasib rakyat adalah amanah terbesar yang akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah Swt. 

Dengan demikian, rakyat akan dengan mudah mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa harus berproses panjang. Kemudian tenaga mendis pun juga tenaga yang ahli dalam bidangnya tidak sembarangan petugas. Jadi, hanya dengan menerapkan sistem Islam masalah kesehatan akan dapat diselesaikan. Tidak hanya dikalangan remaja saja akan tetapi semua usia. Wallahu a'lam bissowab.


Share this article via

27 Shares

0 Comment