| 48 Views
Bulan Muharram Mewujudkan Kebangkitan Umat Yang Hakiki

Oleh : Dewi yuliani
Tahun baru islam seharusnya menjadi momen untuk introspeksi bagi umat Islam. Peristiwa hijrah menjadi titik awal terwujudnya kemuliaan umat. Berita dikutib dari Jakarta (ANTARA) -Peringatan 1 Muharram sebagai awal tahun dalam kalender Hijriah mengandung makna mendalam dan menjadi saat yang tepat untuk refleksi spiritual serta memperkuat keimanan. Merujuk pada kalender Hijriah Indonesia tahun 2025, tanggal 1 Muharram 1447 H bertepatan dengan hari Jumat, 27 Juni 2025. Tanggal ini sekaligus menjadi titik awal pergantian tahun dari 1446 ke 1447 Hijriah, dan diperingati oleh umat Islam sebagai Tahun Baru Islam.
Berdasarkan situs Nu online, bulan Muharram merupakan salah satu waktu yang dianjurkan untuk melaksanakan ibadah puasa bagi umat Islam. Bahkan, puasa di bulan ini dinilai memiliki keutamaan lebih tinggi dibanding puasa lainnya setelah Ramadhan. Umat Islam bersatu di bawah naungan Daulah Islam, hidup Sejahtera di bawah aturan Allah, islam tersebar ke seluruh penjuru dunia dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Namun hari ini predikat sebagai umat terbaik tak nampak nyata dalam kehidupan. Umat Islam harus merenungkan kembali apa akar masalah kondisi buruk ini sehingga umat Islam kehilangan kemuliaannya sebagai umat terbaik. Umat terpuruk karena makin jauh dari aturan Allah (QS 20: 124) Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalany rahimahullah berkata, Hikmah pada dijadikannya Muharram sebagai awal tahun adalah agar tahun diawali dengan bulan suci dan ditutup dengan bulan suci juga, dan tahun di tengah-tengahnya juga terdapat bulan suci yaitu Rajab, dan berturut-turutnya dua bulan suci di akhir tahun (Dzulqa'dah dan Dzulhijjah -pent) untuk menunjukkan keutamaan penutup dan bahwasanya amal-amal itu tergantung atau dinilai berdasarkan penutupnya.
Satu-satunya cara untuk meraih kembali kemuliaan adalah dengan kembali kepada aturan Allah dan menerapkannya dalam kehidupan secara kaffah. Umat disadarkan akan kebutuhannya pada Khilafah sebagai institusi yang akan menjadi junnah bagi ummat. Karena itu umat harus disadarkan hakekatnya sebagai muslim dan didorong untuk ikut memperjuangkannya. Penyadaran umat ini membutuhkan bimbingan dari jamaah dakwah yang tulus dan istiqamah berjuang di jalan Allah.
Dakwah untuk menegakkan Khilafah membutuhkan kepemimpinan jemaah dakwah ideologis yang konsisten menyerukan tegaknya Khilafah. Hal ini sebagaimana perintah Allah Taala dalam QS Ali Imran ayat 104, “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Jemaah dakwah ini harus ada di tengah-tengah kaum muslim dan beraktivitas membangun kesadaran yang benar pada diri umat dan menunjukkan jalan kemuliaan bagi umat, yaitu penerapan syariat Islam kafah dalam institusi Khilafah Islamiah. Umat Islam sudah seharusnya menjawab seruan jemaah dakwah Islam ideologis ini dan berjuang bersama menjemput pertolongan Allah Taala. Sesungguhnya pertolongan Allah Taala itu dekat bagi orang-orang yang yakin, sebagaimana firman-Nya, “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.
Wallahu'alam bishawab