| 173 Views
Antara Perang Nasionalisme dan Jihad Bela Palestina

Oleh: Mila Ramilah
Sejarah mencatat bahwa sejak daulah Islam diruntuhkan pada tanggal 3 Maret 1924 oleh Mustafa Kemal Attaturk. Sistem Islam yang pernah diterapkan selama 13 abad lebih langsung diganti dengan sistem Republik. Sistem Republik Turki bertujuan untuk menjadikan Turki sebagai negara yang merdeka dengan membawa pemahaman yang modern dan berasaskan sekuler. Tolok ukur halal-haram diganti manfaat atas nama hak asasi manusia dan kebebasan berekpresi tanpa batasan.
Pemahaman ini dipaksakan dan akhirnya diterima oleh sebagian besar orang Turki. Mustafa Kemal Attaturk pada akhirnya dikenal sebagai Bapak Turki (Attaturk). Hal itu karena ia dianggap berjasa membawa perubahan besar bagi Turki.
Semenjak runtuhnya Daulah Islam, negeri-negeri Islam terpecah-pecah menjadi negara-negara bangsa yang telah dikuasai oleh paham yang sama yaitu sekulerisme dan kapitalisme. Pada akhirnya negeri negeri muslim pun dengan rela hati mengadopsi sistem kapitalisme, baik itu Republik ataupun Monarki, karena kesadaran tentang sistem Islam telah hilang dalam benak mereka, dan menjadi negeri-negeri yang bersifat Nasionalisme.
Nasionalisme sering dimaknai sebagai rasa cinta terhadap tanah air, kampung halaman, budaya bangsa, tunduk terhadap aturan bangsa, serta rela berperang membela bangsanya sendiri. Padahal perang yang mereka lakukan hanyalah sekelumit pengorbanan kecil semata yang tidak berpengaruh terhadap pembelaan saudaranya sesama muslim di negeri-negeri muslim lainnya.
Seperti apa yang terjadi di Palestina. Palestina telah berpuluh tahun lamanya dijajah oleh zionis Israel yahudi dan sampai hari ini masih tertindas, diperangi secara brutal, digenosida dan dianggap tidak manusiawi oleh zionis Israel yahudi dan para pendukungnya. Para pemimpin muslim hari ini faktanya masih abai dan hanya bisa beretorika. Padahal Palestina butuh pembelaan yang nyata. Seharusnya para pemimpin negeri-negeri kaum muslim melakukan tindakan tegas dengan mengirimkan militernya untuk membantu rakyat Palestina memerangi zionis Israel.
Al-Quran dalam beberapa ayat menekankan pentingnya membela saudara seiman dan wajibnya berjihad dalam berbagai bentuk . Seperti Surah Al-Anfal ayat 72, Surah Al-Hujarat Ayat 10, dan surat Al-Baqarah Ayat 217.
Belakangan antara India dan Pakistan terjadi perseteruan lagi. India yang mayoritas beragama Hindu sebanyak 79,8 %, sedangkan Pakistan mayoritas beragama Islam sebanyak 96,5%. Perang ini terjadi karena persengketaan wilayah di Kashmir. Wilayah yang sangat strategis dengan tanah yang subur, alamnya yang indah, serta pertahanan militer negara yang kuat. Itu sebabnya Kashmir menjadi rebutan antara India dan Pakistan. (kompas.com, 7/5/2025).
Setiap perang yang terjadi pastinya ada sekutu-sekutu yang ikut mendukung. India mendapatkan dukungan penuh dari Israel karena punya kepentingan sama menganggap Islam sebagai musuh bersama. Sedangkan Pakistan didukung oleh Cina karena wilayah Kashmir ini termasuk bagian yang masih mereka kuasai yaitu Aksai Chin dan wilayah Trans-Karakoram, yang merupakan bagian timur dan timur laut.
Dibalik konflik secara diam-diam pemimpin Kashmir membuat perjanjian sementara dengan Pakistan. Namun ternyata dia menyatakan bahwa Kashmir merupakan bagian India tanpa persetujuan penduduk Kashmir yang mayoritas Islam ini dikarenakan Hari Singh beragama Hindu.
Sungguh disayangkan negeri-negeri muslim sekedar berperang karena persoalan remeh temeh kecil seperti itu, hanya soal mempertahankan negri, ingin merdeka sendiri. Padahal yang selalu menjadi korban adalah rakyat biasa yang selalu menjadi sasaran genosida. Padahal baik militer Palestina maupun Pakistan berkekuatan besar dalam pertahanan, justru mereka masih berkutat pada pemikiran dangkal, yaitu berperang demi bangsanya. Mereka belum benar-benar berperang karena dorongan jihad di jalan Allah. Padahal baik Palestina maupun Pakistan merupakan negeri kaum muslim yang memiliki ikatan akidah yang satu. Kesadaran untuk menyatukan diri menjadi negara yang satu dalam Daulah Khilafah, seharusnya ada sehingga memunculkan gerakan jihad yang lebih besar.
Daulah Islamlah yang akan menyatukan kekuatan kekuatan militer yang dimiliki negeri-negeri muslim menjadi satu kesatuan dibawah satu kepemimpinan seorang Khalifah. Khalifah-lah yang akan memimpin peperangan melawan kafir harbi barat ataupun yahudi yang sejak dulu memusuhi Islam dan kaum muslim.
Salah satu ayat Al-Quran yang menerangkan pentingnya bersatu mengangkat pemimpin adalah Surah Al Imran ayat 103:" Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah SWT, dan janganlah kalian bercerai berai." Sudah saatnya kita sadar, dan kembali kepada Khilafah Islamiyyah sebagai sistem kehidupan demi kebaikan dunia akhirat. Aamiin.
Wallahu a'alam bishawab