| 81 Views
Tes Kehamilan Bukanlah Solusi Hadapi Pergaulan Bebas Remaja

Oleh : Cokorda Dewi
Pada saat ini, kemajuan tekhnologi yang semakin canggih, memudahkan siapa saja dapat mengakses segala hal di dunia maya. Tanpa batas. Bahkan tanpa adanya kontrol dari negara. Hal ini mengakibatkan efek negatifnya yang timbul di masyarakat tak dapat dicegah. Salah satunya pergaulan bebas di kalangan remaja.
Fakta yang sedang viral, salah satu SMA di Cianjur, Jawa Barat mengadakan Tes Kehamilan bagi siswinya pasca libur panjang, Kasus ini viral dan menuai polemik pro dan kontra di tengah masyarakat. Kacab Disdik wilayah VII Jabar, Nonong menanggapi polemik tes kehamilan bagi siswi SMA tersebut adalah sesuatu yang bertujuan baik, akan tetapi seharusnya tidak menjadi konsumsi publik, tapi sebagai kepentingan internal sekolah. Bupati cianjur Herman Suherman mendukung kegiatan tersebut, bahkan berharap juga diterapkan di sekolah lainnya, sebagai langkah pencegahan dan peringatan bagi siswi agar tidak melakukan perbuatan negatif. Kompas.com , Kamis (22/1/25)
Hanya beliau menyayangkan kegiatan ini menjadi konsumsi publik sehingga menuai polemik. Menurut pihak sekolah tersebut, awal timbulnya kegiatan tes kehamilan tersebut adalah karena pihak sekolah merasa risih dengan adanya pergaulan bebas di kalangan remaja.
Program kegiatan tes kehamilan ini adalah dalam rangka penguatan karakter siswa, sebagai solusi tindakan pencegahan seks bebas, dan kenakalan remaja di tengah rusaknya kebebasan pergaulan.
Mencermati adanya pergaulan bebas dikalangan remaja, beserta upaya penanganannya. Sesungguhnya tidak menyentuh pada akar permasalahan yang menyebabkan rusaknya pergaulan remaja saat ini.
Tes kehamilan bukanlah solusi yang tepat untuk mencegah adanya pergaulan bebas di kalangan remaja. Tidak hanya pada remaja perempuan saja yang harus dicegah, remaja laki-laki pun sama rusaknya. Apalagi faktor penyebabnya sangat banyak yang mempengaruhi rusaknya pergaulan remaja saat ini.
Pencegahan atau penangan rusaknya pergaulan remaja, harus diawali dengan mencari akar permasalahannya.
Akar permasalahannya adalah sistem kapitalisme yang menganut paham sekulerisme. Hal ini menjadikan remaja lebih mengutamakan hawa nafsunya, dan kesenangan jasmani, serta abai terhadap halal dan haram. Menganggap bahwa hidup hanya sekali, maka kesenangan duniawi harus dinikmati.
Sudah saatnya Generasi Islam kembali kepada Islam Kãffah. Islam tidak hanya berupa urusan ibadah mahdhoh saja (sholat, puasa, zakat, dan haji), Islam juga mengatur segala aspek kehidupan, termasuk aturan pergaulannya. Sehingga dapat menjaga kemuliaan manusia dan menjaga keberlangsungan kehidupan manusia.
Penerapan sistem Pendidikan Islam berasaskan pada aqidah Islam akan menghasilkan generasi berkualitas, berkepribadian Islam, dan paham tata pergaulan Islam. Dengan keimanan yang kuat dan pemahaman yang dimiliki, akan mampu menjaga Generasi Islam tetap dalam ketaatan dan menjauh dari kemaksiatan. Terjaga dari pemikiran sesat, serta kerusakan akhlak lainnya.
Seorang muslim akan mampu membedakan yang halal dan haram, yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, tetap dapat menjaga kesucian diri, juga kehormatan.
Allãh SWT berfirman dalam QS. An Nur : 31, tentang bagaimana pergaulan dalam Islam, agar kita menjadi orang-orang yang beruntung. Peran negara dalam penerapan Islam sangat penting untuk menjaga sistem pergaulan dalam masyarakat, agar sesuai dengan syari’at Islam, guna mencegah rusaknya Generasi Islam.
Wallaahu’alam bish showab.