| 9 Views

Terobosan Baru Masalah Baru

Oleh : Rita Razis

Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi gebrakan terbaru dari bapak presiden Indonesia. Program ini pun mendapat sambutan baik dari masyarakat dan sudah dilaksanakan di beberapa daerah. Akan tetapi, ekspetasi yang digaungkan oleh pemerintah tidak sesuai realita yang ada di lapangan. Dimana MBG yang sudah berjalan terjadi berbagai masalah. Seperti menu makanan tidak memenuhi empat sehat lima sempurna, makanan terasa hambar, dan yang lebih memprihatinkan banyak siswa dan guru yang keracunan.

Sebagai mana yang terjadi di Kota Bogor. Menurut keterangan  dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, total perkembangan kasus dugaan keracunan makanan sejak tanggal 7 sampai 9 Mei 2025 tercatat 210 orang berasal dari delapan sekolah, diduga makanan berasal dari MBG dan SPPG yang sama. Kondisi korban ada 34 orang menjalani rawat inap, 47 orang menjalani rawat jalan, dan 129 orang mengalami keluhan ringan. Kemudian dari pihak Dinas Kesehatan masih melakukan investigasi epidemiologi untuk memastikan sumber masalahnya (cnnindonesia.com, 11 Mei 2025).

Hal ini pun, mendapatkan perhatian dari Otoritad Jasa Keuangan (OJK) agar program makan bergizi gratis (MBG) mendapatkan proteksi asuransi. Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP), Ogi Prastomiyono mengatakan saat ini Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) dan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) sedang menyusun proposal tentang mekanisme penyelenggaraan produk asuransi untuk program MBG.

"Telah diidentifikasi beberapa risiko yang mungkin bisa didukung asuransi, yaitu risiko keracunan bagi para penerima MBG, anak sekolah, balita, ibu hamil dan menyusui," kata Ogi dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK.

Selain itu, asuransi untuk risiko kecelakaan bagi para pihak penyelenggara program MBG, perlindungan non-medis seperti kehilangan penghasilan orang tua karena menemani anak sakit yang dirawat di rumah sakit (finansial.bisnis.com, 11 Mei 2025).

Keamanan dan Kesehatan Terabaikan

Miris, terobosan baru masalah baru. Dimana banyak siswa bahkan orang tua yang mengeluh dengan program MBG, sebab menu yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan mereka. Selain itu, program ini belum diselenggarakan secara merata karena keterbatasan dana dan lain sebagainya. Kemudian muncul kasus keracunan makanan dari program MBG maka akan menambah kekhawatiran masyarakat dan berakibat masyarakat tidak setuju dengan program ini. Jika diteruskan tanpa ada evaluasi atau jaminan keamanan dan kesehatan terhadap makanan yang disediakan. Meskipun makan bukanlah faktor utama dalam pendidikan, sehingga jangan sampai merusak generasi bangsa.

Begitu pula, peran pemerintah sebagai pemiliki program tersebut yang abai dan tidak cepat tanggap. Membuat deretan citra buruk pemerintah di mata rakyatnya. Bahkan program MBG ini menjadi pesta bagi-bagi kue kepada berbagai pihak atau oknum yang bersangkutan. Kemudian lebih memprihatinkan lagi, ketika kasus keracunan MBG ini terjadi justru dijadikan peluang yang dilirik para pihak asuransi yang siap sedia memberikan jaminan medis atau non-medis. Dengan demikian, semakin banyak pula pihak yang mengambil keuntungan dari program MBG. Program yang seharusnya mensejahterakan dan menjamin kesehatan para pelajar, akan tetapi disalah gunakan ketika di lapangan. Mereka hanya bergerak demi keuntungan.

Inilah realita jika sistem yang rusak tidak bisa mensejahterakan dan menjalankan program sesuai harapan. Serta negara pun tidak bisa berbuat banyak atau menyelesaikan atas kasus dan masalah yang terjadi dimasyarakat. Sebab negara hanya sebagai regulator saja dalam sistem sekarang ini. Ya, sistem kapitalis sistem yang membuat rakyat bergerak ketika ada kepentingan dan manfaat saja. Sehingga apapun yang dilakukan pemerintah atau rakyat hanya demi materi yang akan didapatkan. Mereka tidak peduli dengan nasib rakyat yang terabaikan dan tidak teriayah dengan baik. Dengan demikian, negara telah gagal menjamin kualitas para generasinya, sebab adanya pasar bebas yang membiarkan produk-produk berbahaya beredar luas tanpa ada kontrol ketat dari negara. Serta bukti jika sistem Kapitalisme juga gagal menyediakan lapangan kerja untuk rakyatnya.

Solusi Tuntas

Berbeda jauh jika dibandingkan dengan sistem Islam. Sistem yang berasal dari Sang Pencipta dan terbaik untuk hambaNya. Sebab sistem ini memiliki solusi yang sistemik untuk mengatur ekonomi dan kehidupan rakyat berdasarkan syariat Islam yang berorientasi pada kemaslahatan. Kemudian negara juga bertanggung jawab penuh atas keamanan pangan dan gizi masyarakat, bukan diserahkan kepada mekanisme pasar atau korporasi. Serta negara menjamin terbukanya lapangan kerja yang luas melalui pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan sektor produktif.

Jadi, para generasi muda terjamin kesehatan dan kesejahteraannya. Para orang tua pun tidak khawatir dengan nasib anak-anaknya. Bahkan tidak hanya makan gratis, ketika sistem Islam diterapkan sekolah pun juga gratis maka semua masyarakat dapat menikmati dan mendapatkan pendidikan yang terbaik. Sehingga akan memberikan solusi tuntas dengan menciptakan generasi yang tangguh dan masyarakat yang sehat dan sejahtera.

Wallahu a'lam bissowab.


Share this article via

11 Shares

0 Comment