| 317 Views
Sedang Mencari Etika Yang Hilang

Debat Cawapres tadi malam ada pelajaran penting. Amat penting. Soal Gibran.
Bahwa menjadi cawapres dengan status anak sultan, disokong keputusan MK yang kontroversial, dibela kabinet, ternyata menampakkan perilaku songong, miskin etika pada orang yang lebih tua.
Tadi malam Gibran menunjukkan warna asli. Entah karena begitu didikan di keluarganya, atau karena proses politik yang dijalaninya, menjadikannya adigung, besar kepala, hilang kesantunan pada orang yang lebih tua, merendahkan status keilmuan orang lain.
Ia dipuja-puji mewakili anak muda Indonesia. Ngeri kalau anak muda Indonesia diidentikkan dengan karakter seperti itu. Apakah ada yang mau Indonesia masa depan adalah bangsa yang niretika? Pemimpinnya niradab?
Biasanya anak muda seperti itu tumbuh berkembang dalam privilege yang luar biasa dari orang tuanya. Sehingga merasa hidup itu mudah dan suka merendahkan orang lain.
Ngeri. Ini kontras dengan Islam yang ajarkan kesantunan dan menjunjung rasa hormat. Nabi Saw bersabda;
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيْرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيْرَنَا
“Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami.”
Tapi begitulah bila Islam sudah lepas simpulnya dari masyarakat, keluarga dan anak muda, tak ada artinya lagi etika. Apalagi bila muncul sikap haus kuasa.
Iwan Januar, Siyasah Institute
(Bukan Pendukung Paslon Manapun)