| 167 Views

Sampai Kapan Harga Beras Melonjak Naik?

Oleh: Eva Ummu Naira

Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok

Kenaikan harga beras di tanah air sungguh teramat miris, sampai melebihi harga eceran tertinggi (HET), bahkan terjadi kelangkaan beras di pasar tradisional dan beberapa supermarket. Tak ayal membuat para ibu rumah tangga, tak terkecuali juga para penjual makanan (kuliner) memburu beberapa pasar dan supermarket untuk mencari harga beras yang lebih murah, nyatanya nihil entah ke mana raibnya beras di pasaran. Sampai kapankah harga beras terus naik? 

Seperti dilansir RadarDepok.com, (20/2/ 2024), perlahan tapi pasti, harga beras di Kota Depok yang terpantau dari sejumlah wilayah kian meninggi. Adapun, kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa bulan yang lalu. Bahkan, kenaikan harga beras di Kota Depok yang semakin meninggi usai Pemilu 2024, disinyalir akibat langkanya beras yang didapati penjual seperti halnya di sejumlah pasar tradisional. Menurut Lusiana, pedagang beras di Kecamatan Sukmajaya, di pasaran tidak ada persediaan beras premium, stok yang tersedia hanya beras medium yang harganya kian melonjak. 

Menyikapi hal itu, Presiden Jokowi mengatakan perubahan iklim atau cuaca menjadi sebab harga beras di Indonesia naik karena banyak yang gagal panen (Republika.co.id, 19/2/2024). Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah untuk mengatasi dan mengantisipasi kelonjakan harga beras, Presiden Joko Widodo mengintruksikan pasokan beras di pasar induk beras Cipinang untuk segera didistribusikan ke sejumlah pasar tradisional dan modern. 

Adapun stok beras di Pasar Cipinang, menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, masih cukup tinggi, yakni di atas 34 ribu ton. Dan, Reynaldi Sarijowan, Sekjen DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat, kenaikan harga beras saat ini memecahkan rekor tertinggi yakni Rp13.500 per kilogram untuk beras medium dan Rp18.500per kilogram untuk beras premium.

Langkah lain yang dilakukan pemerintah yaitu terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras sampai nanti bisa kembali turun dan stabil. Salah satu langkahnya dengan membanjiri beras merek dagang program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog sebagai alternatif masyarakat ketika harga beras naik. Harga beras SPHP Rp10.900 per kilogram atau Rp54.000 per 5 kilogram. Kualitas beras Bulog bersubsidi ini diklaim tidak kalah dengan beras premium (Solopos.com, 20/2/2024). 

Demikianlah berbagai solusi yang ditawarkan dalam sistem kapitalis saat ini, tak menyentuh akar permasalahannya, solusinya pun tambal sulam yang terus berulang setiap tahunnya. Lain halnya dengan sistem Islam, Islam sebagai sebuah diin yang sempurna memiliki pemikiran dan aturan yang sempurna dan komprehensif. Pengaturan dalam Islam sangat jelas mengenai pemenuhan kebutuhan pokok rakyatnya antara lain kebutuhan pangan, termasuk di dalamnya jaminan stabilitas harga. 

Begitu pula dengan politik ekonomi Islam bertujuan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pokok bagi seluruh individu rakyat dan pelaksanaannya wajib berada di pundak negara. Rasulullah SAW telah menegaskan dalam sabdanya, “Imam adalah raa’in (pengurus hajat hidup rakyat) dan ia bertanggung jawab terhadap rakyatnya” (HR Muslim dan Ahmad). 

Maka seorang pemimpin wajib untuk mengurusi permasalahan kenaikan harga pangan mulai dari produksi, distribusi, hingga konsumsi. Pada aspek produksi, negara menjamin tersedianya pasokan dengan produksi dalam negeri untuk konsumsi dan cadangan pangan negara. Adapun  kebijakan pertaniannya dijalankan dengan dua strategi, yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, termasuk penerapan hukum pertanahan yang akan menjamin seluruh lahan pertanian berproduksi secara optimal. 

Sedangkan untuk aspek distribusi, negara akan mengawasi para penjual dan pembeli agar terwujud penyaluran dan pembentukan harga yang wajar. Negara juga akan melarang dan mencegah terjadinya penimbunan barang. Pengawasan tentu saja akan dilakukan dengan serius dan akan ada sanksi tegas bagi para pelaku kecurangan di pasar. 

Dengan sistem politik ekonomi Islam inilah, niscaya ketahanan pangan akan terwujud, konsumsi akan pangan pun akan terpenuhi, karena pemimpin Islam akan berperan sebagai penjamin dan penanggung jawab, tentu saja hal itu dapat terwujud melalui penerapan aturan Islam secara kaffah.[]


Share this article via

59 Shares

0 Comment