| 210 Views

Saleh Ala Moderasi Vs Islam

Oleh : Windy Kurniawati
Ibu Rumah Tangga

Program moderasi agama yang dibangun oleh pemerintah berhasil menaikkan Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB). Di mana, isu toleransi menjadi poin penting di balik keberhasilannya. Lalu bagaimana pandangan Islam terhadap dampak moderasi beragama bagi kaum muslim?

Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB) adalah indikator yang digunakan untuk mengukur kerukunan antarumat beragama yang meliputi toleransi, kesetaraan agama, dan kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut data dari Kementerian Agama, IKUB mengalami peningkatan yang sebelumnya hanya berada di angka 76,22 persen pada tahun 2023, menjadi 76,42 persen di tahun 2024.

Begitu pula dengan Indeks Kesalehan Sosial (IKS) yang meliputi etika, kepedulian sosial, relasi antarmanusia, negara, pemerintah, dan upaya untuk melestarikan lingkungan telah mengalami kenaikan yang signifikan yaitu dari 82,59 persen menjadi 83,83 persen. Hasil ini didapat melalui survei Badan Litbang dan Diklat Kemenag bersama beberapa perwakilan pemeluk agama seperti Buddha, Hindu, Islam, Kristen, dan Konghuchu.

Dilansir melalui Detiknews.com pada Kamis (3-10-24), Wamenag Saiful Rahmat Dasuki ikut menanggapi perihal kenaikan IKUB dan IKS. Ia mengungkapkan bahwa program moderasi agama telah berhasil memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang toleransi antarumat beragama yang semakin membaik.

Saleh Versi Moderasi

Moderasi agama telah menjadi tren baru di tengah masyarakat Indonesia. Karena program ini dianggap berhasil membuat kesetaraan antarumat beragama. Namun faktanya, moderasi agama adalah produk Barat yang sengaja diekspor ke negeri-negeri muslim termasuk Indonesia. Tujuannya untuk mencegah bangkitnya Islam.

Moderasi beragama membawa pemikiran yang berbahaya bagi umat karena bisa merusak keyakinan akan kebenaran Islam dengan menganggap semua agama benar dan sama. Menciptakan krisis identitas dan islamofobia serta menjadikan umat sekuler. Moderasi agama juga ingin membentuk muslim moderat sehingga agama akan diasingkan dalam kehidupan.

Di sisi lain, definisi "saleh" dalam moderasi agama telah menambahkan kata "sosial". Artinya, makna kesalehan hanya sebatas saling menghargai, tolong-menolong, dan empati. Sedangkan menurut Islam kesalehan, harus diterapkan secara total. Bukan hanya saleh secara individual saja, tetapi harus disertai saleh ritual yaitu bentuk ketaatan dan pengabdian kepada Allah Swt.

Jika negara ingin membentuk kesalehan sosial hendaknya tidak menghilangkan peran agama dalam kehidupan bermasyarakat ataupun bernegara. Karena dengan mengimani adanya, hari akhir manusia tidak sembarangan dalam bertindak. Alhasil kesalehan sosial akan terbentuk secara hakiki.

Saleh Versi Islam

Tidak dapat dimungkiri lagi bahwa moderasi merupakan racun bagi ideologi Islam, karena hanya menjadikan agama sebagai ritual ibadah atau akhlak saja. Sedangkan di dalam Islam, agama mempunyai peran untuk mengatur kehidupan manusia secara menyeluruh.

Sebagaimana Allah Swt. Berfirman dalam QS. Al-Baqarah (2) : 208. "Wahai orang-orang yang beriman masuklah kalian kedalam Islam secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan sesungguhnya ia musuh yang nyata bagi kamu."

Begitu pula saleh menurut pandangan Islam adalah bentuk perbuatan yang harus dilandaskan oleh iman. Baik itu dalam hubungan antarsesama manusia, atau dengan dirinya sendiri. Pasalnya, jika amal saleh dilakukan tanpa adanya iman tidak akan mendapat pahala di sisi Allah Swt

Tanpa moderasi agama, Islam sudah sempurna dalam mengatur segala urusan umat, baik itu dalam beribadah, bertoleransi, sampai berpolitik. Terbukti dengan tegaknya Khilafah sebagai tatanan negara dalam kepemimpinan seorang khalifah mampu berdiri selama 13 abad dan menguasai hampir seperempat dunia.
Wallahualam bissawab.


Share this article via

78 Shares

0 Comment