| 304 Views
Rupiah Melemah, Saatnya Menerapkan Mata Uang Emas dan Perak

Oleh : Isnani Zahidah
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Kurs rupiah per dolar AS berkisar di atas 16.000 pada pekan ketiga April. Diperkirakan pelemahan rupiah karena konflik antara Israel dan Iran di Timur Tengah disamping sukap The Fed (bank sentral AS) untuk mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi.
Pelemahan rupiah berakibat harga barang-barang impor melonjak, termasuk bahan baku industri, serta memicu inflasi berakibat melemahnya daya beli masyarakat, kata peneliti mikro ekonomi di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, Teuku Riefky
Sesungguhnya terjadinya pelemahan rupiah dan mata uang negara-negara berkembang sudah sering terjadi, bahkan melemah dan krisis keuangan terjadi secara periodik. Yang paling fenomenal Krisis moneter di Indonesia dan negara-negara lain waktu tahun 1997-1998 hingga melengserkan presiden Soeharto. Krisis moneter dalam sistem kapitalis adalah keniscayaan karena mata uang dunia bertumpu pada mata uang AS yaitu dollar.
Pelemahan rupiah saat ini memang dipengaruhi banyak faktor. Namun yang paling utama adalah ketergantungan pada dollar sebagai mata uang dunia. Kondisi ini terjadi karena saat ini dunia secara keseluruhan dibawah imperialisme AS. Sejatinya hal ini merupakan kekuatan semu karena berdasarkan perjanjian.
Sejak tahun 1971 dunia secara keseluruhan berubah menerapkan mata uang fiat money (uang kertas yang tidak dapat ditukar dengan logam murni/uncovertible paper money) saja. Uang tersebut merupakan kertas uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, dan pemerintah menjadikan kertas uang tersebut sebagai uang utama. Namun uang kertas tersebut tidak bisa ditukarkan dengan emas dan perak, dan tidak dijamin dengan cadangan emas dan perak, atau disebut uang kertas bank (bank note). Untuk kepentingan tersebut dikeluarkanlah undang-undang yang bisa melindungi bank yang mengeluarkannya sehingga dapat memaksa terjadinya pertukaran dengan emas dan perak.
Fiat money sejatinya adalah kertas-kertas uang yang tidak dijamin dengan cadangan emas atau perak. Jadi kertas-kertas uang tersebut hanya mempunyai nilai menurut undang-undang, dan bukannya kekuatan hakiki juga bukan kekuatan yang disandarkan pada kekuatan hakiki. Namun kertas-kertas uang tersebut hanyalah satuan yang disebut dengan istilah demikian agar bisa dijadikan sebagai alat tukar (medium of exchange).
Ketika kertas-kertas uang tersebut tidak dijaminkan dengan logam mulia emas atau perak dan tidak disandarkan pada nilai hakiki maka berpotensi untuk melemah sampai pada titik krisis. Apalagi jika fiat money negara tertentu dijadikan standar mata uang dunia, maka akan mudah oleh negara tersebut mempermainkan kurs/pertukaran mata uangnya. Dan ini telah terjadi, sejak tahun 1971 dunia secara keseluruhan menerapkan fiat money saja, yaitu ketika Richard Nixon presiden Amerika ketika itu mengumumkan berakhirnya Perjanjian Bretton Woods (Bretton Woods Agreement), lalu dilepaslah hubungan antara dollar dengan emas.
Islam menetapkan sistem mata uang berbasis emas. Sistem ini lebih stabil dan adil sehingga secara ekonomi akan aman
Dengan sistem mata uang emas ekonomi negara dan rakyat akan stabil dan membuat rakyat hidup tenang
Jika menginginkan kondisi keuangan stabil dan jauh dari krisis keuangan maka harus menerapkan sistem mata uang yang kuat yaitu yang mempunyai kekuatan nilai hakiki yang tiada lain menerapkan sistem mata uang emas dan perak.