| 20 Views

Premanisme Meresahkan, Islam Memberi Jaminan Keamanan

Oleh : Umi Kalila
Aktivis Muslimah dan Ibu Rumah Tangga

Aksi premanisme berkedok organisasi masyarakat ( ormas ) semakin meresahkan. Mereka tidak lagi menjadi penjaga kepentingan masyarakat, melainkan alat tekanan dan pemerasan. Hal ini yang menjadi sorotan Komisi 111 DPR. Ada dua kasus yang melibatkan ormas. Yang pertama, sebagaimana pernyataan Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno ada ormas yang menganggu pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat. Peristiwa kedua, adalah pembakaran mobil polisi oleh empat anggota ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu ( GRIB ) Jaya ( Kompas.com, 24-4-2025 ).

Anggota Komisi 111 DPR Abdullah menekankan negara tidak boleh kalah oleh preman berkedok ormas. Ia mengaku prihatin dengan maraknya aksi premanisme yang dapat menghambat investasi ke Indonesia, yang pada akhirnya iklim bisnis menjadi terganggu. Satuan Tugas ( Satgas ) Anti Premanisme telah dibentuk, dan sanksi pencabutan status organisasi pun siap diberlakukan. Namun, pertanyannya, apakah Langkah ini cukup untuk membasmi premanisme berkedok ormas? 

Kapitalisme menciptakan celah munculnya premanisme ormas.

Cara pandang masyarakat yang dipengaruhi oleh ide Sekulerisme-Kapitalisme menjadi penyebab munculnya premanisme berkedok ormas. Masyarakat menjadi egois dalam mencapai materi,karena agama tidak menjadi tolak ukur didalamnya. Banyak individu mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang. Impitan ekonomi kadang kala menjadi penyebab utama orang gelap mata untuk melakukan perbuatan kriminal yang melanggar hukum, seperti memalak, melakukan pencurian, perampokan hingga pembunuhan. Kesulitan dalam mencari nafkah pun kerap menjadi alasan utama. Sehingga muncullah sikap putus asa dalam mencari jalan yang dihalalkan agama. Tidak di mungkiri, kemiskinan dan urusan isi perut membuat orang lupa diri. 

Sistem Sekulersme-Kapitalisme yang diterapkan di negara ini  ikut memainkan peran penting dalam menciptakan kesenjangan ekonomi. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin terjepit. Negara  hanya sebatas regulator dan fasilitator bagi kepentingan para pemilik modal ( Kapital ). Lalu, lahirlah kebijakan yang pro kapitalis dengan mengesampingkan kemaslahatan rakyat. Seharusnya, prioritas negara adalah menjamin kehidupan rakyat. Menjamin dalam memberikan akses dan layanan yang mudah untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Seperti harga pangan murah, Pendidikan dan kesehatan gratis, lapangan kerja yang banyak, dan sebagainya. Sayang, negara tidak meminkan peran tersebut, sehingga muncullah banyak kekerasan, kriminalitas, termasuk aksi premanisme, baik yang dilakukan oleh individu ataupun yang berkedok ormas.

Islam Memberi Jaminan Keamanan.

Dalam Islam keamanan merupakan salah satu kebutuhan umum yang wajib diberikan negara, sebagaimana hadis Rasulullah saw,” Barangsiapa pada pagi hari dalam kondisi aman jiwanya, sehat badannya, dan punya bahan makanan cukup pada hari itu, seolah dunia telah dikumpulkan untuknya.” ( HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah ).

Oleh karena itu, untuk mewujudkan keamanan bagi warga negaranya maka negara akan menegakkan tiga pilar dengan sempurna. Yaitu, ketaqwaan individu, amar ma’ruf nahi mungkar oleh masyarakat sehingga pada saat ada tindak kekerasan akan cepat diketahui pelakunya, diingatkan untuk segera tobat, dan pemberlakuan sistem sanksi yang adil dan tegas oleh negara. Sistem Islam tidak hanya melakukan pencegahan, melainkan negara menjamin kesejahteraan rakyat orang per orang baik dengan jaminan langsung maupun tidak langsung.

Jaminan langsung misalnya negara menyediakan layanan kesehatan,Pendidikan, keamanan  yang murah atau gratis untuk warganya, jadi rakyat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk kebutuhan tersebut. Jaminan tidak langsung, seperti negara menyediakan lapangan kerja yang mudah dan luas untuk setiap lelaki dewasa agar bisa bekerja dan memperoleh penghasilan untuk menfkahi keluarganya.

Semua pilar tersebut mustahil terwujud dalam sistem yang ada saat ini. Hanya Islamlah satu-satunya Sistem yang paripurna, sehingga terciptalah kondisi keamanan yang ideal penuh dengan ketenangan, kenyamanan dan ketenteraman. Walhasil, kondisi tersebut hanya akan dirasakan Ketika Islam diterapkan secara kaffah dalam naungan Khilafah Islamiyah.

Wallahu a’lam bishawab.


Share this article via

11 Shares

0 Comment