| 66 Views
Pilkada Makin Dekat, Rakyat Butuh Maslahat

Oleh : Feni Rosfiani
Aktivis Dakwah
"Yang muda, yang berkarya". Mungkin jargon itu mewakili Indonesia saat ini. Menjelang Pilkada Jawa Barat 2024, banyak calon-calon dari kalangan pengusaha, tokoh masyarakat, bahkan artis-artispun bertebaran masuk ke dunia politik. Bukan tanpa alasan mereka memberanikan diri untuk terjun ke dunia politik, walaupun tak jarang dari upaya-upaya mereka bersikap pragmatis. Pragmatis disini dapat diartikan upaya atau usaha dalam mencapai suatu kepentingan tertentu dengan cara yang paling efektif dan praktis. Tanpa melihat halal-haram perbuatan tersebut. Dengan demikian pragmatis ini memiliki asas yaitu hanya manfaat saja. Sehingga sudah melekat dalam sistem kapitalisme, sesuatu diambil atau dilakukan jika memang ada asas manfaatnya saja. Jikalau tidak ada, maka ditinggalkan walaupun hal tersebut bertentangan dengan hukum syarak.
Pelaksanaan Pilkada Jawa Barat 2024 serentak akan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2024 yang akan memilih gubernur, wakil gubernur, wali kota, bupati serta wakilnya. Kampanye para calon-calon sepertinya semakin gencar mengingat waktu yang semakin dekat. Padahal masa kampanye belum dimulai, tetapi ada saja oknum-oknum "nakal" yang seringkali mencuri start untukp melakukan pendekatan dengan masyarakat agar memilih mereka. Tentunya rakyat dan tokoh muda memiliki harapan pada bakal-bakal calon ini. Seperti dikutip dari sumber TribunJabar.id (03/10/2024), seorang tokoh muda bernama TB Raditya Indrajaya yang sering disapa H Didit yang gagasannya selalu progresif, menyatakan seorang pemimpin tidak hanya harus memiliki visi pembangunan, tetapi harus juga menjaga keseimbangan di tengah tantangan modernisasi dan keberagaman masyarakat Jawa Barat. Tetapi pemimpin juga harus bisa memadukan 4 pilar harmoni Jawa Barat yaitu keseimbangan dalam arah pembangunan, kepedulian terhadap elemen alam, keberlanjutan hubungan sosial dan pengelolaan siklus kehidupan rakyat. Selain itu Ia pun mengatakan bahwa pemimpin yang dibutuhkan Jawa Barat adalah sosok yang memahami pentingnya menjaga keseimbangan diantara 4 pilar utama kehidupan yaitu spiritualitas, keluarga, rakyat dan alam. Dalam masyarakat Sunda, spiritual bukan hanya ibadah saja tetapi penghormatan terhadap alam, keluarga, dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh H Didit tersebut tentu mewakili harapan masyarakat di Jawa Barat. Namun, sepertinya tidak semudah itu untuk memahamkan gagasan tersebut pada wakil rakyat. Mereka sudah memiliki visi dan misi tertentu yang dianggap sudah paling bagus dan dapat merubah Jawa Barat menjadi lebih baik, tetapi para pemimpin seakan lupa jika kita hidup di dunia diatur oleh aturan Allah Swt. yang senantiasa tidak bisa dirubah sampai kapanpun. Menanggapi gagasan tokoh muda tadi, dari aspek spiritualis, bukan sekedar ibadah ritual saja tetapi pemimpin juga harus lebih memperhatikan aturan kepemilikan sumber daya alam seperti air, tanah, gunung, sungai dan lainnya. Sehingga tidak serta merta sumber daya alam bisa diperjualbelikan bebas kepada siapapun yang memiliki modal besar.
Dalam Islam, semua aspek kehidupan diatur oleh aturan syariat yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-sunah. Begitu pula dalam berpolitik. Baik dalam struktural maupun fungsionalnya. Dalil-dalil mengenai wajibnya kita terikat dengan syariat banyak diantaranya hadist ini:
"Aku telah mewariskan untuk kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh pada keduanya, yakni kitab Alloh (Al Qur'an) dan Sunnah Nabi-Nya" (HR Malik dan Al-Hakim).
Selain itu pemimpin dalam sistem Islam senantiasa amanah karena hukum-hukumnya ditentukan oleh Al-muddabir yang tertuang dalam kitab Allah. Sehingga standar perbuatannya pun halal-haram bukan pragmatis lagi dan pemimpin juga sebagai Ra'in atau pelayan bagi rakyatnya. Bukan seperti zaman sekarang malah kebalikannya.
Hukum yang dibuat Allah akan kekal sampai kapanpun tidak berubah karena zaman atau keadaan. Tidak pula hukum dibuat berdasarkan kepentingan sebagian masyarakat saja, tetapi demi kemaslahatan seluruh umat di dunia.
Sosok pemimpin Islam yang kira rindukan ini hanya ada dalam sistem Islam kaffah dalam naungan khilafah. Maka sudah seharusnya kita kembali dalam sistem Islam, karena hanya sistem Islam lah sistem hakiki yang berasal dari Sang Pencipta. Setelah hampir satu abad tanpanya, marilah kita bersama-sama berjuang agar seluruh masyarakat menerapkan Islam kaffah di seluruh aspek kehidupan. Sehingga sistem Islam Rahmatan Lil Alamiin ini kembali tegak di dunia.
Wallahu'alam bissawab.