| 32 Views

PHK Massal, Nasib Rakyat Menjadi Tumbal

Oleh : Rita Razis 

Bekerja menjadi wajib harus dilakukan agar bisa memenuhi kebutuhan. Bekerja di pabrik menjadi salah satu solusi untuk mendapatkan pendapatan. Sayangnya, banyak perusahaan dan pabrik yang gulung tikar karena tersandung riba atau persoalan yang lain. Akibatnya, untuk menjaga efisiensi perusahaan banyak buruh atau tenaga kerja yang dipulangkan atau di PHK. Tentu hal ini, menyebabkan angka pengangguran semakin meningkat.

Seperti yang terjadi di PT. Primayudha Mandiri Jaya di Boyolali yang berdiri sejak tahun 1997 merupakan salah satu anak usaha Sritex Group melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)  massal kepada 956 karyawan  per 28 Februari 2025. Oleh karena itu, Bupati Boyolali Agus Irawan akan berkoordinasi dengan Dinas Koperasi Tenaga Kerja (Diskopnaker) Boyolali untuk mencari solusinya.

Kemudian persoalan penggajian, pesangon dan THR akan diselesaikan seperti pernyataan dari Manager HRD & GA PT. Primayudha Mandiri Jaya, Joko Warsito untuk penggajian karyawan masih menjadi tanggung jawab PT. Primayudha Mandiri Jaya, akan tetapi untuk pesangon dan tunjangan hari raya (THR) menjadi tanggungan kurator (espos.id, 3 Maret 2025).

Rakyat Semakin Terpuruk

Memprihatinkan, masalah yang dihadapi rakyat semakin rumit dan bertambah. Ketika kebutuhan pokok semakin mahal kondiri diperburuk dengan adanya PHK massal. Derita rakyat bukannya berkurang akan tetapi semakin bertambah. Apalagi PHK terjadi  di awal bulan Ramadan yang mulia. Bulan yang ditunggu-tunggu dan berharap bisa memaksimalkan ibadah di dalamnya. Kini tinggal harapan karena rakyat disibukkan dengan mencari-cari pekerjaan dengan otomatis ibadah pun terabaikan. Maka hilanglah kesempatan untuk mengumpulkan pahala di bulan mulia.

Nasib rakyat bagaikan pribahasa sudah jatuh tertimpa tangga. Sebab kehidupan rakyat di tengah-tengah ekonomi yang sulit ditambah lagi mereka kehilangan pekerjaan. Sehingga nasib mereka semakin tergantung tidak jelas jika solusi dari Bupati Boyolali tidak segera datang. Sebab rakyat butuh kejelasan dan kepastian tidak hanya janji-janji manis saja. Selain itu, persoalan penggajian, pesangon dan THR dari perusahaan jika tidak segera cair maka akan menambah harapan palsu untuk rakyat.

Miris rakyat sepeti kehilangan induknya, di saat penderitaan rakyat semakin banyak sedangkan pemerintah abai tentu membuat kehidupan rakyat menjadi pontang-panting sendirian untuk memenuhi kebutuhannya. Inilah salah satu dampak jika tidak ada riayah dari negara secara langsung. Semua kebijakan sesuai dengan kepentingan pengusaha. Tidak ada secuil harapan pun untuk mensejahterakan rakyatnya.

Kebijakan yang tidak memprioritaskan rakyat begitulah watak sistem kapitalis. Sistem yang memprioritaskan materi yang didapat. Hanya ada keuntungan dalam kepentingan disetiap kebijakan. Sistem yang tidak pernah memberikan solusi tuntas terhadap permasalahan rakyat. Sebab peraturan yang digunakan hasil dari pemikiran manusia yang bersifat lemah dan terbatas. Akibatnya, kesejahteraan rakyat yang dikorbankan dan menjadi tumbal. Dimana rakyat hidup dengan himpitan ekonomi mulai dari harga kebutuhan yang semakin mahal, mencari pekerjaan sulit, lowongan pekerjaan terbatas dan lain sebagainya.

Rakyat Sejahtera Hanya dengan Sistem Islam

Berbeda jika sistem Islam yang diterapkan. Sistem yang mengutamakan nasib dan kesejahteraan rakyat. Sebab rakyat adalah amanah yang harus dijaga. Negara tidak akan tinggal diam jika rakyatnya mengalami kesulitan. Negara juga akan berupaya semaksimal mungkin untuk menanggulangi kemukinan buruk yang akan terjadi pada rakyatnya.

Sehingga negara tidak akan main-main dalam meriayah rakyatnya dan tidak akan melakukan janji-janji manis saja tetapi ada pembuktian. Sebab mereka paham bagaimana Allah sudah memberi peringatan dalam hadist Al-Bukhari dan Muslim

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيْهِ اللهُ رَعِيَّةً يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ وَهُوَ غَاشٍّ لِرَعِيَّتِهِ إِلاَّ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

“Tidaklah mati seorang hamba yang Allah minta untuk mengurus rakyat, sedangkan dia dalam keadaan menipu (mengkhianati) rakyatnya, kecuali Allah mengharamkan surga bagi dirinya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Jadi, jelas dari hadist di atas negara menjalankan amanahnya dengan penuh tanggungjawab sebab ridho Allah yang mereka harapkan bukan kekayaan dunia.  Selain itu, di dalam sistem Islam akan membangun kesadaran para  penguasa untuk menyertakan ruh dalam setiap aktivitasnya dan selalu mengedepankan hukum syara dalam setiap kebijakannya.

Oleh karena itu, hanya sistem Islam yang akan memberikan kesejahteraan pada rakyatnya. Sebab negara akan menjaga pertumbuhan ekonomi agar tidak ada permainan harga serta negara juga akan menjamin setiap kepala keluarga memiliki pekerjaan agar bisa memenuhi kebutuhan keluarganya dengan sebaik-baiknya.

Wallahu a'lam bissowab.


Share this article via

12 Shares

0 Comment