| 58 Views

PHK Makin Marak, Hidup Rakyat Makin Berat

Oleh : Siti Supatmiati

Semakin tingginya tingkat kesulitan  perekonomian saat ini, membuat beberapa perusahaan menutup usahanya. Hal ini dilakukan untuk mengurang beban perusahaan. Sebagaimana yang akan dilakukan PT Sanken Indonesia yang berlokasi di kawasan industri MM2100 Cibitung, Bekasi yang memproduksi komponen elektronik, dimana perusahaan ini akan mengadakan PHK terhadap karyawannya yang berjumlah 459 orang. Pada saat perusahaannya di tutup pada bulan Juni 2025. ( CNBC Jakarta, 21 Februari 2025 )

Begitu pula dengan PT Danbi Internasional di Garut yang memproduksi bulu mata palsu, telah menghentikan produksi pada tanggal 19 Februari. Dengan demikian sekitar 2000 karyawannya terancam terkena PHK. ( CNBC Indonesia, 20 Februari 2025)

Adanya efisiesi anggaran yang diberlakukan pemerintah, menjadi faktor penyebab adanya PHK. Ditambah dengan adanya penurunan daya beli masyarakat, barang-barang produk impor, serta belum pulihnya kondisi ekonomi masyarakat akibat covid 19. Kondisi ini membuat perusahaan mengalami defisit anggaran, dan untuk mengatasinya perusahaan  mengatur anggaran pengeluaran, salah satunya dengan melakukan PHK terhadap  karyawannya.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan yang bertepatan dengan bulan suci Ramadan, tentu akan menambah beban masyarakat. Dimana harga  kebutuhan pokok meningkat. Walaupun pemerintah berencana akan memberikan jaminan gaji sebesar 60 persen selama enam bulan terhadap para korban PHK. Kebijakan ini tentu bukanlah solusi yang terbaik, karena sangat sulit mencari pekerjaan dalam waktu enam bulan. Hal ini  akibat adanya pembatasan jumlah karyawan pada setiap perusahaan.

Kesulitan yang dialami masyarakat, akibat sistem ekonomi Kapitalis yang berlaku saat ini. Adanya  kebebasan bertingkah laku yang merupakan salah satu asas sistem ini, membuat perusahaan bebas melakukan pemutusan hubungan kerja pada karyawannya. Para pengusaha ini tidak memikirkan bagaimana akibat kebijakan ini pada karyawannya. Mereka hanya ingin menyelamatkan perusahaannya, agar selalu mendatangkan keuntungan.

Dalam sistem ekonomi Kapitalis para pengusaha menjadi penguasa, karena penguasa hanya sebagai fasiliator bagi para pengusaha. Para penguasa hanya membuat kebijakan yang dapat mengkokohkan para pengusaha, tanpa memperhatikan kepentingan para karyawannya. Sehingga para penguasa tidak dapat memberi jaminan pekerjaan bagi mereka yang terkena PHK. Sungguh sistem ini tidak dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Berbeda dengan siatem Kapitalis, Sistem ekonomi Islam dilaksanakan sesuai degan syariat Islam. Sistem ekonomi Islam bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu seluruh pengelolaan Sumber Daya Alam dikelola oleh negara, tidak diserahkan pada para oligarki.

Dalam sistem perekonomian Islam, perusahaan tidak hanya mencari keuntungan yang besar, namun senantiasa memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Negara dalam sistem ini, bertanggungjawab untuk menyiapkan banyak lapangan pekerjaan, sehingga tidak banyak pengangguran. Sebagaimana hadist Rasulullah SAW yang menyatakan "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya". Kehidupan masyarakatnya sejahtera karena seluruh kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi dengan baik.

Perekonomian Islam senantiasa mengikuti syariat Islam, sehingga tidak ada riba di dalamnya. Berbeda dengan sistem Kapitalis yang bergelimang riba di dalamnya. Dengan senantiasa terikat  syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan, maka  kehidupan masyarakat akan sejahtera dan penuh dengan keberkahan dari Allah SWT.

Allahu 'alam bishshawab


Share this article via

15 Shares

0 Comment