| 11 Views

Pengangguran Tinggi Menghantui Generasi, Islam Beri Solusi Hakiki

Oleh : Siti Rodiah

Indonesia kembali menuai prestasi sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di Asia tenggara.Tentu saja ini bukan prestasi yang membanggakan, melihat Indonesia merupakan negara yang diberkahi sumberdaya alam melimpah plus sumberdaya manusia berusia produktif yang juga melimpah. Namun sayangnya tidak dibarengi dengan banyaknya nya lapangan pekerjaan yang tersedia bagi rakyatnya guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

International Monetary Fund (IMF) melaporkan Indonesia menjadi negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di antara enam negara Asia Tenggara pada tahun 2024. Peringkat pengangguran Indonesia tersebut merujuk laporan World Economic Outlook April 2024. IMF mendata tingkat pengangguran (unemployment rate) berdasarkan persentase angkatan kerja atau penduduk berusia 15 tahun ke atas yang sedang mencari pekerjaan. Persentase itu tak termasuk angkatan kerja yang tidak mencari kerja seperti mahasiswa, ibu rumah tangga, dan orang tidak mencari kerja tidak masuk ke dalam data tersebut.

Indonesia tercatat memiliki tingkat pengangguran mencapai 5,2 persen per April 2024. Bila dibandingkan tahun sebelumnya, angka pengangguran itu hanya turun 0,1 persen dari 5,3 persen pada 2023. Sementara seluruh penduduk Indonesia, terdiri dari angkatan kerja maupun bukan angkatan kerja, diketahui sebanyak 279,96 juta orang. (Kompas.com, 30/4/2025)

Sementara itu, berdasarkan data terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) angka pengangguran di Indonesia naik menjadi 7,28 juta orang per Februari 2025. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan angka pengangguran itu tercatat naik 1,11 persen secara tahunan atau ada kenaikan sebanyak 83.450 orang dibandingkan dengan angka pengangguran per Februari 2024. (Jawapos.com, 14/5/2025)

Sejatinya tingginya angka pengangguran tidak bisa lepas dari sistem kapitalisme yang di terapkan negeri ini. Pengangguran adalah salah satu masalah dari ribuan masalah yang tercipta dari sistem kapitalisme tersebut. Rezim terus berganti tetapi masalah pengangguran masih menjadi masalah yang juga terus diwariskan dan belum menemukan solusi tuntas. Betapa kasihan generasi kita yang selalu menjadi tumbal dari keganasan sistem kapitalisme. Seharusnya mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup nya dengan bekerja tapi lapangan pekerjaan begitu sulit untuk didapatkan.

Negara yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis hanya bertindak sebagai regulator dan fasilitator yang mementingkan para korporat. Dalam hal ini, negara tidak menjamin penuh kesejahteraan rakyat nya serta tidak menjamin terbukanya lapangan pekerjaan yang luas dan melimpah bagi rakyat. Walhasil tercipta lah kesenjangan antara lapangan pekerjaan dan pencari kerja. Bahkan yang lebih miris lagi, negara malah menyerahkan tanggung jawab dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya kepada pihak swasta dan asing dengan membuka investasi besar-besaran pada pengelolaan sumber daya alam (SDA).

Padahal bisa kita lihat secara nyata bahwa sistem kapitalisme yang diterapkan negeri ini tidak memihak kepada rakyat dan terkesan menzalimi rakyat sehingga tingkat pengangguran tidak bisa dielakkan. Jika pun ada pekerjaan seringkali digaji tidak layak atau tidak sesuai dengan tenaga yang sudah kita keluarkan. Praktek suap menyuap juga tidak bisa dihindari demi mendapatkan lapangan pekerjaan tersebut.

Sistem ekonomi kapitalis juga memandang bahwa tenaga kerja hanya sebagai faktor produksi yang bisa ditekan seminimal mungkin demi keuntungan para pebisnis semata. Maka pada saat ekonomi global mengalami kelesuan dalam pertumbuhan nya, penekanan biaya produksi menjadi solusi yang berdampak pada pengurangan tenaga kerja atau bahkan badan usaha bisa tutup secara total.

Sangat jauh berbeda dengan sistem Islam. Dalam Islam, negara berperan sebagai ra'in (pengurus, penjaga rakyat) sehingga dalam penerapan sistem Islam negara tidak berlepas tangan terhadap masalah rakyatnya termasuk dalam hal ini adalah pengangguran. Negara Islam akan menjamin kesejahteraan rakyatnya dengan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.

Kepemimpinan tersebut juga berlandaskan keimanan dengan keyakinan akan adanya akhirat sebagai tempat pertanggungjawaban kelak. Maka dalam Islam, siapa pun yang menjadi pemimpin akan berpikir beribu kali agar tidak menzalimi rakyat. Maka pemimpin yang beriman akan berusaha semaksimal mungkin mengurus dan menyejahterakan rakyatnya dengan cara menerapkan syariat Islam sebagai tuntunan kehidupan

Rasulullah saw. bersabda,

فَالْإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat. Dia akan diminta pertanggungjawaban tentang rakyatnya.” (HR. Bukhori dan Ahmad).

Sistem Islam menjamin kesejahteraan, dimulai dengan menuntun setiap laki-laki dalam rumah tangga untuk menjalankan perannya sebagai penanggung jawab nafkah dengan cara bekerja. Hal ini harus didukung oleh negara dengan sistem pendidikan yang memadai dan lapangan pekerjaan yang kondusif bagi rakyatnya. Negara harus membuka akses yang luas kepada sumber-sumber ekonomi yang halal dan mencegah penguasaan SDA oleh segelintir orang/korporasi, apalagi dikuasai asing.

Negara Islam (khilafah) menerapkan sistem ekonomi Islam yang mampu membuka lapangan kerja bagi rakyat secara memadai. Khilafah akan melakukan pengelolaan Sumber Daya Alam dan Energi (SDAE) secara mandiri sehingga negara akan mampu membuka lapangan pekerjaan seluas-luas nya dari sektor industri dalam jumlah besar. Sektor-sektor yang berpotensi besar seperti sektor pertanian, industri, perikanan, perkebunan, pertambangan, jasa dan sektor lainnya yang akan dikelola sesuai aturan Islam. Pembangunan sektor tersebut dilaksanakan secara merata.

Negara juga akan memberi fasilitas bantuan modal dan keahlian kepada rakyat yang membutuhkan dengan bantuan yang meringankan tanpa riba. Rakyat yang lemah fisik dan mental nya dan tidak mampu bekerja akan disantuni oleh negara dan menjadi tanggung jawab negara.

Maka sudah sangat jelas penerapan sistem Islam ini akan menjadi satu-satunya solusi dan harus ada upaya dari umat Islam menegakkan syariat Allah SWT secara sempurna. Sebab, umat sangat membutuhkan sistem kehidupan yang mampu mengurusi seluruh urusan rakyat yaitu khilafah.

Wallahu a'lam bisshawab


Share this article via

7 Shares

0 Comment