| 192 Views
Pemimpin Baru dalam Bingkai Demokrasi, Akankah Mendapati Hal yang Sesuai Harapan?

Oleh : Nasywa Fauziah Azzahra
Generasi Peduli
Tepat pada 20/10/2024, kepemimpinan negara Indonesia berpindah tangan. Prabowo dilantik sebagai presiden ke-8 di Indonesia. Ia menyampaikan pidato perdananya sebagai Presiden Republik Indonesia di Gedung MPR, Senayan, Jakarta. Pelantikan tersebut menghadirkan sejumlah petinggi negeri, baik dari Indonesia sendiri juga dari luar negeri.
Tentunya rakyat mengharapkan adanya perubahan menuju lebih baik atas dilantiknya pemimpin baru negeri ini. Mengingat telah banyak kerusakan yang tak dapat terhitung lagi. Namun, apakah dengan pemimpin yang baru negeri sudah dipastikan maju? Mengingat sistem yang dianut negeri ini masihlah sama.
Rakyat masih dengan anggapan yang sama. Anggapan yang menunjukkan seolah-olah kemajuan negeri ini bergantung pada individu pemimpin. Padahal selama sistem yang dianut masih sama, yaitu demokrasi kapitalisme tidak akan memberikan perubahan yang diharapkan. Pasalnya sistem ini sudah cacat sejak lahir. Sistem ini rusak dan akan terus merusak. Berbagai problem dunia saat ini disebabkan oleh buruknya penerapan sistem ini.
Keberhasilan yang hakiki bukan hanya dipengaruhi oleh individu saja. Sistem yang dianut pun harus sesuai, tiada lain hanya sistem Islam. Suatu kebaikan hanya akan terwujud dalam naungan sistem yang sahih.
Sistem Islam datang langsung dari Dzat yang Maha Mengetahui, yaitu Allah Swt. Penerapan aturan Allah juga akan mendatangkan keberkahan dalan hidup. Islam menetapkan kriteria pemimpin bagi sebuah negara (7 syarat in'iqad). Islam juga menetapkan tugas pemimpin negara secara jelas, yakni melaksanakan sistem Islam secara kafah dan berperan sebagai raa'in dan junnah bagi rakyatnya. Dalam mekanisme sistem inilah harapan kehidupan yang lebih baik serta keberkahan akan dapat diwujudkan. Hal ini dapat terwujud dengan adanya perjuangan.
Wallahualam bissawab.