| 198 Views
Palestina Menanti Solusi dari Kita

Oleh : Yuliana, S.E.
Muslimah Peduli Umat
Israel kembali membatasi ibadah umat Islam di Masjid Al-Aqsa selama Ramadan 2025. Rezim Zionis bahkah sudah menyiapkan personel keamanan untuk menindak tegas para pelanggar. Tahun ini, Ramadan di Palestina bertepatan dengan gencatan senjata yang rapuh di Gaza.
Meski tidak ada aksi saling serang sementara waktu, pemerintah Israel kembali membuat aturan tegas soal akses ibadah di Masjidil Aqsa. Lebih jauh, berikut tiga fakta terkait pembatasan ibadah tersebut: Fakta Israel Batasi Umat Islam Beribadah di Masjidil Aqsa Selama Ramadan 2025
1. Pemandangan Biasa Setiap Tahun Pembatasan terhadap kegiatan umat Islam di Masjidil Aqsa sudah biasa dilakukan pemerintah pendudukan Israel. Katanya, mereka melakukan pembatasan demikian guna menjaga keselamatan dan keamanan kompleks situs suci tersebut. Mengutip The New Arab, tahun lalu hal serupa juga terjadi. Saat perang Gaza berkecamuk, otoritas Israel memberlakukan pembatasan pada pengunjung yang datang ke Masjid Al-Aqsa, khususnya pada warga Palestina. Pihak berwenang di sana juga mengancam tidak menoleransi pelanggar yang berusaha masuk tanpa izin. Tak jarang, aturan pembatasan tersebut berujung pada bentrokan antara petugas keamanan Israel dan warga Palestina.
2. Ada Syarat dan Ketentuan Ketat Aturan yang dibuat Israel terkait pembatasan pengunjung Masjidil Aqsa punya beberapa syarat dan ketentuan. Melansir Middle East Monitor, hal ini termasuk jumlah jemaah yang boleh masuk selama Ramadan. Hanya 10.000 Muslim dari Palestina yang dibolehkan masuk di Masjid Al-Aqsa selama Ramadan. Padahal, masjid ini memiliki kapasitas untuk menampung ratusan ribu jemaah. Kemudian, hanya pria berusia 55 tahun ke atas dan wanita berusia di atas 50 tahun yang diizinkan memasuki kompleks masjid. Lagi, aturan tersebut dibuat dengan dalih keamanan.
Demi menjaga aturan tetap berlaku, ribuan petugas polisi Israel juga dikerahkan di seluruh Kota Tua Yerusalem. Pengetatan keamanan ini dianggap beberapa pihak sebagai upaya membatasi akses umat Islam ke tempat suci tersebut.
3. Memicu Protes Langkah-langkah pembatasan aktivitas umat Islam di Masjidil Aqsa memicu protes dan kecaman dari berbagai kalangan.
Hal ini termasuk dari otoritas Palestina dan organisasi internasional yang menilai pembatasan tersebut melanggar hak asasi manusia dan kebebasan beribadah umat Muslim. Belum lagi, Hamas juga menekankan kepada warga Palestina untuk melawan pembatasan tersebut. Mereka mengajak umat Muslim di sana untuk tetap datang beramai-ramai ke Al Aqsa sebagai bentuk penolakan pembatasan dari Zionis. Itulah beberapa fakta pembatasan aktivitas ibadah umat Islam di Masjid Al-Aqsa yang dikeluarkan Israel. 4 Maret 2025
Seharusnya seluruh umat Islam bergembira pada saat bulan Ramadan sebagaimana pada masa Rasulullah saw. Namun hari ini kaum muslim di Palestina tidak bisa leluasa beribadah di masjid al Aqsa karena pembatasan oleh tentara Zionis.
Zionis menerapkan pembatasan jamaah salat di kompleks masjid Al-Aqsa selama Ramadan dengan dalih keamanan. Meski begitu, warga Palestina tetap menunjukkan antusiasme untuk shalat dan ifthar di Al Quds.
Fakta itu menunjukkan wilayah ini masih dalam penjajahan, karena keamanan kaum muslimin di tangan orang kafir
Umat Islam Palestina tidak boleh gentar menghadapi kejahatan Zionis yang dibeking AS. Ramadan semestinya digunakan untuk menguatkan azzam dalam perjuangan melenyapkan penjajahan. Umat Islam tidak boleh lagi berharap pada solusi Barat dan narasi-narasi sesat soal perdamaian. Entitas zionis adalah muhariban fi'lan yang wajib dihadapi hanya dengan bahasa perang yang akan efektif dan solutif jika di bawah komando seorang khalifah.
Penegakkan kembali khilafah adalah qadliyah mashiriyah yang wajib menjadi agenda utama umat Islam.
Untuk itu dibutuhkan dakwah yang dipimpin oleh jamaah dakwah ideologis untuk membangun kesadaran umat akan wajibnya menegakkan khilafah dan berjuang bersama untuk mewujudkannya dan menyerukan jihad ke Palestina
Nasib Palestina di dunia sekulerisme
Derita tiada henti yang dialami saudara kita di Paletina. Kapankah berakhir? Jerit tangis mereka di sana menusuk relung hati yang sangat dalam. Jerit tangis mereka mengetuk pintu neraka bagi kita kaum muslim saudaranya, bergejolah suasana yang mecekam di sana, bergejolak pula api neraka menggeram karena kitidakpedulain kaum muslim di penjuru dunia terkhusu para pemimpin muslim yang tidak bergeming demi kekuasaan duniawi yang tiada abadi.
Di bulan ramadhan yang penuh berkah. Seharusnya mereka besuka cita dan bergembira di dalamnya. Namun tiada beda pusa dan hari-biasa karena mereka tetap kelaparan tiada persediaan makanan. Kapan bersahur kapan berbuka tiada lagi terfikirkan, setiap hari hanya dentuman bom di sana-sini keman lagi mau mengungsi.
Yang tergambar secara umum kondisi mereka sudah sangat menyayat hati. Belaum lagi yang menjadi tawanan zionis laknatullaah, mereka disiksa dengan tidak menusiawi, ada yang matanya dicungkil, kaki dipotong hidup-hidup, tangan dipotong. Dikeroyok ramai-ramai, laki-laki dan perempuan diperkosa, anak-anak dan remaja pun tidak luput dari penyiksaan mereka. Ada yang cacat fisik, ada yang cacat mental, bahkan tidak sedikit dari tawanan yang meninggal.
Di sini kita masih menikmati hidangan dengan bermacam-macam juadah. Kadang kita memilih-milih makanan bahkan di bulan pausa ini tidak sedikit dianatara kita membuang makanan.
Alih-alih memikirkan dan membantu mereka kita malah larut dengan dunia kita. Dalam keadaan berpuasa mereka terus menerus mendapat serangan brutal dari zionis laknatullah yang didukung penuh oleh Trump, pada tanggal 18 Maret 2025 telah menewaskan lebih dari 400 oran, termasuk lebih dari 130 anak-anak.
Dengan penuh pengorbanan wartawan meliput penderitaan Palestina. Kekejaman zionis justru secara nyata tanpa ada sedikit rasa bersalah di sana. Namun dunia hanya diam, hanya menonton, bungkam seribu bahasa. Ketidakberdayaan kaum muslimin ini disebebkan tidak bersatunya kita. Tidak memahami dan tak mau tahu kewajiban sebagai sesama muslim.
Kaum muslimin sibuk dengan urusan masing-masing. Pemimpin –pemimpin muslim di seluruh penjuru dunia sibuk dengan kekuasaannya, mengambil kesempatan berkuasa untuk memperkaya diri, keluarga dan kelompoknya. Hal ini membuat rakyat yang sengsara, dengan peraturan-peraturan dan undang-undang yang dibuat masyarakat yang susah bertambah melarat dan menderita.
Di sini bisa kita nilai keberadaan pemimpin muslim berperan sebagai apa di negara. Jangankan memikirkan saudara kita di Palestina rakyat sendiri saja dibuatnya menderita. Dulu jelas kita dijajah oleh negara asing dengan nyata. Namun sekarang rakyat sengsara bukan dijajah negara lain, tapi dijajah secara kasat mata oleh yang seharusnya menjadi junnah. Na’uzibillah.
Paletina butuh jihad dan khilafah
Islam sangat mencintai perdamaian. Islam mendamaikan semua makhluk di sekelian alam. Saat Islam memimpin dunia tak ada insan terluka di bawah naungan Daulah Islam. Islam merupakan rahmatan lil’alamin.
Yang dibutuhkan Paletina saat ini tak lain dan tak bukan adalah jihad dan khilafah. Islam melarang melakukan perdamaian dan persahabatan dengan entitas zionis yahudi laknatullah. Ini karena mereka memerangi kaum muslimin dan selalu mengkhianati perjanjian yang dibuat.
Seperti firman Allah dalam surah Al Mumtahanah ayat 9
Sungguh Allaah telah melarang kalian menjadikan sebagai kawan kalian orang-orang yang memerangi kalian karena agama, mengusir kalian dari negeri-negeri kalian dan membantu lain untuk mengusir kalian. Siapa saja yang mereka jadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah kaum yang zolim. (Surah Al Mumtahanah: 9)
Syariat Islam telah mewajibkan kaum muslim berjihat fisabilillah ketika mereka diperangai oleh musuh. Tawaran mengungsi dan 2 negara bukan solusi. Islam melarang keras dengan solusi yang ditawarkan oleh kaum kafir tesebut.
Solusi Palestina hanya persatuan kaum muslim. Bersatu dalam satu naungan yaitu Daulah Islam, kaum muslim harus sadar akan kewajiban agar kembali kepada perintah Allah yaitu menjalankan kehidupan bersumberkan Al Qurqn dan sunah, berfikir lebih kritis tentang pemahaman yang salah yang telah lama hanyut dalam sistem yang kufur.
Kaum muslimin harus tahu bahwa kaum muslimin pemikirannya telah diracuni oleh kaum kafir. Kaum muslim Sadar akan kelemahan kita karena tidak memahami agama kita sendiri, sadar telah lama menjalani kehidupan yang jauh dari syari’at Allah.
Kaum muslimin di manapun berada harus menyadari bahwa kita telah dipecah belah oleh musuh agama Allah. Kewajiban kita memperjuangkan agama Allaah dengan kembali ke Khilafah.
Mari kita renungkan solusi hakiki bagi Palestina. Tak ada solusi lain untuk saudara kita selain jihad dan khilafah. Islam pasti berjaya itu janji Allah ada atau tanpa kita. Jadilah pelaku sejarah berdirinya khilafah, jangan hanya menjadi penonton. Lanjutkan dakwah rasulullah karena berdakwah untuk agama Allah adalah kewajiban setiap muslim. Yang sudah melakukan dakwah istiqomahlah, yang sudah keluar dari jalan dakwah sadarlah, kesibukan duniawi tak akan habis-habisnya sampai kematian menjemput. Yang belum berada di jalan dakwah bersegeralah agar kelak ada hujah yang bisa dibawa di hadapan Allah atas apa yang sudah kita lakukan dalam pembebasan Palestina.
Semoga ramadhan terakhir di tahun ini tanpa khilafah.
Wallahu a’lam bishowab.