| 81 Views
Palestina Butuh Tegaknya Kepemimpinan Islam

Oleh : Siti Rofiqoh
Bulan Ramadhan adalah salah satu bulan yang didalamnya penuh dengan kemuliaan. Bulan yang selalu dinanti-nantikan oleh setiap kaum muslimin di seluruh dunia.
Sudah seharusnya dalam penyambutan bulan suci Ramadhan pun harus disambut dengan penuh rasa gembira.
Disamping penyambutan dengan gembira yang kita lakukan hari ini, ada saudara seiman kita yang sedang berjuang di tengah polemik yang sedang dihadapi. Saudara kita di Palestina sedang berjuang untuk mendapatkan kebebasan dari belenggu cengkraman kaum Kafir penjajah, zioinis laknatullah.
Israel kembali membatasi umat Islam di masjid Al-Aqsa selama Ramadhan 2025. Rezim Zionis bahkan sudah menyiapkan personel keamanan untuk menindak tegas para pelanggar, Sindonews.com (04/03/2025).
Setidaknya ada beberapa fakta terkait Israel yang membatasi umat Islam beribadah di Al-Aqsa.
Pertama, pemandangan biasa setiap tahun pembatasan terhadap kegiatan umat Islam di Masjidil Aqsha sudah biasa dilakukan pemerintah penduduk Israel. Menurut mereka pembatasan yang mereka lakukan semuanya bertujuan untuk keamanan dan keselamatan bersama.
Pembatasan ini justru menimbulkan banyak bentrokan antara petugas Israel dengan penduduk muslim yang ingin beribadah di Masjidil Aqsha.
Kedua, Ada syarat dan ketentuan ketat aturan yang dibuat Israel terkait pembatasan pengunjung Masjidil Aqsha diantaranya, jumlah jamaah yang boleh masuk itu tidak melebihi dari 10.000 Muslim dari Palestina. Sementara kita mengetahui bahwasanya Masjidil Aqsha bahkan mampu menampung lebih dari 80.000 Jamaah.
Bahkan yang boleh memasuki kompleks masjid hanya untuk laki-laki berusia 55 tahun ke atas, dan perempuannya berusia 50 tahun ke atas. Jelas sekali pembatasan yang di lakukan oleh Israel sangat merugikan kaum muslimin di Palestina.
Ketiga, Memicu Protes. Langkah-langkah pembatasan aktivitas umat Islam di Masjidil Aqsa memicu protes dan kecaman dari berbagai kalangan. Bahkan di kalangan Organisasi internasional pun ikut mengkritik terkait pembatasan yang di lakukan oleh Israel.
Ketegangan di Yerusalem semakin meningkat selama bulan Ramadan. Pasukan Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa. Dalam penyerbuan tersebut, dua toa atau pengeras suara masjid yang ada di ruang Salat Qibli dicopot oleh pasukan Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Roya News melaporkan, Serambinews.com
(13/03/2025).
Pemerintah Israel, yang telah mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota mereka, terus memperkuat posisi mereka dengan mempercepat proyek Yudaisasi dan mengubah status quo yang telah lama ada.
Israel yang juga telah menganggap Al-Aqsa sebagai tempat suci mereka, mulai mengambil alih sedikit demi sedikit. Ini menunjukkan ke kita bahwasanya Al-Quds yang merupakan simbol tempat suci umat Islam yang ketiga, mulai terancam dan membutuhkan kita semua untuk memperjuangkan dan mempertahankan kembali eksistensinya di tangan umat Islam.
Problematika yang dihadapi oleh kaum muslim di Palestina merupakan masalah kita semua sebagai saudara seiman. Perbedaan wilayah dan negara bukanlah alasan untuk kita berdiam diri dan menutup mata atas masalah yang menimpa mereka.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah, bahwasanya kaum muslim itu ibarat satu tubuh, jika satu bagian merasakan sakit, maka yang lain akan ikut merasakan sakitnya.
Tapi hari ini, dalam Sistem Kapitalisme Sekuler, membuat kita tak bisa berbuat apapun untuk membela saudara kita di sana. Hanya doa dan sumbangan-sumbangan yang bisa di salurkan, hal ini merupakan solusi jangka pendek dan tidak bisa menuntaskan permasalahan disana.
Serangan terhadap Palestina terjadi terus menerus dan makin brutal. Tapi perhatian masyarakat sepertinya makin berkurang karena tertutup beragam persoalan-persoalan di dalam negeri.
Oleh karena itu, perlu terus membangun kesadaran umat akan solusi hakiki persoalan Palestina yaitu tegaknya kepemimpinan Islam. Bagi Palestina, kepemimpinan Islam akan membebaskannya dari penjajahan. Khilafah akan mengirimkan pasukan untuk berjihad melawan musuh yaitu pasukan Zionis.
Di sisi lain, bagi kaum muslim di Indonesia, juga di negeri-negeri muslim, tegaknya Khilafah akan menjadikan semua manusia diurus dengan syariat Islam, aturan terbaik dari Allah SWT.
Sehingga akan terwujud kesejahteraan dan keberkahan serta menjadi rahmat bagi seluruh alam. Tegaknya kepemimpinan Islam adalah kewajiban setiap muslim. Dalil-dalil jelas menunjukkan kewajiban tersebut. Umat harus berjuang untuk mewujudkan kewajiban yang menjadi mahkota kewajiban tersebut.
Dibutuhkan adanya jamaah dakwah Islam ideologis yang akan mengarahkan umat berjuang meneladani jalan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Kita juga tak bisa berharap dengan solusi-solusi yang di gadangkan oleh PBB dan juga organisasi Internasional lainnya, karena memang tidak berpihak ke kita sedikitpun.
Masalah yang sedang dihadapi oleh kaum muslim di Palestina, Tidak lain tidak bukan solusi yang dibutuhkan hanyalah, dengan bersatunya seluruh kaum muslimin di seluruh dunia di bawah satu kepemimpinan yang disebut dengan Khilafah Islamiyyah.
Untuk itu, di momentum bulan Ramadhan ini mari kita sama-sama meningkatkan ketakwaan individu dan bernegara. Mari bersama-sama kita kuatkan barisan memperjuangkan tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah. Semoga Allah meridhoi perjuangan kita dalam menjemput kemenangan umat Islam.
Wallahu'alam