| 145 Views
Palestina Butuh Solusi Hakiki

Oleh : Siti Ningrum
Media CNBC Indonesia memberitakan bahwa gelombang aksi pro Palestina terus meluas di seluruh penjuru dunia. Mulai dari Amerika Serikat, Eropa hingga Asia. Para mahasiswa dan akademisi turun ke jalan menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina. Mereka menyeru dan menuntut agar pemerintah dunia menghentikan operasi militer zionis di Gaza.
Seruan tersebut bermula dari agresi militer zionis yang melakukan serangan udara pada Ahad (26-5-2024) yang mengakibatkan kebakaran 14 tenda pengungsi di distrik Tel Al-Sultan, kota Rafah. Serangan tersebut menyebabkan 45 orang tewas dan 249 lainnya terluka. Dua hari setelahnya, mereka menembaki kamp pengungsi Al Mawasi, di sebelah barat Rafah, yang menewaskan 21 orang.
Sungguh kebiadaban dan kebengisan zionis sudah di luar batas. Sudah lebih dari 8 bulan sejak 7 Oktober 2023, zionis membombardir Gaza hingga Gaza menjadi rata dengan tanah. Jumlah korban yang meninggal mencapai 36.171 orang dan yang luka-luka mencapai 81.420 orang. Sungguh kebiadaban yang tidak bisa diungkapkan lagi dengan kata-kata.
Rafah, kota yang diklaim sebagai zona paling aman dari serangan militer zionis, pada akhirnya diserang juga. Tidak ada lagi tempat yang aman bagi warga Palestina di Gaza, baik di Gaza Utara maupun Gaza selatan. Gaza menjadi kota mati yang rata dengan tanah dan reruntuhan bangunan.
Inilah target zionis sesungguhnya. Mereka ingin membumihanguskan seluruh wilayah Gaza agar mudah menguasainya dengan menyerang warga sipil dan anak-anak. Walaupun di hadapan dunia mereka memberi alasan bahwa serangan yang dilakukan adalah untuk menghancurkan Hamas. Sungguh semua itu dusta belaka.
Seruan membela Palestina tidak cukup hanya pada aspek bantuan kemanusiaan seperti mengirimkan bantuan obat-obatan, makanan, pakaian, membangun rumah sakit dan sebagainya. Melainkan yang lebih penting lagi adalah dengan menyerukan solusi hakiki bagi Palestina adalah dengan bersatunya kaum muslimin di seluruh dunia dalam institusi negara Khilafah dan mengirimkan pasukan terbaiknya untuk berjihad melawan zionis dan mengusirnya dari bumi Palestina.
Palestina akan terus-terusan membara selagi Zionis masih bercokol dan didukung oleh negara adidaya. Duka saudara seakidah kita hanya bisa dihilangkan secara total dengan mengirimkan pasukan terbaik oleh kaum muslimin sedunia. Sayangnya, hal ini tidak akan terjadi karena negeri-negeri kaum muslim telah disekat oleh sekat nasionalisme.
Duka Palestina adalah duka kita semua. Sebagaimana hadist yang disampaikan oleh Rasulullah SAW beliau bersabda:
"Perumpamaan kaum mukmin dalam saling mencintai dan saling mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit, juga dengan tidak bisa tidur dan demam" (HR.Muslim).
Solusi bagi Palestina bukan dengan solusi dua negara (two state solution) sebagaimana yang digadang-gadang oleh Barat. Sebab jika demikian itu berarti mengakui berdirinya negara Zionis di tanah kaum Muslimin. Hal itu sama saja dengan mengkhianati perjuangan Rasulullah SAW, para sahabat, dan para syuhada yang telah membebaskan Al-Aqsha dengan nyawa dan darah mereka.
Penjajahan Palestina oleh zionis yg sudah berlangsung selama 76 tahun dari tahun 1948 adalah salah satu akibat runtuhnya persatuan kaum muslim yakni Khilafah Utsmaniyah pada tahun 1924. Faham Nasionalisme yang disebarkan oleh Barat membuat Khilafah Utsmaniyah mudah dirongrong dan berpecah belah menjadi lebih dari 50 negeri muslim. Sekat negara bangsa telah menjadi penghalang terbesar bagi penguasa-penguasa negeri muslim untuk mengirimkan tentara militernya memerangi zionis.
Bagi seorang muslim, berpihak pada Palestina adalah kewajiban dan tuntutan akidah islam. Oleh karena itu harus menjadi pendorong bagi setiap muslim untuk menyuarakan dan membela Palestina.
Wallahu'alam bishshawwab.