| 10 Views
Palestina Butuh Bala Tentara Bukan Sekedar Mengalang Kekuatan Global Untuk Membebaskan Palestina

Oleh : Dewi yuliani
Penderitaan kaum muslim di Gaza tak juga berakhir. Sementara penjajah Zionis justru makin brutal, berbuat di luar batas kemanusiaan. Kecaman dunia tak dihiraukan. Di sisi lain, para penguasa muslim tetap hanya mencukupkan diri dengan kecaman tanpa aksi nyata. Bahkan meski Umat Islam hari ini sudah mulai menyerukan jihad sebagai solusi.
Allah memerintahkan umat islam memberi pertolongan pada saudaranya sesama muslim. Allah juga menyatakan umat muslim adalah bersaudara. Rasulullah saw. juga bersabda bahwa umat Islam adalah satu tubuh. Oleh karena itu wajib menolong saudaranya.
Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa ( WFP ) telah memperingatkan tentang krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza, dengan menyatakan bahwa setidaknya dua juta orang - yang sebagian besar mengungsi - saat ini hidup tanpa sumber pendapatan apa pun, dan sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan pangan utama mereka. Dalam serangkaian pernyataan yang dirilis selama beberapa jam terakhir, WFP membunyikan alarm atas meningkatnya bahaya bagi ratusan ribu penduduk Gaza . Mengutip dari The Peninsula, Minggu, 20 April 2025, WFP menyatakan mengakui secara mendalam atas penurunan tajam stok pangan, dengan peringatan bahwa Jalur Gaza berada di ambang bencana kemanusiaan.
WFP menekankan bahwa situasi kritis ini diperparah penutupan perbatasan yang sedang dilakukan oleh Israel, yang mencegah pengiriman pasokan pangan penting ke Jalur Gaza. Menurut WFP, Gaza sangat membutuhkan aliran pangan yang tidak terputus dan terus-menerus untuk menghindari keruntuhan ketahanan pangan total. WFP juga memperingatkan tentang konsekuensi parah jika kondisi saat ini terus berlanjut, dengan menunjukkan bahwa warga sipil Palestina di Gaza sudah menghadapi kondisi kemanusiaan yang mengerikan, dengan kekurangan sumber daya penting yang akut untuk menopang kehidupan mereka.
Bagi kaum muslim, persoalan Palestina bukan sekadar isu kemanusiaan, tetapi juga merupakan bagian krusial dari agama. Palestina adalah tanah kharajiyah milik kaum muslim yang harus dibebaskan dari Zionis Yahudi. Satu-satunya solusi sesuai ajaran Islam untuk krisis di Gaza Palestina adalah melalui jihad fi sabilillah. Ini mencakup penggunaan kekuatan militer untuk melindungi warga Gaza dan mengusir entitas Yahudi, bukan hanya melalui diplomasi atau retorika. Mengutuk tindakan Zionis tanpa tindakan nyata adalah pengkhianatan terhadap Islam dan kaum muslim. Hanya berdoa tanpa aksi konkret tidak cukup untuk menghentikan penjajahan Zionis. Dibutuhkan keberanian dan tindakan nyata untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Selama umat masih terikat pada nasionalisme warisan penjajah, mereka tidak akan pernah benar-benar bersatu, dan jihad pun tidak akan digerakkan. Maka, umat Islam harus mencampakkan nasionalisme, menyadari bahwa penjajahan hanya bisa dihentikan dengan persatuan umat dalam satu kepemimpinan global, yaitu Khilafah (perisai).
Umat wajib menyeru semua muslim di seluruh dunia dengan seruan yang sama. Umat harus terus mengingatkan akan persatuan umat dan kewajiban menolong mereka. Umat harus bergerak menuntut penguasa muslim melaksanakan kewajiban menolong Palestina dengan melaksanakan jihad dan menegakkan khilafah.
Gerak umat harus ada yang memimpin agar terarah. Pemimpin dakwah itu adalah jamaah dakwah ideologis yang menyerukan jihad dan tegaknya khilafah. Para pengemban dakwah harus terus bergerak dengan mengerahkan seluruh kemampuannya agar persatuan umat terwujud dan berjuang bersama menegakkan khilafah agar persoalan umat termasuk palestina segera terselesaikan dan kehidupan islam dapat dilangsungkan kembali.
Alhamdulillah suara pembelaan terhadap nasib warga Gaza masih bergema dimana-mana. Aksi-aksi bela Palestina pun terus berjalan di berbagai wilayah dunia termasuk di Indonesia. Meski narasinya belum satu suara dan masih banyak yang fokus pada sisi kemanusiaan dengan mengedepankan solusi-solusi parsial yang sama sekali tidak menyelesaikan persoalan, namun pelan tetapi pasti, dakwah ideologis mulai berpengaruh di tengah umat.
Umat tampaknya mulai menyadari bahwa masalah krisis Gaza dan Palestina bukan sekadar masalah kemanusiaan, tetapi merupakan masalah politik dan ideologi alias perang peradaban. Kenapa? Karena krisis ini awalnya berpangkal dari masalah konspirasi politik berupa penjajahan yang didukung oleh kekuatan politik sehingga butuh penyelesaian politik, salah satunya dengan menggunakan kekuatan militer untuk mengusir penjajah dari bumi Palestina.
Alhasil akhir-akhir ini, seruan pembelaan yang umat sampaikan dalam aksi-aksi mereka sudah meningkat eskalasinya, yakni berupa tuntutan pengiriman tentara dan jihad fi sabilillah. Tuntutan ini bahkan mulai disampaikan oleh kalangan umat yang selama ini selalu fokus pada ajakan untuk menggalang bantuan logistik, gerakan boikot, dan ajakan melangitkan doa-doa semata.
PR-nya adalah bagaimana memahamkan umat bahwa seruan ini tidak mungkin disambut oleh para penguasa yang ada. Mereka justru membutuhkan seorang khalifah yang dibaiat oleh umat untuk menjalankan hukum-hukum syara termasuk memimpin jihad melawan musuh-musuh yang memeranginya. Sehingga seruan pengiriman tentara, semestinya disandingkan dengan seruan penegakkan Khilafah Islam yang akan menggantikan kedudukan para penguasa khianat.
Kedatangan kembali Khilafah memang sudah Allah janjikan dan merupakan bisyarah (kabar gembira) dari Rasulullah saw.. Hanya saja, umat Islam dituntut untuk memperjuangkannya. Caranya adalah dengan menapaki jalan dakwah yang dicontohkan Rasulullah saw. bersama sebuah partai politik atau jemaah yang ikhlas berdakwah semata-mata karena Allah dan menjalankan seluruh aktivitas dakwahnya tanpa bergeser sedikit pun dari tuntunan-tuntunan Islam.
Wallahu'alam bishawab