| 215 Views
Nasib Peternak Susu Sapi, Di Tengah Maraknya Impor Susu

Oleh : Mirna
Aktivis Dakwah
Nasib para peternak sapi perah dan para petani lainya mengalami dilema di negri ini mengapa tidak, bak sebuah pepatah yang mengatakan"bagaikan tikus mati di lumbung padi " ditengah negri yang di anggap gemah Ripah loh jinawi dengan berbagai sumber daya alam yang melimpah namun nasib kehidupan masyarakatnya jauh dari kata sejahtera.
Khususnya, para peternak sapi perah dan para petani. seharusnya kalau dipikir-pikir nasib mereka sangatlah munkin terjamin dengan adanya penghasilan susu segar, sayur mayur bahkan padi yang menjadi kebutuhan pokok seluruh masyarakat telah mereka kelola.
Namun aneh bin ajaib nya yang menjadi pertanyaan disini adalah, mengapa nasib mereka para petani dan peternak ini, yang seharusnya terjamin karena hasil usaha kerja keras mereka, bahkan mungkin bisa dikatan, tidak mungkin mendapati kekurangan secara finansial, namun pada fakta nya berbalik dengan kenyataan yang ada pada saat ini. dimana nasib mereka tidak sebaik itu,bahkan jauh dari kata sejahtera.
Lihat saja seperti berita yang sedang viral di Boyolali saat ini di dimana ratusan para peternak susu sedang ramai mengadakan aksi dengan membagi,membuang,bahkan sampai mandi susu di alun alun kota, semua itu dilakukan atas bentuk protes mereka kepada pemerintah yang dengan mendadaknya membatasi jumlah susu yang di terima dari masyarakat setempat.
Dan oleh karena itu masyarat mengalami kerugian besar karena tidak dapat menjual sisa susu yang telah mereka hasilkan. TRIBUNNEWS.COM - Para peternak sapi perah, agen, hingga pengepul susu sapi melakukan aksi protes di Boyolali, Jawa Tengah pada Sabtu (9/11/2024).
Dan Menurut masyarakat
Pembatasan ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti adanya dugaan peningkatan susu impor dan perawatan mesin pengolahan. Akibatnya, peternak mengalami kerugian besar karena tak dapat menjual susu yang telah dihasilkan.
Bukan hanya susu sebelumnya juga viral di media sosial tentang aksi para petani yang dengan terpaksa membuang hasil panen buah dan sayur-sayuran mereka, dengan jumlah yang cukup besar.aksi aksi demikian adalah imbas dari rasa kekecewaan yang dirasakan masyarakat.karena masyarakat menganggap pemerintah telah abai terhadap nasib para petani dan para peternak.
Tentunya masyarakat
Sangat berharap agar mendapatkan solusi segera dari pemerintah dan pihak terkait agar hasil panen mereka bisa terserap sehingga kerugian mereka bisa diminimalisir. karena hasil perekonomian masyarakat tergantung dari pola produktivitas penyaluran tentang bagaimana pemerintah mengatur hasil panen mereka.
Jika pemerintah lebih mengutamakan impor dari negara tetangga ketimbang masyarakat lokal maka dampak dari semua itu akan merugikan masyarakat nya sendiri.bukan kah pemerintah selalu berkoar dan menghimbau kepada masyarakat agar "cintai produk dalam negri.namun kenapa justru sebaliknya justru pemerintahlah yang senang dengan prodok impor.
Dalam pandangan Islam, impor memiliki sisi positif jika dikelola dengan bijaksana dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.namun dengan catatan yang tidak dapat diproduksi secara lokal atau kurang nya pasokan lokal.
Namun, ketergantungan yang berlebihan pada produk impor justru bertentangan dengan prinsip kemandirian ekonomi yang diusung oleh negara. Sebab akan berdampak kerugian bagi para pekerja lokal sendiri dan juga jauh dari kata "berdaulat dikaki sendiri. ,karena terlalu bergantung kepada produk luar.
Oleh karena itu, seharusnya pemerintah mengambil solusi untuk kemaslahatan bagi masyarakat di dalam negri , dengan cara lebih memperkuat industri lokal dan mendorong kewirausahaan masyarakat serta meningkatkan ekspor. sebagai penggerak ekonomi masyarakat. Dengan terealisasi nya langkah-langkah ini, negara bisa membangun perekonomian yang berdaulat,sejahtera dan berkeadilan.
Namun semua itu hanya bisa terealisasikan ketika hanya hukum Islam yang di terapkan. karena hanya dengan sistem islam lah yang mampu untuk mensejahterakan rakyatnya bukan pemimpinya.dengan aturan yang sempurna dan paripurna yang bersumber dari Allah SWT.
Wallahu a’lam bissawab