| 293 Views

Murahnya Nyawa Manusia, Dalam Sistem Kapitalisme

Oleh : Ummu Fazza 

Tingginya kasus pembunuhan di Indonesia mendapat perhatian khusus dari masyarakat. Bagaimana tidak, hampir setiap hari tindakan kriminal ini berseliweran di media. Mulai dari televisi, koran, hingga media sosial, tak henti-hentinya memberitakan kasus pembunuhan. Modusnya pun beragam, mulai dari hal sepele hingga masalah ekonomi.

Seperti yang terjadi di Dusun Sindangjaya, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Polisi telah menetapkan TR seorang suami yang memutilasi istrinya YN. Jumat (3/5/2024) kemarin sebagai tersangka. Penyidik masih belum dapat menyimpulkan motif sebab pemeriksaan secara menyeluruh karena kondisi psikis pelaku relatif masih labil sehingga belum didalami.

Namun begitu, hasil pemeriksaan saksi kunci bahwa aksi tersebut dilakukan karena latar belakang faktor ekonomi. Hal itu disampaikan oleh Kapolres Ciamis AKBP Akmal. (5/4/2024) Dilansir dari republika.co.id.

Sangat miris di zaman ini nyawa manusia sangatlah murah harganya, dengan mudahnya seseorang menghilangkan nyawa manusia dengan begitu kejinya.

Kehidupan sekuler menjadikan orang tidak takut dosa dan siksa neraka. Mereka pun tidak takut murka Allah Swt. ketika berbuat kemaksiatan yang sampai menghilangkan nyawa orang lain. Mereka lebih takut dipenjara daripada azab neraka. Inilah efek dari kehidupan sekuler yang jauh dari aturan agama. Tidak adanya fungsi pencegahan pada diri individu dari melakukan kriminal karena lemahnya keimanan dalam hatinya. 

Selain itu, penerapan sistem kapitalisme sekuler di Indonesia telah menghasilkan kemiskinan yang meluas dan bahkan setiap tahun masyarakat harus dihadapkan dengan mahalnya biaya pendidikan untuk masuk sekolah, mulai dari biaya pendaftaran, daftar ulang, biaya buku, seragam, alat tulis, dan sebagainya.

Alhasil, banyak orang yang gelap mata. Bahkan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari orang rela melakukan kejahatan dengan cara mencuri, merampas, dan lainnya. Namun, di sisi lain ada satu hal yang menjadi penyebab maraknya kriminalitas adalah lemahnya penegakan hukum oleh negara.

Hal ini menjadi bukti nyata bahwa sistem kapitalisme sekuler telah gagal dalam memenuhi jaminan keamanan untuk rakyatnya. Negara pun gagal menjadi pengurus dan pelindung bagi umat.

Berbeda dengan Islam, Islam adalah satu-satunya solusi yang akan menjalankan fungsinya sebagai pengurus dan junnah bagi semua warganya, begitu juga dalam memberikan rasa aman pada masyarakat. Dalam tataran individu, negara berkewajiban membina kepribadian rakyatnya agar menjadi sosok yang bertakwa. 

Untuk meminimalkan kasus kriminalitas termasuk pembunuhan adalah dengan menerapkan hukum hud pada pelaku jarimah karena jika dibiarkan akan membahayakan manusia. Pelakunya akan diberikan sanksi berat sesuai dengan syariat Islam karena hukum sanksi dalam Islam sangat efektif meminimalkan tindak kejahatan yang memang memiliki sifat zawajir (sebagai pencegah) dan bisa memberikan efek jera bagi orang lain untuk tidak berbuat kejahatan yang sama. Dan jawabir (sebagai penebus dosa) bagi pelaku di akhirat kelak.

Betapa Islam menghargai jiwa-jiwa manusia. 

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:

“Barang siapa yang membunuh seseorang bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan dibumi, maka seolah- olah ia telah membunuh semua manusia. Dan barang siapa memelihara kehidupan seseorang manusia, maka ia seolah- olah telah memelihara kehidupan semua manusia.”
(TQS. Al-Maidah ayat 32).

Islam adalah agama yang sempurna yang di dalamnya terpancar sebuah aturan dan sesuai dengan fitrah manusia. Pembunuhan akan sirna ketika sistem sanksi yang adil dan tegas diberikan kepada pelaku, begitu pula kriminalitas akan bisa terselesaikan. Semua ini bisa dilakukan jika aturan Islam diterapkan secara kafah.

Wallahu'alam bishawwab.


Share this article via

97 Shares

0 Comment