| 187 Views
Moderasi, Proyek Barat Dari Usia Dini

Oleh : Ni’mah Fadeli
Sebagai harapan dan penerus bangsa maka sudah semestinya anak tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua namun juga negara. Mendapat perhatian penuh agar tumbuh menjadi pribadi dewasa yang siap meneruskan pembangunan negara menjadi lebih baik dan maju adalah hak setiap anak. Pendidikan agama yang kuat semestinya menjadi pondasi utama agar kuat mengarungi bahtera kehidupan. Orang tua, masyarakat maupun negara berkewajiban memberikan nilai-nilai yang baik dan benar. Saat ini salah satu nilai yang dianggap sangat penting bagi negara adalah pemahaman moderasi beragama pada anak usia sekolah.
Dalam kegiatan bertajuk 'Sosialisasi Moderat Sejak Dini', Iriana Joko Widodo, istri presiden dan Wury Ma’ruf Amin, istri wakil presiden menyampaikan pentingnya moderasi beragama kepada 500 pelajar di Balikpapan. Dimana tema yang diangkat adalah “Cinta Tuhan dengan Mencintai Indonesia.” Kegiatan ini turut dihadiri istri menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM) yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) KIM. Eny Retno Yaqut, istri Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa ada 4 pilar moderasi beragama yang perlu disosialisasikan kepada para pelajar yaitu komitmen kebangsaan, anti kekerasan, sikap toleransi, dan penerimaan terhadap tradisi lokal. (detik.com, 11/09/2024).
*Proyek Besar*
Inti dari moderasi beragama adalah memandang agama dengan cara moderat. Perwujudannya yaitu dengan tidak berlebihan dalam memahami dan mengamalkan agama itu sendiri. Moderasi beragama menjadi sangat nyata dideklarasikan oleh pemerintah hingga masuk ke kurikulum pendidikan. Berbagai kegiatan dibuat untuk mensosialisasikannya. Padahal berbagai problematika remaja semakin marak terjadi seperti perundungan, seks bebas, tawuran, pornografi, pinjaman onlne, judi online dan seterusnya yang sedemikian serius membutuhkan penanganan segera. Namun fokus pemerintah justru betapa pentingnya moderasi beragama untuk para pelajar.
Jika mau jujur segala problem remaja bersumber dari jauhnya kehidupan dengan agama. Ketika pemahaman agama benar maka seorang remaja akan berpikir panjang yang berujung tidak akan melakukan hal-hal yang dilarang agama seperti tersebut di atas. Namun selain benteng pribadi tentu harus ada negara yang menjadi perisai. Hal ini tentu sangat sulit terjadi jika negara membiarkan konten kekerasan, pornografi, praktek riba, juga judi terus berkembang. Dan inilah yang terjadi sekarang ketika sistem sekuler kapitalisme menguasai bumi seperti saat ini.
Tak ada halal haram dalam sistem sekuler kapitalisme. Agama hanya menjadi sebuah ritual antara manusia pribadi dan tuhan. Maka segala urusan kehidupan tak perlu membawa aturan dari Sang Pencipta. Kehidupan dijauhkan dari agama karena manusia merasa memiliki kemampuan yang luar biasa. Keberhasilan secara materi menjadi tujuan hidup maka seberapapun kerusakan yang ditimbulkan namun jika itu menambah cuan maka akan terus dilakukan. Kebebasan hidup digencarkan sehingga manusia semakin hari semakin jauh dari Sang Pencipta, Allah Subhanallahu Wa Ta’ala.
Barat dengan sistem kapitaslimenya sangat lihai menguasai dunia saat ini. Semua itu didasari rasa takut barat akan kebangkitan Islam. Maka dibuatlah segala macam cara agar muslim tetap lelap dan tak menyadari bahwa hanya Islam yang benar sebagai satu-satunya sistem untuk mengatur kehidupan. Menjadi seorang yang moderat dalam beragama dan tak usah terlalu fanatik menjadi pemahaman yang dibuat barat seolah itu benar dengan dalih agar tercipta toleransi. Padahal Islam sudah mengajarkan toleransi. Namun toleransi Islam memiliki batasan dari Allah sebagai Sang Pencipta dunia dan segala isinya sehingga manusia sebagai hamba-Nya tidak bisa melewatinya dengan menurutkan hawa nafsu saja.
Aqidah Adalah Kunci Bukan Moderasi
Tuntunan yang benar diberikan Islam kepada manusia dalam memaknai dan menjalani kehidupan karena hidup bukan hanya sekali. Akan ada kehidupan setelah mati untuk mempertanggungjawabkan segala yang telah Allah beri. Semua aturan Allah adalah untuk keselamatan manusia itu sendiri.
“Sungguh agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Siapa saja yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, sungguh Allah sangat cepat hisab-Nya.” (Ali Imran : 19).
Pendidikan aqidah menjadi hal paling utama dalam Islam. Bahwa ada tujuan manusia diciptakan yaitu hanya untuk beribadah pada Allah. Mak setiap perbuatan harus didasarkan pada halal haram yang telah Allah tetapkan. Kebebasan manusia menjalani hidup pun dibatasi oleh syariat. Keuntungan dunia tak pernah menjadi tujuan. Maka segala kebijakan negara dengan sistem Islam dibuat sesuai syariat.
Pendidikan Islam bertujuan mencetak generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap Islam. Pribadi yang memiliki kepribadian Islam akan terjaga dari melakukan hal-hal yang terlarang. Dengan sendirinya berbagai problem yang berasal dari kemerosotan moral pun dapat diantisipasi.
Melakukan semua syariat Islam dalam setiap hembusan nafas yang telah Allah anugerahkan adalah cara berislam dengan benar. Artinya setiap perbuatan pribadi, pergaulan di masyarakat juga aturan negara hanya akan didasarkan untuk meraih rida Allah dan Islam sebagai rahmatan lil alamin pun dapat dirasakan di seluruh penjuru bumi.
Walllahu a’lam bishawab.