| 144 Views

Mewujudkan Generasi Emas, Sistem Pendidikan Islam Solusinya

Oleh: Ni'matul Khusna

Kasus pembunuhan dan pemerkosaan siswi SMP di Palembang, dengan empat tersangka remaja dibawah 18 tahun, menunjukkan bahwa meningkatnya tindakan kriminal yang dilakukan oleh anak dibawah umur.

Selain itu juga diperkuat dengan Data Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang menunjukkan adanya peningkatan kejahatan anak dari tahun 2020-2023. Per Agustus 2023, tercatat 2.000 anak berkonflik dengan hukum (ABH). Sejumlah 1.467 anak di antaranya berstatus tahanan, sedangkan 526 anak lainnya menjalani hukuman sebagai narapidana (Kompas.id, 19/9/2024).

Kasus tersebut merupakan salah satu dampak dari sistem pendidikan sekuler, memisahkan agama dari kehidupan. Agama hanya sebatas ritual ibadah saja. Syariat islam tidak digunakan sebagai tatanan kehidupan, termasuk pendidikan, yang berakibat pada meningkatnya kasus kriminal. Alih-alih berhasil mewujudkan generasi yang beradab, misi mencerdaskan bangsa pun gagal.

Dalam sistem ini, fungsi agama diabaikan. Yang menjadikan jauhnya fitrah manusia. Pada dasarnya manusia dilahirkan dalam keadaan suci, bersih, cenderung pada agama yang benar (islam), kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Namun karena mereka tumbuh pada lingkungan sekuler, maka akan lahir generasi yang kehilangan fitrahnya. Generasi yang mengabaikan larangan dan perintah Allah.

Sistem pendidikan sekuler mengabaikan nilai keimanan dan ketakwaan, mengabaikan kehidupan akhirat, hanya berorientasi pada duniawi. Ini akan berdampak pada lahirnya generasi yang jauh dari ajaran agama yang mengakibatkan menjadi generasi amoral, bahkan kriminal, seperti kasus pornografi, seks bebas, narkoba, tawuran dan lainnya.

Dari problem tersebut solusinya hanya beralih ke sistem pendidikan islam. Sistem ini membentuk kepribadian islam pada peserta didik yaitu pola pikir islam dan pola sikap islam. Pola pikir islam berkaitan dengan pemahaman peserta didik terhadap hukum-hukum Islam. Sedangkan Pola sikap islam berkaitan dengan perilaku peserta didik yang sesuai dengan hukum Islam di semua aspek kehidupan. Selain itu orangtua ikut serta dalam menjalankan fungsi pendidikan islam kepada anak mereka. Begutupun pemerintah wajib menjalankan pendidikan islam yang mampu melahirkan generasi berkepribadian islam. Serta di dukung dengan lingkungan masyarakat yang menegakkan amar ma'ruf nahi munkar.

Kerjasama ini terbukti pernah melahirkan generasi emas sepanjang sejarah peradaban dunia pada masa kepemimpinan Rasulullah saw, yang kemudian dilanjutkan Khulafaur rasyidin juga khalifah-khalifah setelah nya selama berabad-abad pada era kekhalifahan islam.

Hal ini menjadikan pelajaran yang berharga yang bisa kita jadikan petunjuk pada masa ini untuk melahirkan generasi emas, beriman, bertakwa cerdas dan berprestasi.

Wallahu A'lam bish shawab


Share this article via

67 Shares

0 Comment