| 387 Views

Menghargai Kecerdasan Akademis untuk Perubahan yang Hakiki

Oleh : Yauma Bunga Yusyananda
Alumni Universitas Pendidikan Indonesia 2019, Member Ksatria Aksara Kota Bandung

Kecerdasan akademis yang tinggi sering dianggap sebagai puncak prestasi dalam pendidikan tinggi. Namun, apakah kecerdasan sejati hanya terbatas pada kemampuan akademis semata? Prestasi 108 dosen dan mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam publikasi terindeks Scopus tahun 2023 menunjukkan bahwa kecerdasan sejati melampaui pengembangan ilmu pengetahuan. Scopus, sebagai basis data terkemuka untuk penelitian ilmiah, memvalidasi bahwa publikasi mereka tidak hanya berkontribusi pada ilmu pengetahuan secara global, tetapi juga memperkuat posisi UPI di kancah akademik internasional. (berita.upi.edu, 18/06/2024).

Dalam merespon pencapaian ini, penting untuk mempertimbangkan bagaimana kecerdasan ini dapat dikembangkan lebih jauh lagi. Kecerdasan sejati mencakup kemampuan untuk menghubungkan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai moral, sosial, dan spiritual yang bermanfaat bagi masyarakat sehingga tercipta kepribadian yang luhur dan generasi yang gemilang. Sebagai pemimpin intelektual, dosen memiliki peran kunci dalam mendalami nilai-nilai ini dalam pendidikan dan riset mereka.

"Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang diberi hikmah, ia benar-benar telah diberi karunia yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal." ( Terjemah Qur’an Surat Al Baqoroh ayat 269 ) 

Islam menawarkan panduan komprehensif untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai yang lebih tinggi. Di zaman Abbasiyah, Islam memimpin kegemilangan dalam pendidikan dan menciptakan polymath yang menguasai berbagai bidang keilmuan sehingga hasil dari ilmunya bermanfaat hingga saat ini dan menjadi amal yang terus mengalir bagi mereka yang bertaqwa dengan ilmunya. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu sejati berasal dari Allah SWT, dan harus digunakan untuk manfaat yang nyata dalam masyarakat.

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Apabila seorang manusia meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat  ( yang masih diambil manfaatnya) , atau anak sholih  yang mendoakan (bagi orang tuanya)."(HR. Muslim No. 2699)

Sebagai hamba Allah, manusia diajarkan untuk tidak tamak dan sombong terhadap ilmu yang dimiliki. Ilmu pengetahuan dalam Islam bukan hanya tentang pengetahuan itu sendiri, tetapi juga bagaimana ilmu tersebut digunakan untuk kemaslahatan umat manusia.
Kebanggaan atas prestasi seperti publikasi terindeks Scopus harus mendorong kita untuk refleksi yang lebih dalam. Kecerdasan akademis harus diimbangi dengan komitmen untuk menjadikan ilmu pengetahuan sebagai kekuatan untuk perubahan positif, sesuai dengan prinsip-prinsip yang diatur oleh Allah SWT. Ini bukan hanya pencapaian pribadi, tetapi panggilan untuk bertindak demi kemanfaatan bersama.

Pendidikan tinggi tidak hanya tentang menghasilkan akademisi yang cerdas secara intelektual, tetapi juga bertanggung jawab dalam mengarahkan kecerdasan untuk menciptakan perubahan yang bermanfaat dalam masyarakat secara keseluruhan, sesuai dengan nilai-nilai yang diilhami oleh Islam sehingga lahir generasi pejuang yang menjadikan kecerdasannya menjadi dasar untuk menghadapi tantangan zaman yang ada. Dengan kecerdasan dan ketaqwaan yang membuat manusia bisa bangkit dengan pemikirannya, tidak hanya terindeks dihadapan manusia namun mendapat hizab yang nyata kelak di akhirat oleh Allah SWT, sehingga kebahagiaan bukan hanya diakui oleh manusia dengan keilmuannya yang luhur namun diakui juga oleh Allah SWT. 

"Dan orang-orang yang berjuang di antara kamu dan mereka yang bersabar, sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." ( Terjemah Qur’an Surat Al Ankabut ayat 69 )

Semoga kita senantiasa bersabar dan berjuang untuk menghilangkan kebodohan dalam diri agar melekat kepribadian yang cerdas dan bertaqwa yang menggenerasi ke generasi selanjutnya dalam sistem yang menyeluruh menerapkan Islam di setiap aspek kehidupan.


Share this article via

92 Shares

0 Comment