| 67 Views
Menggalang Kekuatan Global Bebaskan Palestina

Oleh: Huda Reema Naayla
Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok
Banyak yang bertanya-tanya, sampai kapan saudara-saudara di Palestina bisa merasakan kebebasan sebagaimana kondisi saudaranya di belahan dunia lain? Padahal, sorakan, aksi damai, pawai, galang dana, boikot dan lainnya sudah dilakukan. Namun sampai hari ini terasa tidak ada perubahan dan perbedaan. Apa yang salah dari pergerakan ini? Apakah ini bukan solusi sebenarnya?
Sampai saat ini warga Gaza di Palestina tidak bisa merasakan kebebasan. Jumlah korban baik luka-luka maupun yang tewas sudah tak terhitung lagi, baik dari kalangan warga sipil, medis maupun jurnalis. Sebagaimana yang diberitakan (cnnindonesia.com,18/4/2025), jurnalis foto yang pernah viral karena menulis pesan menyentuh sebagai bentuk dukungan untuk Gaza, Fatima Hassouna, tewas dalam serangan brutal Israel pada pekan ini (18/4/2025). Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan, Fatima tewas bersama tujuh anggota keluarganya di kediaman mereka di Jalan Al Nafaq, Kota Gaza.
Tak hanya itu, dikutip dari (aljazeera.com, 21/4/2025), militer Israel telah menewaskan sedikitnya 29 warga Palestina di seluruh Gaza sejak fajar pada hari Senin, dengan banyak korban jiwa dalam serangan terhadap kamp-kamp tenda untuk orang-orang terlantar.
Di sisi lain, cnnindonesia.com (19/4/2025), juga mengabarkan, warga Palestina mulai memakan daging kura-kura untuk memenuhi kebutuhan protein mereka imbas krisis makanan akibat pengepungan dan genosida yang dilakukan Israel. Bahkan menurut metrotvnews.com, (20/4/2025), Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WFP) telah memperingatkan tentang krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Jalur Gaza, dengan menyatakan, setidaknya dua juta orang -sebagian besar mengungsi- saat ini hidup tanpa sumber pendapatan apa pun, dan sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan pangan utama mereka.
Dari sini tampak jelas, penderitaan kaum Muslim di Gaza tak kunjung berakhir. Zionis semakin brutal dan membabi buta menyerang warga sipil tanpa belas kasihan. Tidak memandang apakah sipil ataupun jurnalis. Di saat yang bersaman juga, penguasa Muslim di berbagai belahan dunia hanya menyerukan kecaman tanpa ada aksi nyata. Sekalipun umat sudah menyerukan jihad sebagai solusi.
Padahal sudah jelas, Allah memerintahkan umat Islam memberi pertolongan pada saudaranya sesama Muslim. Allah juga menyatakan umat Muslim bersaudara. Rasulullah SAW juga bersabda, umat Islam adalah satu tubuh. Oleh karena itu wajib menolong saudaranya.
Namun perlu diketahui, selama umat masih terikat pada nasionalisme, warisan penjajah, mereka tidak akan pernah benar-benar bersatu, dan jihad pun tidak akan digerakkan. Maka, umat Islam harus mencampakkan nasionalisme, menyadari bahwa penjajahan hanya bisa dihentikan dengan persatuan umat dalam satu kepemimpinan global, yaitu Khilafah (perisai).
Pergerakan umat juga harus ada yang memimpin, agar terarah. Pemimpin dakwah itu adalah jamaah dakwah ideologis yang menyerukan jihad dan tegaknya khilafah. Para pengemban dakwah harus terus bergerak dengan mengerahkan seluruh kemampuannya agar persatuan umat terwujud dan berjuang bersama menegakkan khilafah agar berbagai persoalan umat termasuk Palestina segera terselesaikan dan kehidupan Islam dapat dilangsungkan kembali.