| 259 Views

Mengaktivasi Peran Gen Z Dalam Menegakkan Islam Kaffah

Oleh : Rifdatul Anam

Generasi muda yang memiliki potensi untuk bergerak menuju perubahan, saat ini masih terbelenggu dalam keterlenaannya dengan arus teknologi dan media sosial yang begitu deras. Teknologi dan media sosial memang  memiliki manfaat, tetapi di samping itu banyak juga dampak yang ditimbulkannya. Apalagi dalam keseharian aktivitas kebanyakan masyarakat, terutama gen Z tidak terpisahkan dari teknologi dan media sosial. Hal ini memberikan dampak terhadap kesehatan mental generasi muda yang semakin rapuh, seperti gangguan tidur, peningkatan stres, kecemasan, depresi hingga bunuh diri.

Realitas mengejutkan terungkap melalui Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), yang menunjukan hasil survei 15,5 juta remaja Indonesia 10-17 tahun menghadapi masalah kesehatan mental. Lebih mengkhawatirkan, satu dari dua puluh remaja (2,45 juta) terdiagnosis gangguan mental, sesuai dengan panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5) yang menjadi panduan penegakan diagnosis gangguan mental di Indonesia. ( TimesIndonesia, 17-10-2024)

Pengaruh teknologi dan media sosial juga sangat mempengaruhi gaya hidup gen Z. Banyak dari kalangan gen Z tidak bisa lepas dari gaya hidup hedonis, konsumerisme, dan juga fenomena Fear Of Missing Out ( FOMO).
Apalagi FOMO menjadi salah satu tren di kalangan gen Z. Demi mendapatkan sesuatu yang sedang viral, mereka dengan rela menggunakan uang dan tabungan mereka, bahkan tak sedikit pula gen Z yang berhutang di aplikasi pinjol, kredit, atau melakukan pekerjaan apapun tanpa melihat halal dan haram, karena takut ketinggalan tren.

Bukan hanya itu, kalangan generasi Z merupakan generasi penyumbang angka pengangguran di Indonesia yang cukup tinggi. Angka pengangguran di kalangan gen Z telah mencapai titik kritikal, yaitu sebanyak 9,9 juta orang, yang berarti sekitar 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun masih belum memiliki pekerjaan stabil. Ada banyak persoalan yang dihadapi Gen Z hari ini, seperti sulitnya untuk mengenyam pendidikan tinggi lantaran uang kuliah tunggal (UKT) mahal, lapangan pekerjaan yang terbatas sehingga pengangguran semakin bertambah, gangguan mental, bullying, tawuran, pergaulan bebas dan lainnya sebagai dampak dari sistem demokrasi kapitalisme yang banyak melahirkan aturan rusak.

Dalam sistem ini, generasi muda akan selalu terjebak dalam kesesatan, sistem yang selalu menyuguhkan kesenangan dunia yang sesaat. Tidak peduli berapa banyak waktu, tenaga, materi dan pikiran yang dihabiskan hanya untuk mencari kesenangan dunia. Mereka tidak tahu makna hidup dan tujuannya. Dalam sistem demokrasi kapitalisme ini, negara pun tidak berperan aktif dalam pembentukan dan perlindungan generasi. Yang ada, jumlah gen z yang cukup besar dimanfaatkan oleh para kapitalis sebagai market untuk memasarkan produk-produk mereka yang akan semakin mendorong generasi ke dalam lingkaran materialistik.

Generasi muda merupakan kunci kebangkitan suatu bangsa. Gen Z memiliki modal besar sebagai agen perubahan, termasuk membangun sistem kehidupan yang shahih, dalam hal ini potensi yang terkandung pada gen Z harus diaktivasi sehingga memaksimalkan peran gen Z. Pendidikannya harus mampu membentuk kepribadian yang tangguh. Islam memberikan pendidikan yang akan membentuk kepribadian serta menjelaskan tujuan dan arah yang benar bagi generasi muda.

Untuk itu, dibutuhkan partai yang shahih yang berjalan sesuai dengan syariat islam, yang mampu mendorong gen Z sehingga terbentuk kepribadian Islam, yang akan membela Islam dan membangun peradaban islam. Partai yang shahih akan membina gen Z dengan tsaqofah islam yang ideologis, yang bertujuan agar generasi mampu menelaah ilmu melalui  proses berpikir, sehingga gen Z tidak hanya tahu tentang ilmu tapi juga memahaminya dengan benar. Proses pembinaan yang intensif akan memberikan kematangan tsaqofah dan kesesuaian pola pikir dengan pola sikap yang sesuai islam.

Gen Z melalui partai yang shahih ini akan dapat  memberikan bimbingan kepada umat tentang pemahaman yang benar. Sehingga gen Z layak menjadi agen perubahan dan menjadi duta-duta islam yang dapat menyebarkan islam ke tengah-tengah umat dan memperjuangkan tegaknya islam. Jadi sudah saatnya generasi turut berkontribusi membangun masyarakat.

Hal tersebut tentunya harus didukung oleh peran negara yang menerapkan islam, serta peran penting yang harus dimainkan oleh berbagai pihak untuk memastikan generasi muda tumbuh dengan sehat secara mental di era digital. Dukungan negara dengan menyokong berbagai kebutuhan dalam belajar dan berkarya  dengan pendidikan gratis akan menghasilkan agen perubahan yang berkualitas tanpa beban materi.

Gerakan dan perjuangan dari generasi muda yang berkeinginan kuat untuk menegakkan kehidupan islam akan membawa perubahan bagi suatu bangsa. Tapi selama sistem demokrasi masih tegak berdiri, generasi akan selalu jauh dari islam kaffah yang sejatinya dapat membawa perubahan hakiki. Untuk itu, hendaklah gen Z jangan terjebak dengan rusaknya demokrasi yang membawa kerusakan dalam kehidupan ini. Wallahu'alam bishawab.


Share this article via

98 Shares

0 Comment