| 116 Views
Matinya Naluri Ibu di dalam Sistem Kapitalis Sekuler

Oleh : Lusi Finahari
Seorang remaja perempuan berinisal T yang tinggal di Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur telah mengalami nasib pilu. T dicabuli kepala sekolahnya berinisial J (41) yang juga seorang PNS. Mirisnya, pencabulan ini disetujui dan diketahui ibu kandungnya yang juga seorang PNS berinisial E.
Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, mengatakan bahwa kepala sekolah dan ibu korban telah diamankan polisi. Kasus ini dilaporkan ke polisi pada 26 Agustus 2024.
“Pelaku yang merupakan Kepala Sekolah Dasar, diamankan anggota Resmob Polres Sumenep pada tanggal 29 Agustus 2024 sekitar pukul 15.00 WIB, di Rumahnya, Desa Kalianget Timur, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur” kata AKP Widiarti pada tanggal 30 Agustus 2024.
AKP Widiarti memaparkan bahwa di sana korban dicabuli oleh kepala sekolah. Ibu korban menyetujui pencabulan itu dengan alasan untuk ritual penyucian diri. Tidak dijelaskan ritual apa yang mereka jalani. “T disuruh ibu kandungnya untuk melakukan hubungan badan dengan J. Awalnya korban dijemput oleh ibu kandungnya lalu korban diantar ke rumah kepala sekolahnya berinisial J di Perum BSA Sumenep, dengan alasan akan melaksanakan ritual mensucikan”. Pencabulan itu bukan hanya sekali. Ibunya kerap mengantarkan korban ke kepala sekolah. Bahkan, korban juga pernah diperkosa dan dicabuli di salah satu hotel. J mengakui bahwa telah melakukan pencabulan terhadap korban sebanyak 5 kali.
Sungguh menyayat hati. Mengapa ibu E nekat melakukan kekejian sekejam itu kepada anak kandungya dan mampu menghilangkan nalurinya sebagai ibu ?
Tidak lain karena tujuan hidupnya hanya meraih materi dan manfaat dunia saja, tanpa memikirkan akhiratnya. Pandangan dan berfikirnya sudah tidak lagi di standarkan pada keimanan dan nilai luhur kemanusiaan. Maka fitrah seorang ibu bisa jadi menyimpang. Hal ini tidak terlepas dari sistem kapitalis sekuler saat ini, yang pemikirannya berasal dari penjajah barat, yang telah berhasil meracuni pemikiran masyarakat, bahkan menghilangkan naluri seorang ibu dari fitrahnya sebagai pendidik utama bagi anak-anaknya. Sistem kapitalis sekuler telah mendidik para ibu menjadi ibu yang tidak takut kepada Allah, ibu yang sekuler, kapitalis, hedonisme bahkan liberal. Yang aturan hidupnya tidak berpijak pada aturan Sang Pencipta, Allah SWT.
Di dalam masyarakat sekuler, pemahaman tentang menjaga kehormatan dan kemuliaan diri seorang wanita dihilangkan. Fenomena ini menunjukkan adanya persoalan sistemis dan bukti kegagalan sistem yang diterapkan. Diantaranya sistem pendidikan dan sistem sanksi.
Beda hal nya dalam sistem Islam, yang menetapkan peran dan fungsi ibu, yaitu sebagai pendidik yang pertama dan utama, juga menyediakan adanya supporting sistem di tempat kerja.
Sistem Islam adalah sistem yang sempurna. Tampak dari sistem pendidikannya yang membentuk kepribadian Islam. Di tambah sistem sanksinya yang mampu mencegah setiap individu dari melakukan kezaliman/kemaksiatan, sehingga terjaga ketaatannya kepada Syari'at. Hingga akhirnya kehidupan masyarakat berjalan dengan penuh keberkahan dari Allah SWT.
Salah satu contohnya, perihal bagaimana sistem Islam menanggulangi kasus Perzinahan. Dari awal Islam secara tegas mengharamkan zina, bahkan mendekatinya saja dilarang.
Allah SWT berfirman :وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا ٣٢
Artinya: “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya [zina] itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk,” (Q.S Al Isra Ayat : 32)
Dan Pelaku yang sudah terlanjur berbuat zina akan diberi hukuman berat, mulai dari di cambuk, bahkan sampai hukuman mati.
Hal tersebut bertolak belakang dengan Sistem negara Kapitalis, yang mana akidahnya sekuler, sehingga tidak mempunyai konsep dan hukum yang menjauhkan rakyatnya dari zina. Maka tidak heran, saat ini kejahatan seksual semakin marak terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Selain itu, Islam juga mengatur kewajiban orang tua untuk menjaga kehormatan anaknya. Kepala keluarga memenuhi kebutuhan ekonomi supaya ibu tidak tidak akan menghalalkan cara demi uang dan mengatur semua problematika kehidupan. Negara dalam Islam tidak akan membiarkan kemiskinan keluarga menjadi masalah kejahatan. Mengatur tidak bercampur baurnya laki-laki dan perempuan di kehidupan umum kecuali jika ada keperluan seperti pendidikan, muamalah, kesehatan, saksi peradilan, dan yang lainnya yang sudah ditetapkan dalam aturan Islam.
Kewajiban yang sangat penting dan menentukan baik buruknya masyarakat adalah negara. Negara wajib memimpin dan mengatur urusan masyarakat sesuai dengan perintah Allah SWT. Negara juga wajib mendakwahkan islam dan menjelaskan hukum-hukum syari'at islam kepada masyarakat. Pelaksanaan hukum-hukum syari'at secara sempurna hanya dapat diwujudkan dalam Daulah Khilafah Islamiyyah.
Wallahu a’lam bishawab.