| 349 Views

Masalah Palestina, Islam Kaffah Solusinya

Oleh : Eliya Saragih 
Aktivis Muslimah Ngaji 

Palestina sebuah negeri yang Allah berikan banyak keistimewaan. Di sana terletak kiblat pertama umat Muslim. Palestina negerinya para Nabi kini sedang dirundung duka. Tiap hari merah saga, darah tertumpah, dari Gaza hinga Rafah. Meskipun semua mata tertuju padanya, nyatanya Palestina tetap terjajah. Genosida penjajah Zionis Yahudi terus terjadi, khususnya di wilayah Gaza. Lebih dari delapan bulan serangan penjajah Zionis telah menewaskan lebih dari 36.690 ribu warga sipil, 86 ribu lainnya luka-luka.

Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS) mencatat bahwa 36.171 korban jiwa berada di Jalur Gaza, dan 519 korban jiwa terdapat di Tepi Barat. Korban anak-anak dilaporkan mencapai 15.162 jiwa, dan 10.018 jiwa dari kaum wanita, serta 7.000 lainnya dilaporkan hilang. Selain itu, 492 tenaga kesehatan, 246 tenaga pendidik, 147 jurnalis juga menjadi korban kekejaman penjajah Zionis Yahudi. Semua mata kini tertuju pada Rafah. Atas nama kemanusiaan banyak negara mengutuk genosida yang dilakukan Zionis. Segala cara dilakukan, dari mengirim bantuan hingga boikot Israel dan produknya. 

Nyatanya Palestina tetap terjajah, darah tetap tertumpah, dari Gaza hingga Rafah mereka hidup dalam genosida penjajah. Berpuluh, beratus, beribu, bahkan berjuta kecaman dilayangkan kepada perampok sekaligus penjajah Zionis Yahudi. Nyatanya tidak satu pun digubris, karena mereka selalu dibela dan dilindungi oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat. 

Ulama Aswaja Ustaz Abu Zaid mengatakan, masalah Palestina bukan masalah kemanusiaan, tetapi masalah penjajahan yang dilakukan oleh kaum kafir terhadap kaum Muslimin. Masalah Palestina bukan masalah kemanusiaan, bukan masalah-masalah diluar apa yang sering kita dengar, tetapi masalah Palestina adalah masalah penjajahan yang dilakukan oleh para penjajah kafir kepada kaum muslimin di tanah Islam," ungkapnya dalam orasi aksi bela Palestina di Kota Semarang Jawa Tengah, Sabtu (15/6/2024).

Satu butir kurma dimakan 
Dibelah lagi menjadi tujuh
Bagai kekasih menanti pujaan
Entah di mana hendak berlabuh 

Pantun di atas menunjukkan betapa merindunya saudara kita di Palestina kepada siapa pun yang  menolongnya. Di saat pembunuhan massal masif terjadi, tiada yang mampu menghentikan. Hingga menimbulkan reaksi berupa aksi di beberapa wilayah, baik di mancanegara maupun di dalam negeri. Berjalan menyusuri satu tempat yang dibombardir menuju tempat lain yang juga menjadi target zionis selanjutnya. 

Tak ada tujuan, hanya berharap dan berpasrah pertolongan dari Allah. Gelombang aksi terus terjadi di beberapa wilayah di Indonesia yang menolak genosida di Gaza dan Rafah. Sejak  Oktober 2023 hingga hari ini massa menuntut keadilan atas nama kemanusiaan. Di Palembang, Jogja, Jakarta dan beberapa wilayah di dalam negeri termasuk Medan ikut turun ke jalan.
 
Terpantau ribuan massa melakukan long march, memadati kawasan seputaran Mesjid Raya Al-Mashun, Jl. Sisingamangaraja, tanggal 09 Juni kemarin. Salah satu tuntutan massa adalah mendesak agar penguasa di negeri-negeri kaum muslimin mengirimkan tentaranya dan menerapkan syariah Islam sebagai wadahnya. (Viva.co.id,10-06-2024).

Namun aksi menyerukan dalam hal membela Palestina ini bukanlah sekedar perkumpulan manusia yang disebabkan manfaat semata namun lebih dari pada itu. Aksi pembelaan terhadap Palestina atas genosida yang dilakukan oleh entitas penjajah Israel masih terus menggelora, termasuk di Kota Medan. Aksi pembelaan tersebut diikuti dari berbagai kalangan, seperti mahasiswa, kaum intelektual, tokoh Muslimah,  juga msayarakat pada umumnya.

Ustazah Sri Cahyo Wahyuni, salah satu tokoh Muslimah Kota Medan yang hadir dalam aksi tersebut, menyatakan jika urusan Palestina tidak akan selesai tanpa tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah. Urusan Palestina ini tidak akan selesai, tidak akan tuntas kalau tidak ada daulah khilafah islamiyah  yang menerapkan syariat secara keseluruhannya,” ujarnya kepada reporter Muslimah Rindu Syariah, Selasa (11/06/2024). 

Maka, tidak ada cara lain yang dapat ditempuh kaum Muslim hari ini dalam rangka mewujudan tegaknya Daulah Khilafah untuk mengenyahkan entitas Israel, selain berjuang untuk mendakwahkan Islam secara keseluruhan. Ia mengajak agar semua kalangan, mulai dari tokoh masyarakat, para penguasa atau pemimpin umat bersatu padu untuk menegakkan institusi khilafah. Karena tanpa khilafah, genosida tidak akan bisa dihentikan. 

Melalui aksi ini yang kita inginkan kepada seluruh tokoh, kemudian para penguasa, pemimpin-pemimpin kaum Muslim, dan kita semua bersatu padu, untuk apa? Untuk berjuang  menegakkan isntitui khilafah tadi. Karena tanpa itu, genosida yang terjadi di Plaestina tidak akan pernah bisa berhenti,” imbaunya. Palestina masih terjajah hari ini karena kaum Muslim tidak ada perisai, pelindung seperti dulu, ada khilafah dan khalifah. Pertemuan KTT Liga Arab, OKI,  tidak bisa menjadi solusi tuntas atas genosida yang terjadi I Plestina. Tentu tidak mampu menyelesaikannya. Karena semua itu hanyalah retorika saja,” katanya. 

Jadi, akar masalahnya sudah jelas. Maka, kita juga harus memberikan solusi yang benar.  Dan kemudian kita mendorong agar penguasa-penguasa negeri  Muslim segera mengirimkan pasukan militernya ke sana. Mendesak mereka.  Begitu!” imbuhnya. 
Selain itu, Koordinator JAM for Islam Wilayah Sumut, Hijrah Asriza (Koordintor JAM for Sumut) dalam aksi tersebut sebagai perwakilan suara mahasiswa dan pemuda, menyebutkan bahwa Palestina terus terjajah karena umat Islam masih tercerai-berai, sehingga Palestina berjuang sendiri. 

Meskipun ada solusi yang ditawarkan seperti  Dua Negara, atau  genjatan senjata, tetapi tidak bisa memerdekakan atau menarik kembali tanah Palestina seutuhnya. Maka kita harus terdepan membela saudara-audara kita di Palestina. Banyak yang bisa kita lakukan. Dengan aktivasi sosmed (sosial media). Terus melakukan pertemuan-pertemuan, diskusi antar sesama organisasi, dan sesama mahasiswa untuk membahas solusi akhir Palestina,” terang Hijrah.
 
Oleh karena itu ia menyeru kepada kalangan mahasiswa dan pemuda, khususnya yang berada di Kota Medan, untuk  bersama-sama menyatukan langkah, pikiran, dan gerak. Termasuk menyatukan visi dan misi bahwa solusi tuntas Palestina hanya dengan kembalinya kekhilafahan. Dengan adanya pemimpin dalam Islam. Itulah Khalifah, yang nantinya bisa mengomandoi pasukan militer dengan seruan jihad. Saya menyeru pada seluruh mahasiswa dan pemuda terkhusu di Kota Medan agar jangan pernah lelah menyuarakan pembelaan terhadap warga Palestina,” Wallahu alam bisawab.


Share this article via

92 Shares

0 Comment