| 129 Views
LFP vs. Nikel, Mana yang Layak Disebut Sebagai yang Terbaik?

CendekiaPos - Pertanyaan seputar baterai kendaraan listrik, khususnya lithium ferrophosphate (LFP) dan berbasis nikel, menjadi sorotan utama belakangan ini. Isu ini mencuat setelah pernyataan dari calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dalam debat cawapres.
Agus Tjahjana, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, memberikan pandangannya terkait perbandingan antara LFP dan baterai nikel. Menurutnya, LFP memiliki kekurangan dibanding baterai berbasis nikel, seperti NMC, terutama dalam hal kepadatan energi. Ia menjelaskan bahwa dari segi kepadatan energi, LFP memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan NMC.
"Dari segi kepadatan energi, LFP lebih rendah dibanding NMC. Density daripada energinya lebih rendah. Kalau dari skala 10 density energinya nikel, yang LFP density-nya 5," ungkapnya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (26/1/2024).
Menurut Agus, baterai NMC yang berbasis nikel memiliki keunggulan dalam hal berat, di mana baterai nikel hanya memiliki berat sekitar 10-11 kg, sedangkan baterai LFP bisa mencapai berat 17 kg. Ia menjelaskan bahwa karena kepadatan energi yang lebih kecil pada LFP, maka ukuran fisiknya juga harus lebih besar. Hal ini dapat menjadi kendala, terutama jika digunakan pada kendaraan mewah di mana setiap kilogram berpengaruh pada performa dan efisiensi.
"Karena density-nya lebih kecil sehingga perlu barangnya lebih besar. Kalau kamu pakai mobil mahal habis beratnya sama baterai, ya nggak cocok. Kalau barang mahal pakai baterai mahal saja, yang enteng jaraknya bisa jauh," jelasnya.
Agus menekankan bahwa LFP lebih cocok digunakan pada kendaraan besar seperti truk dan bus yang tidak terlalu tergantung pada berat. Selain itu, baterai ini juga dapat menjadi pilihan yang tepat untuk mobil murah atau kelas rendah.
"Coba tanya Ioniq, Ioniq kan pakai NMC," tambahnya.
Dalam konteks umur baterai, Agus menyebutkan bahwa LFP memiliki umur yang lebih panjang karena panas yang dihasilkannya lebih rendah. Meskipun begitu, ia mengakui bahwa masalah umur baterai merupakan tantangan teknologi yang harus diatasi.
"LFP lebih bagus, kenapa, karena LFP itu panasnya lebih kecil, karena menyedot dayanya lebih rendah. Kalau panas lebih tinggi umurnya agak pendek. Tapi itu semuanya yang lagi dicoba supaya umur lebih panjang, jarak tempuh lebih panjang, lebih murah, itu tantangan teknologi," ungkapnya.