| 481 Views
Kurikulum Merdeka Siap Menggebrak Sebagai Kurikulum Nasional pada 2024
Sebanyak 80 persen sekolah di semua jenjang saat ini secara sukarela telah mengadopsi Kurikulum Merdeka. Bagaimana selanjutnya?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengumumkan rencana ambisius untuk menjadikan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional pada tahun 2024. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, menegaskan bahwa sebanyak 80 persen sekolah di semua jenjang saat ini secara sukarela telah mengadopsi Kurikulum Merdeka.
"Mereka yang masih menggunakan Kurikulum 2013 dapat beralih secara bertahap ke Kurikulum Merdeka," ungkap Anindito dalam pernyataan pers pada Jumat (22/12/2023).
Rencana tersebut mendapat sambutan positif dari berbagai pemangku kepentingan di dunia pendidikan. Kurikulum Merdeka dinilai sebagai katalisator perubahan dalam proses belajar-mengajar. Dominggus, Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Mamboro, Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, mendukung implementasi nasional Kurikulum Merdeka.
Menurut Dominggus, paradigma pembelajaran yang lebih menyenangkan telah diperkenalkan oleh Kurikulum Merdeka. Ia juga mencatat bahwa kurikulum ini memfokuskan pada peserta didik dan dapat disesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing.
"Saya sangat setuju jika Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum nasional. Kurikulum ini tidak lagi membedakan antara sekolah di kota dan di desa, memberikan kebebasan kepada semua satuan pendidikan untuk mewujudkan visi misi pendidikan Indonesia," ujar Dominggus.
Dominggus menceritakan bagaimana sekolahnya mengalami krisis pembelajaran sebelum menerapkan Kurikulum Merdeka. Proses pembelajaran yang monoton, kurangnya platform belajar sesuai kebutuhan, dan kondisi sekolah di wilayah terpencil menjadi kendala. Dengan adopsi Kurikulum Merdeka, terjadi perubahan positif dalam pembelajaran, termasuk peningkatan prestasi akademik dan non-akademik.
Dalam tanggapan positif lainnya, Santi Evaria, seorang guru dari SMAN 4 Ternate, Maluku Utara, menyoroti manfaat Kurikulum Merdeka untuk menghadapi tantangan pendidikan saat ini. Ia menekankan fleksibilitas dan kebebasan yang diberikan kepada guru untuk berinovasi, menggali, dan mengeksplorasi kemampuan, minat, serta bakat para siswa.
"Saya sebagai guru merasa lebih fleksibel dan diberi kebebasan dalam berinovasi, tidak terkungkung oleh struktur yang dibatasi selama ini. Para guru dapat menggali dan mengeksplorasi kemampuan, minat, serta bakat para siswa," kata Santi.
Harapan Santi adalah bahwa implementasi Kurikulum Merdeka secara nasional dapat mempercepat peningkatan kualitas dan kompetensi guru, menghasilkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan, dan menjadi individu yang merdeka di atas kakinya sendiri.