| 425 Views

Kriminalitas yang Makin Marak Terjadi di Indonesia

Oleh : Aning Mulyaningsih 

Sungguh mengerikan orang-orang saat ini. Kasus pembunuhan yang berawal dari amarah, tersinggung, bahkan ekonomi.

Polisi telah menetapkan TR, seorang suami yang memutilasi istrinya YN, di dusun Sindang Jaya Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jumat (3/5/24) sebagai tersangka. Berdasarkan pemeriksaan saksi dan olah tempat kejadian perkara.

TR diduga mengalami depresi karena masalah ekonomi polisi mengatakan bahwa pelaku memiliki utang lebih dari 100 juta rupiah kepada perseorangan dan bank. Bahkan bukan hanya TR, pembunuhan mutilasi seorang istri juga dilakukan oleh TBD 50 tahun warga Rancah Ciamis, Jawa Barat. (Republika.co.id).

Kasus pembunuhan dalam koper di Bekasi juga tidak kalah mengerikan. Jasad wanita berinisial RM. Korban pembunuhan ditemukan dalam sebuah koper hitam di jalan Inspeksi Kalimalang Suka Danau Cikarang Barat, Kamis 25 April 2024 pagi.

Pelajar junior menjadi korban penganiayaan dan pembunuhan oleh senior juga kembali terjadi. Kali ini pelajar taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda Jakarta Utara berinisial P, 19 tahun yang tewas diduga dianiaya seniornya.

Sejumlah kasus pembunuhan secara sadis terjadi di beberapa daerah belakangan ini, menggambarkan kehidupan saat ini tidak aman. Pembunuhan bukan lagi orang asing melainkan orang terdekat.

Kondisi emosional orang-orang saat ini semakin tidak waras. Pelampiasan amarah depresi ataupun rasa tersinggung tidak puas hanya sekadar kata-kata, tetapi sampai menghilangkan nyawa, bahkan parahnya lagi demi mendapatkan materi secara instan baik itu kepuasan jasmani maupun uang. Orang saat ini tidak takut untuk membunuh orang.

Kasus pembunuhan dalam koper di Bekasi contohnya, kondisi masyarakat semakin rusak dan jauh dari rasa aman sebenarnya hasil dari sistem kehidupan sekularisme. Paham ini sangat berbahaya dan merusak. Sekularisme pemisahan agama dari kehidupan. Akhirnya, kepuasan jasmani dan materi menjadi prioritas yang harus didapatkan apa pun caranya. Pemahaman ini jelas berpengaruh dalam pengendalian emosi ketika memiliki kehendak. 

Pemahaman sekularisme juga membuat sistem pendidikan menghasilkan manusia manusia yang selalu berorientasi pada materi, sehingga mereka menjadi sosok yang tamak, memaksakan kehendak dalam memenuhi keinginannya. 

Faktor inilah yang membuat seseorang melakukan tindakan kriminal dan kejahatan. Ditambah, sistem sanksi sekularisme tidak membuat para pelaku kejahatan jera. Alhasil sekalipun ada narapidana dan hukuman kejahatan tetap merajalela bahkan memberikan contoh dan inspirasi bagi orang lain untuk berbuat kejahatan, dengan kata lain selama paham sekularisme masih eksis sebagai cara pandang kehidupan manusia. Kejahatan akan silih berganti terjadi, masyarakat akan semakin rusak. Berbeda dengan sistem kehidupan Islam yang akan diatur oleh Islam. Sebagai ideologi Islam menetapkan tujuan hidup manusia untuk taat pada Allah dan terikat dengan aturannya. Sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam QS. Az-zariyat ayat 56 yang artinya, "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka  mengabdi kepadaku". Ibnu Hazim berkata, "Agar manusia menjadi hamba Allah yang melaksanakan hukum-hukumnya dan patuh dan apa yang ditetapkan Allah kepada mereka seseorang hanya menyembah zat yang ia patuhi dan dia ikuti perintahnya". Sehingga makna beribadah tidak hanya diartikan sebagai ibadah mahdhah seperti salat, zakat, puasa, dan haji saja. Melainkan ibadah dalam pengertian yang luas, yakni taat kepada seluruh aturan Allah Ta'ala termasuk aspek muamalah seperti ekonomi, politik, keluarga, dan pendidikan.

Islam memiliki sistem pendidikan, penanaman, pemahaman yang demikian kepada seluruh pemeluknya. Kurikulum sistem pendidikan Islam berbasis akidah Islam yang muncul dari keimanan. Ketika seseorang beriman dia akan berupaya agar pola berpikir (aqliyah) dan cara sikap (nafsiyah) sesuai dengan Islam. Sehingga para peserta didik tersebut terjun di tengah masyarakat dan menjadi bagian dari masyarakat. Mereka akan menjadi orang-orang yang menjaga diri akan menebar kemaksiatan/kejahatan. Mereka akan menebar kebaikan di tengah masyarakat, mereka akan menjadi ringan tangan dalam menolong sesama dalam kebaikan. Mereka juga bersemangat mengajak kepada kebaikan dan tidak sungkan untuk mencegah hal yang mungkar, dengan begitu interaksi masyarakat penuh dengan kebaikan dan terjaga dari kemaksiatan, selain  pembentukan kepribadian Islam dari sistem pendidikan Islam memiliki sistem yang membuat para pelaku kejahatan jera. Dalam Islam, pelaku penganiayaan dan pembunuhan akan diberi sanksi jinayat yakni qishash agar menjaga nyawa manusia di muka bumi peringatan ini mudah dipahami, sebab efek penerapan sistem sanksi Islam menimbulkan efek zawabir (penebus dosa) dan zawajir (pencegah). Ketika seorang pembunuh setimpal dengan perbuatannya yakni dibunuh, maka hukuman ini akan menjadi penebus dosa pelaku. Dan membuat orang lain tidak terinspirasi melakukan kejahatan yang sama.

Demikianlah, keamanan yang di tengah masyarakat akan terwujud. Namun, penjagaan ini hanya akan terwujud manakala sistem Islam diterapkan secara praktis oleh Daulah Khilafah.

Wallahualam bissawab.


Share this article via

68 Shares

0 Comment