| 152 Views

Kriminalitas Remaja Makin Meluas, Membuat Kita Was- Was

Oleh: Y. Dianita
Boyolali

Pemuda adalah kader negara yang akan membentuk dan meneruskan peradaban. Dari pemuda akan ada semangat yang tidak pernah padam. Begitu pula kondisi di negara Indonesia mendapat bonus demografi yaitu banyaknya jumlah remaja dan pemuda saat ini. Akan tetapi, para pemuda sekarang tumbuh dengan kebebasan dan kemajuan teknologi. Hal ini membuat mereka mudah melihat dan melakukan tindak kriminal. Seperti kasus dua orang tersangka tawuran di Boyolali yaitu CRA(19) asal Desa Gladagsari, Boyolali dan RP alias Bocil(18) asal Kadirejo, Candi, Boyolali yang berhasil diamankan pihak kepolisian  beserta barang bukti yaitu sebilah clurit bebek panjang 185cm, sebilah clurit panjang 143cm serta sebuah sepeda motor berknalpot brong. Kasus tawuran ini terjadi pada Kamis(19/9/2024) pukul 03.30 di Jalan Raya Solo - Semarang. Tepatnya di ruas Desa Winong, Kecamatan Boyolali kota. Tawuran terjadi antara geng Banyudono of Danger(BOD) dan Remaja Santuy Barat(Resbar) dengan kelompok Bocah Cemen(BC) Ampel. Kemudian akibat dari tawuran ini, ada satu orang terluka terkena bacok sehingga mendapatkan puluhan luka jahitan. Korban adalah pelajar warga Boyolali Kota. Sekarang korban menjalani rawat inap di rumah sakit (joglosemarnews.com, 22 September 2024).

Miris, kriminalitas yang dilakukan oleh pemuda. Aksi tawuran yang terus terjadi, bahkan makin meluas dan mengerikan. Dimana masa muda masa yang berapi-api, pencarian jati diri serta rasa menggebu-gebu untuk mecoba hal baru. Termasuk menunjukkan diri mereka jika merekalah yang ter dari pada yang lain. Tentu hal ini, dipicu oleh banyak faktor di antaranya lemahnya kontrol diri, krisis identitas, disfungsi keluarga dan tekanan ekonomi/hidup, lingkungan rusak (termasuk pengaruh media, kegagalan pendidikan), lemahnya hukum dan penegakannya.

Rusaknya peran dari semua pihak membuat generasi pun semakin rusak. Kasus kriminal yang terus berulang membuktikan jika semua pihak kecolongan dan abai dengan perkembangan dan circle pergaulan para pemuda. Meski sekarang ada berbagai upaya dilakukan seperti dibatasinya jam malam bagi remaja dan diberi sosialisasi akan tetapi upaya ini belum membuahkan hasil dan penyelesaian yang nyata. Sebab para pemuda masih sering bergelombol di malam hari sehingga membuat suasana mencekam dan was-was.

Kemudian warga yang ketakutan memilih untuk diam dan menutup pintu. Sedangkan pihak berwajib tidak siaga. Penyelesaian yang setengah-setengah membuat kasus ini semakin berlarut-larut. Negara pun juga tidak tegas dalam mengambil keputusan dan tindakan.

Ini adalah buah penerapan sistem sekuler kapitalis yang tidak memanusiakan manusia, merusak pemikiran dan budaya. Sistem yang menjadikan negara abai dengan tugasnya untuk membentuk generasi berperadaban mulia dan menyia-nyiakan potensi besar para pemudanya.

Kemudian kurikulum pendidikan sekuler saat ini tidak bisa menciptakan generasi yang cemerlang. Mereka hanya menjejali pemuda kita dengan pendidikan yang minim nilai - nilai agama. Berharap membentuk generasi yang unggul, akan tetapi malah membentuk generasi yang lemah baik secara pengetahuan atau nilai - nilai agama.

Islam Mampu Membentuk Generasi Mulia

Berbeda jika sistem Islam yang diterapkan. Dimana Islam memiliki sistem pendidikan yang khas dan dapat menghasilkan generasi berkepribadian mulia. Serta mampu mencegah tindak kriminal. Kemudian sistem pendidikan ini bertujuan untuk membentuk pemuda yang berkepribadian khas dengan memiliki pola pikir dan pola sikap Islami. Dimana semua pola pikir dan  tingkah laku pemuda muslim akan berdasarkan atas aturan dari Allah SWT. Dengan demikian, para pemuda akan memiliki akidah yang kuat, berkarakter Islam dan mental pejuang Islam.

Selain itu, Islam juga  memberikan lingkungan yang kondusif, baik dalam keluarga, masyarakat maupun kebijakan negara. Kemudian akan menumbuh suburkan ketakwaan dan mendorong produktivitas pemuda. Adanya dukungan sistem yang lain meliputi sistem ekonomi lslam, sistem sosial lslam dan sistem pergaulan lslam maka akan terlahir generasi hebat, mengarahkan potensi pemuda untuk berkarya dalam kebaikan, semangat untuk mengkaji Islam, mendakwahkannya dan terlibat dalam perjuangan Islam. Negara juga akan membangun sistem yang menguatkan fungsi keluarga. Sebab keluarga sebagai pemberi pendidikan yang pertama dan utama. Negara juga akan memberikan kesejahteraan bagi setiap keluarga sehingga orang tua akan merasa tenang dan fokus dalam mendidik anak - anaknya. Sebab salah satu fungsi keluarga untuk bisa menanamkan visi misi hidup dan nilai nilai agama pada anaknya. Serta masyarakat akan senantiasa mengingatkan anggota masyarakat yang lain untuk melakukan hal-hal yang melanggar hukum syara. Ibarat jika ada yang melakukan pelanggaran tidak diingatkan itu sama seperti sebuah kapal yang dilobangi oleh salah satu penghuni kapal, maka kapal tersebut akan bisa tenggelam. Artinya jika kerusakan dibiarkan maka akan menimbulkan kemudhorotan yang lebih besar.

Jadi hanya dengan menerapkan sistem Islam maka akan membuat pemuda lebih bertaqwa dan semua pihak berperan sesuai fungsinya dengan maksimal.


Share this article via

91 Shares

0 Comment