| 110 Views
Komersialisasi Pendidikan, Mau Dibawa Kemana Generasi?

Oleh : Aning Mulyaningsih
Muslimah Peduli Generasi
Dilansir dari Kompas.com, sebanyak 5.848 anak di Kabupaten Lumajang Jawa Timur, memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan dengan rincian sebanyak 1.703 siswa sekolah dasar (SD) tidak melanjutkan sekolah menengah pertama (SMP).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang Yusuf Agung Pangestu mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan anak-anak usia sekolah memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya. Di antaranya, orang tuanya tidak memiliki biaya untuk menyekolahkan anaknya dan ada orang tua uang mampu tapi anaknya memilih untuk bekerja di tambang pasir sebagai kuli angkut.
Standar kehidupan materialistik, merendahkan martabat manusia, kebahagiaan, kesuksesan, ketenangan hidup dilihat dari seberapa banyak uang yang dimiliki yang menancap kuat dalam generasi karena kualitas saat ini sangat mendukung dikarenakan sekolah mahal. Tidak ada jaminan mendapat pekerjaan sementara setiap individu memiliki kebutuhan hidup juga yang semakin mahal ditambah negara membiarkan dan melegalkan komersialisasi pendidikan menjadikan pendidikan tidak terjangkau oleh rakyat.
Banyak orang tua berpikir pragmatis lebih baik bekerja daripada sekolah. Jika hal ini terus terjadi, kualitas sdm negeri ini menjadi generasi bermental pekerja, bukan generasi berilmu. Inilah sistem yang diatur oleh sistem kapitalisme yang membuat generasi berpikir pendek.
Padahal Allah telah memberi manusia akal untuk mencari ilmu. Dengan Islam, negara wajib menyelenggarakan pendidikan bagi seluruh warga negara secara cuma-cuma. Mereka diberi kesempatan seluas-luasnya untuk melanjutkan pendidikan tinggi secara gratis. Negara wajib menyediakan sarana prasarana pendidikan mulai dari gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, aula, dan fasilitas lainnya dan negara juga wajib menyediakan uang tenaga pengajar profesional, para pelajar mendapatkan uang saku setiap bulannya, menempati asrama, buku pelajaran, alat-alat tulis. baju ganti, makanan dan minuman. Semua itu bisa dinikmati oleh semua lapisan warga negara baik orang kaya atau miskin, muslim dan non muslim.
Semua fasilitas ini menjadikan generasi akan terus belajar dan menjadi orang-orang berilmu. Dalam kurikulum pendidikan Islam akan mencetak generasi menjadi insan yang berkepribadian Islam, mampu menjadi problem solver semua masalah manusia dengan ilmu yang dimiliki. Tidak ada satu pun anak yang putus sekolah karena memiliki pemikiran manusia mulia dengan ilmu.
Wallahualam bissawab.