| 312 Views

Komersialisasi Pendidikan Ala Kapitalisme

 Oleh : Siti Julianti, S.Si
Aktivis Muslimah

Baru-baru ini viral sebuah kasus mahasiswa UNRI yang dipolisikan akibat mengkritik biaya kuliah yang mahal. 
Khariq Anhar, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau (Unri) dilaporkan ke polisi oleh rektornya. Ia dipolisikan setelah aksinya membuat konten video terkait biaya kuliah mahal.
Dilansir detikSumut, laporan polisi kepada Khariq dibuat langsung oleh Rektor Unri, Prof Sri Indarti.

"Rektor (langsung melapor). Tapi ada juga penasihat hukumnya," terang Kasubdit V Ditreskrimsus Kompol Fajri di Pekanbaru, Rabu (8/5/2024).

Sementara itu, Khariq Anhar mengaku dipolisikan setelah mengkritik kebijakan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang dinilai memberatkan. Dalam kebijakan itu, ada ketentuan terkait Iuran Pembangunan Institusi (IPI) di lingkungan Unri. (Detiksumbagsel 9/5/24)

Beginilah fakta yang terjadi dalam dunia pendidikan sistem kapitalisme sekuler.
Pendidikan adalah milik orang-orang kaya dan berduit, sehingga apabila seseorang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang perkuliahan maka ia harus siap merogoh kocek yang dalam untuk membiayai kuliahnya selama 4 tahun atau lebih.

Pendidikan menjadi sebuah barang dagangan yang laku keras dalam sistem ini. Bagaimana tidak? Mulai dari tingkatan sekolah dasar saja sudah diberlakukan uang sekolah, dengan alasan untuk membiayai Segala keperluan pendidikan.

Sejatinya pendidikan adalah hak seluruh manusia. Oleh karena itu, harusnya pendidikan menjadi tanggung jawab kepala negara.
Pemerintah wajib mencerdaskan masyarakatnya dengan pendidikan yang berkualitas serta mendukung mereka untuk mencapai pendidikan yang tinggi, agar terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas.

Namun, hal tersebut hanyalah angan-angan saja ketika kita masih berkubang dengan kelicikan sistem kapitalisme hari ini.
Pendidikan menjadi barang dagangan yang hanya bisa di dapatkan oleh mereka yang punya uang, sedangkan orang miskin dibiarkan bodoh tak mengenyam pendidikan.

Selain itu, pendidikan mahal di sistem kapitalisme hari ini pun juga tak membuahkan hasil serupa dengan yang harus dibayarnya. Masih banyak individu-individu malas, tidak cerdas bahkan ber akhlak buruk meskipun telah melewati pendidikan tinggi.

Ini membuktikan bahwa sistem pendidikan ala kapitalisme telah Gagal dalam menciptakan individu yang berkualitas, cerdas dan bertaqwa.

Dalam sejarah kita dapat mengetahui bahwa pendidikan dalam sistem Islam adalah yang terbaik. Biaya pendidikan tidak dibebankan Khalifah kepada masyarakatnya, justru sebaliknya Khalifah sangat antusias mengajak masyarakatnya untuk mau belajar, melanjutkan pendidikan dan membiayai segala bentuk penelitian yang ingin dilakukan.

Pendidikan adalah hal yang penting dalam daulah Islam, bukan hanya terkait ilmu-ilmu dunia namun juga ilmu tentang agama harus dipelajari dengan sempurna. Dan hal ini, mereka dapatkan tatkala daulah Islam masih ada.
Saat itulah terbentuk ilmuwan-ilmuwan hebat, yang mana mereka memahami perkara sains dan matematika namun juga memahami makna Al-Qur'an dan ilmu fikih. Dalam sistem Islam terbentuk individu manusia yang hebat dalam bidang teknologi namun juga baik dalam aplikasi akhlak dan adab.

Begitulah luar biasanya pendidikan dalam sistem Islam, sehingga terbentuklah insan-insan luar biasa yang namanya masih kita kenal hingga hari ini seperti imam Syafi'i, Al-khawarizmi (penemu angka 0), Abbas bin firnas (penemuan pesawat terbang), al-kindi (ahli kimia), Maryam al-asturlabi (penemu kompas), ibnu Sina (ahli kedokteran).

Sesungguhnya kita sangat merindukan kehidupan dalam naungan daulah Islam terutama dalam sektor pendidikan yang mencerdaskan dan menata akhlak manusia menjadi baik. Semoga perjuangan ini segera menemukan titik terangnya, hingga kita dapat merasakan indahnya hidup dalam sistem Islam.
Wallahua'lam bishawab.


Share this article via

38 Shares

0 Comment