| 16 Views

Kembalilah Pada Al Quran

Oleh : Yuliana, S.E.
Muslimah Peduli Umat

Kementerian Agama menggelar 350 ribu khataman Al-Qur'an pada 16 Ramadan 1446 Hijriah. Kanwil Kemenag Sulawesi Selatan turut ikut serta dalam peringatan Nuzul Quran ini. 

Program bertajuk Indonesia Khataman Al-Qur'an di Sulsel dipusatkan di Aula Kantor Wilayah Kemenag Sulsel Makassar. Program ini diharapkan mampu menguatkan semangat keislaman dan kebangsaan serta mengajak umat muslim untuk mencintai, memahami, dan meneladani Al-Qur'an. 

"Saat Nuzulul Quran ini kita membaca, menerjemahkan, sampai memahami  Al-Qur'an. Itu kita bumikan dalam kehidupan kita sehari-hari apa yang kita dapatkan dari  Al-Qur'an," ucap Kakanwil Kemenag Sulsel, Ali Yafid kepada Metro TV, Minggu, 16 Maret 2025.

"Kalau ini kita lakukan, Insyaallah kedamaian dan ketentraman masyarakat itu bisa kita jaga," imbuhnya. 

Adapun peserta yang terlibat dalam program Indonesia Khataman Al-Qur'an ini terdiri dari berbagai unsur. Di antaranya, Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran, Badan Kesejahteraan Masjid, KUA, Majelis Taklim, Pesantren, Madrasah, hingga masyarakat umum. 

Di Sulsel sendiri, ditargetkan jumlah khatam Al-Qur'an mencapai 13.500. 16 Maret 2025

Kabarindoraya.com | Cibinong - Laksanakan arahan Bupati Bogor, Rudy Susmanto, Wakil Bupati Kabupaten, Jaro Ade lakukan Peringatan Nuzulul Qur'an yang diselenggarakan di Masjid Agung Nurul Faizin, Cibinong, pada Minggu (14/3/25). Acara yang mengusung tema "Peran Al-Quran Dalam Membangun Masyarakat Berahlak Mulia" tersebut berlangsung khidmat dengan kehadiran berbagai tokoh dan masyarakat setempat.

Wakil Bupati Bogor, Jaro Ade menyampaikan harapan agar seluruh masyarakat Kabupaten Bogor terus berdoa dan mendukung seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Bogor, termasuk dirinya dan Bupati Bogor Rudy Susmanto, dalam menjalankan tugas dan pelayanan yang terbaik.

“Bapak Bupati Bogor berpesan untuk meningkatkan gotong-royong, tidak hanya dalam hal kebersihan atau bantuan material, tetapi juga dalam doa untuk kesehatan dan keselamatan kita semua, serta saudara-saudara kita yang sedang menghadapi musibah bencana alam,” terang Jaro Ade.

Jaro Ade juga menyampaikan pentingnya kegiatan Nuzulul Qur'an ini untuk mengingatkan umat Islam akan peran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Ia menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah pedoman hidup yang harus terus dipelajari, dipahami, dan diamalkan.

Wakil Bupati Bogor juga mengajak seluruh yang hadir untuk mendoakan agar seluruh jajaran pemerintah tetap diberi kekuatan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya demi kemajuan Kabupaten Bogor yang lebih baik. 

Semoga peringatan Nuzulul Qur'an kali ini dapat mempererat ukhuwah Islamiyah dan menjadi momentum bagi peningkatan kualitas kehidupan beragama serta pelayanan publik yang lebih baik di Kabupaten Bogor," jelasnya.

Selain itu, Kepala Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspem Kesra), Zainal Ashari, menyampaikan pentingnya kegiatan ini sebagai bentuk peningkatan keimanan dan ketakwaan masyarakat Kabupaten Bogor. 

"Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendorong umat Islam membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari," jelas Zainal Ashari. 16 Maret 2025

Sekuler mamandang Al Quran
Sistem Demokrasi kapitalisme menjadikan akal manusia sebagai sumber aturan, padahal manusia adalah makahluk yang  lemah sehingga berpotensi adanya pertentangan dan berkonsekuensi lahirnya berbagai permasalahan 

Di negeri kita Al Quran sering hanya dijadikan tradisi dalam ajang-ajang tertentu. Misalnya ajang perlombaan dalam kegiatan MTQ yang diisi oleh perserta lomba dengan tujuan berlomba-lomba untuk menang. Seharusnya Al Quran dijadikan syi’ar untuk memahamkan umat bahwa apa yang tertuang di dlam Al Quran merupakan printah Allaah kepada manusia.  

Ketika bulan ramadhan dibuaat suatu even Nuzul Quran di seluruh negeri. Nuzul Quran adalah pristiwa turunnya wahyu pertama dari Allaah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi Muhammad Sallallaahu ‘alaihiwasallam. Melalui Malaikat Jibril. Pristiwa ini menjadi titik awal turunnya Al Quran  sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia. Namun mieirsnya, di tengah meriahnya peringatan Nuzul Quran ini, umat Islam masih hidup di bawah aturan yang tidak bersumber dari Al Quran, tapi mengambil aturan yang dibuat oleh manusia itu sendiri, yaitu sistem sekulerisme.

Al Qur’an seharusnya menjadi landasan setiap individu, masyarakat dan negara, namun hari ini justru individu yang berpegang pada Al Quran dan menyerukan untuk kembali kepada Al Qur’an dianggap radikal. Dalam sistem ini, prinsip kedaulatan di tangan rakyat menjadikan manusia sebagai penentu hukum, berdasar hawa nafsu dan kepentingannya.

Berpegang pada Al Qur’an sejatinya konsekuensi keimanan dan harusnya terwujud pada diri setiap muslim. Apalagi jika ingin membangun peradaban manusia yang mulia, Al Qur’an harus menjadi asas kehidupan. Namun hari ini Al Qur’an diabaikan meski peringatan nuzulul Qur’an setiap tahun diadakan, bahkan oleh negara. 

Umat harus menyadari kewajiban berpegang pada Al qur’an secara keseluruhan dan memperjuangan untuk menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dalam semua aspek kehidupan Dibutuhkan dakwah kepada umat yang dilakukan oleh jamaah dakwah ideologis untuk membangun kesadaran umat akan kewajiban menerapkan Al Qur’an dalam kehidupan secara nyata, tidak hanya bagi individu, namun juga oleh masyarakat dan negara.

Al Quran sebagai pedoman Hidup bagi manusia dalam naungan Islam

Al Quran merupakan pedoman hidup bagi manusia. Di dalamnya sudah tertuang printah dan larangan Allaah. Al quran diturunkan Allaah sebagai petunjuk bagi umat sebagai mana telah Allaah firman dalam surah An Nahl ayat 89:

Dan kami turunkankitab Al quran sebagai petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri. (An Nahl: 89)

Allah telah menjelaskan dalam firmanNya bahwa Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia. Namun pada saat ini dengan gamblangnya manusia (muslim) meninggalkan perintah Allaah dalam mengambil hukum setiap aspek kehidupan.

Saat ini sangat minim pemahaman umat terhadap Al Quran. Banyak diantara kita gemar membaca Quran namun sedikit yang mau mentadabur Al Quran, sehingga kita hanya berlomba-lomba siapa yang paling banyak bacaan dan tidak bisa memahami apa yang sudah Allaah perintahkan dalam ayat yang dibaca.

Kesadaran umat akan pentingnya membaca, memahami, mengamalkan, lalu menyampaikan isi kandungan Al Quran belum terlaksana. Hai ini disebabkan umat terikat dengan pemahaman sekulerime. Terbelenggu dengan pemahaman yang di buat oleh kaum kafir untuk menjerumuskan uamat Islam. Mereka tidak akan membiarkan uamt Islam bangkit.

Selama lebuh kurang 13 abad Islam menguasai lebih kurang dua pertiga dunia dengan gemilang. Dengan siasat yang matang kaum kafir berusaha meruntuhkan kegemilangan peradaban Islam. Dengan mulai menyusup kurikulum, peradilan, sehingga mereka mampu menguasai pemikiran umat Islam, dengan menjejal pemahaman-pemahaman yang mereka ciptakan.

Sejak 101 tahun atau satu abad lebih lalu Islam mulai runtuh. Samapai saat ini kaum muslim tidak lagi memiliki pemimpin. Runtuhnya pemerintahan Utsmaniah 3 Maret 1924 lalu maka runtuhlah pradaban Islam. Sekarang kaum muslim belum semua bisa difahamkan dengan pemahaman Islam yaitu semua hukum ehidupan sudah Allaah atur dalam Al Quran. Mulai dari banhun tidur sampai bangun negara. 

Ketika kita menyampaikan hukum-hukum bersumberkan Al Quran kita dituduh radikal. Ketika memahamkan Islam secara kaffah, katanya beragama itu biasa saja, jangan terlalu fanatik. Inilah pengaruh yang sangat mendarah daging yang sudah ditancapkan oleh kaum kafir ke dalam nadi kaum muslim. Mereka sengaja menyeret kitaagar jauh dari Al Quran tapi kaum mulsim tidak sadar.

Padahal printah memahami dan masuk Islam secara kaffah sudah Allaah tuangkan dalam firmanNya surah Albaqoroh ayat 208:

Wahai orang-orang yang berima! Masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (Albaqoroh: 208)

Allah sudah mengaskan kepada kaum muslim agar menjalankan kehidupan ini sepenuhnya wajib secara keseluruhan mengambil hukum bersumberkan Al Quran. Namun kenyataannya, kaum muslim masih mengabaikannya. 

Andai mereka mengetahui bahwa azab Allaah sangat pedih. Ancaman Allaah bukan ucapan belaka, niscaya kaum muslim tidak akan terlena berada di sistem yang kufur.

Seperti ancaman Allaah terhadap muslim yang mengingkari ayat-ayatNya. Ketika menjalankan hidup ini tidak mengambil hukuk dari Al Quran Allaah telah mengancam dalam Al Quran surah Al A’raf ayat 96:

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat kami), maka kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. Al A’raf : 96

Jadi jelas sekali bahwa kita tidak boleh berislam hanya mengambil hukum Allaah sekerat-sekerat. Untuk mengembalikan kaum muslim kepada Al Quran, dibutuhkan kesadaran kaum muslim itu sendiri, menggunakan potensi yang Allaah anugrahkan berupa akal dengan sebaik-baiknya. Sadar akan kesilapan telah sangat percaya dengan sistem kufur, di sini kaum muslim di ajak berfikir dengan betulkah Allaah yang memberi kehidupan, aturannya kita tinggalkan. 

Kaum muslim harus berfikir. Betulkah makhluk bisa membuat aturan untuk kaum muslim, sementara yang memberi dia hidup adalah sang kholiq. Betulkah kaum muslim akan bisa selamat dari siksaan Allaah dengan menjalankan kehidupan ini berlandasakan sekulerisme, Allaah di sembah aturan Allaah dianggap sampah. Betulkah kaum muslim bisa terlepas dari hisab Allaah ketika semasa hidup berpedoman pada aturan sekulerisme? Betulkan aturan sekulerisme bisa melepaskan kaum muslim dari siksa neraka Allaah? Renung-renungkanlah!

Ingin kembali ke aturan Islam yang bersumber Al Quran yakni hukum halal dan haram. Hanya dengan bersatu dalam menegakkan khilafah. Bernaung dalam satu daulah islam. Semoga ramadhan tahun ini ramadhan terakhir kaum muslim tanpa junnah, tanpa khilafah, dan tanpa Daulah Islam.

Wallaahu a’lambishoawab.


Share this article via

17 Shares

0 Comment